74. Aku Merindukanmu! Aku Rindu! Sangat Merindukanmu!

14.4K 1.5K 531
                                    

Ketika Jaemin kembali ke rumah, dia merasa suasana di rumah begitu kosong dan sepi. Bahkan dia terlalu malas untuk memasak dan memilih untuk memasak mie instan saja. Jaemin tidak pernah membayangkan, Jeno yang baru pergi selama sehari saja sudah membuat Jaemin begitu kesepian. Jeno sudah seperti sumber energi bagi Jaemin. Dan ketika sumber energinya tidak bersama dengannya, Jaemin terlalu malas untuk melakukan kegiatan apapun. Setelah selesai dengan mie instannya, Jaemin menelpon Jeno.

"Ada apa?"

"Jeno— kapan kau pulang?"

"Aku baru pergi selama sehari."

"Jika kau tidak segera kembali, aku akan menua."

"Bagus kalau kau mati karena menua."

"Jeno— setelah kau pergi, aku baru menyadari bahwa meskipun kau selalu mengomeliku, aku tetap merasa lebih nyaman."

"Sepertinya ini waktunya kau minum obatmu. Baiklah, aku harus pergi makan dulu."

Belum ada satu menit, panggilan dari Jaemin sudah diputus oleh Jeno.

Jaemin merasa bosan, dia pun berguling-guling di atas sofa. Awalnya Jaemin pikir jika Jeno tidak ada di rumah, Jaemin bisa lebih santai, dia bisa melakukan hal-hal yang biasanya tidak berani dia lakukan ketika ada Jeno.

Misalnya: dengan masih menggunakan sepatu dan naik ke atas sofa, atau menonton TV hingga larut malam? Tapi saat Jeno benar-benar tidak ada di rumah, melakukan segala hal itu terasa tidak menarik lagi. Akhirnya dia memutuskan untuk menemui Haechan dan teman-temannya.

Ketika mereka sedang makan malam di sebuah restauran, Lucas mendapati Jaemin yang tengah melamun.

"Ada apa? Apa akhirnya Jeno mencampakkanmu?"

"Cih! Mustahil!"

Haechan ikut menambahkan, "Jika Jeno ada di rumah, mana mungkin kau akan mau menemui kami"

Jaemin menepuk bahu Haechan, "Tepat sekali, Jika Jeno ada di rumah, mana mungkin aku ingat dengan kalian semua."

"Kau! Hanya cinta saja yang kau pikirkan dan melupakan teman-temanmu, sialan!"

"Bukankah semua orang sama?"

Jaemin dan teman-temannya bersenang-senang malam itu. Mereka terus saja membujuk Jaemin untuk minum karena Jeno sedang berada di luar kota. Walaupun awalnya Jaemin menolak, akhirnya dia minum sedikit. Hanya dua gelas bir.

Sekitar pukul 10 malam, mereka kembali ke rumah masing-masing. Jaemin dengan sempoyongan berjalan ke rumah. Tiba-tiba terdengar nada panggilan di ponselnya. Jaemin masih bisa membaca nama Jeno di layar ponselnya.

"Dimana kau?"

"Aku? Aku masih di luar."

"Sedang apa kau diluar?"

"Tadi Lucas dan lainnya memaksaku untuk keluar makan bersama mereka. Bagaimana kau bisa tahu kalau aku tidak dirumah?"

"Apa kau idiot? Aku menelpon ke rumah dan tidak ada yang mengangkatnya."

"Oh... ya ya."

"Aku akan menelpon kembali ke rumah dalam waktu 15 menit. Jika masih tidak ada yang menjawab, Na Jaemin, kau harus bersiap-siap memberikan alasan padaku."

"15 menit?!"

"Kau pikir sudah jam berapa sekarang?! Kau masih ingin berkeliaran di luar?!" Jeno Iangsung memutus panggilannya.

Jaemin memasukan ponselnya ke dalam kantong, lalu segera mencari taksi dan bergegas pulang. Ketika tepat 15 menit berlalu, telpon rumah pun berdering. Jaemin buru-buru menerima panggilan itu.

[✔️] Boyfriend | NominWhere stories live. Discover now