61. Na Jaemin Pergi dari Kampus

12.8K 1.4K 526
                                    

"Jeno, tidak bisakah kau menemaniku pergi?" Jaemin semakin mengeratkan pelukannya. Sekarang dia sedang bermanja-manja pada Jeno yang duduk di sofa sambil menonton TV.

"Kau ingin aku menemanimu pergi ke kampus?"

"Hari ini aku akan mengajukan izin untuk meninggalkan kampus. Kau kan seniorku, kau lebih berpengalaman, kau juga lebih tahu apa yang perlu dilakukan. Kau kan tahu bagaimana otakku bekerja? Tanpamu dia tidak akan berfungsi dengan baik."

Semester ini akhirnya Jaemin memutuskan untuk mengajukan izin meninggalkan kampus. Dia akan segera memulai praktek kerja lapangannya. Jaemin ingin membuat jarak antara dirinya dan Jeno menjadi semakin dekat. Ketika mulai membayangkan hal itu, dia jadi semakin bersemangat.

Jaemin yang duduk diatas pangkuan Jeno, kini semakin mengusak kepalanya di leher Jeno.

"Kenapa kau tiba-tiba berubah menjadi lembut dan menurut?"

"Itu karena kau terus dan semakin mencintaiku."

"Tolong hentikan, aku ingin muntah mendengarnya."

Jaemin memberikan cubitan kecil di perut Jeno. Kemudian Jeno berusaha melepaskan dirinya dari Jaemin yang tengah memeluk erat tubuhnya.

"Kalau begitu cepatlah bersiap, kau akan terlambat untuk mendaftar."

Diam-diam Jaemin memperlihatkan senyum liciknya. Setelah lama tinggal bersama, Jaemin akhirnya menyadari bahwa Jeno tidak akan bisa tahan saat dia bersikap lembut dan menurut. Biasanya jika Jaemin bersikap seperti itu berarti dia sedang menginginkan sesuatu dari Jeno. Dan biasanya Jeno akan selalu mau melakukannya. Ini merupakan salah satu kelemahan Jeno yang berhasil Jaemin temukan.

Jaemin terkikik geli, memikirkan bahwa akhirnya dia bisa menemukan kelemahan Jeno.

"Apa yang sedang kau lamunkan?! Cepat bersiap!" Jeno menepuk pelan kepala Jaemin.

"Ya...ya...ya."

🐁🐁🐁

Saat mereka berdua tiba di kampus, sekali lagi Jeno berhasil menyebabkan para gadis di kampus berteriak-teriak mengaguminya.

Dengan sabar Jeno menunggu Jaemin untuk mendaftar ke bagian administrasi. Dia juga menemani Jaemin untuk menemui dosen agar mendapatkan berkas-berkas yang diperlukan.

Jeno berdiri di sebelah Jaemin saat sedang menemui dosen. Tetapi dosen wanita itu berdiri dan segera menuangkan segelas air minum untuk Jeno.

"Jeno, ku dengar setelah lulus kau masih melakukan hal yang luar biasa. Ada apa kau datang kesini dan menemuiku?"

Dosen itu bersikap akrab dengan Jeno dan mengabaikan Jaemin yang juga berada di depannya.

"Saya kesini untuk menemani Na Jaemin mendaftar permohonan praktek kerja."

Setelah Jeno menjelaskan maksud kedatangannya, barulah Dosen itu menyadari bahwa ada Jaemin yang berada di sebelah Jeno.

"Na Jaemin? Kalian berdua saling kenal?" kemudian Dosen tersebut terlihat menggosok-gosok dagunya. "Apa kampus sedang membuat program bagi pelajar terbaik untuk mau membantu pelajar yang kurang pintar?"

Perkataan Dosen itu terlalu blak-blakan. Kata-kata itu sudah berhasil melukai harga diri Jaemin yang tidak seberapa itu.

"Bu, surat izin prakteknya?"

Jeno mulai kehilangan kesabarannya dan langsung mengingatkan dosen itu.

"Oh... ya sebentar."

Dosen itu berbalik, lalu sedikit menundukkan badannya dihadapan mereka, sembari mencari berkas-berkas yang Jaemin butuhkan.

[✔️] Boyfriend | NominOnde as histórias ganham vida. Descobre agora