69. I Want To Be With You Forever

11.7K 1.4K 562
                                    

Renjun membantu Jaemin menemukan sebuah tempat untuk kerja praktek. Sebenarnya Jaemin merasa ragu untuk meninggalkan gaya hidup nyaman yang dia jalani selama ini, tetapi setelah mengetahui kalau tempat kerja prakteknya dekat dengan kantor Jeno, dia pun segera menyetujuinya. Jaemin bahkan ikut dengan Renjun untuk melihat-lihat tempat kerja mereka. Jaemin merasa cocok dengan tempat kerjanya nanti.

Setelah berpisah dengan Renjun, dia pun segera berlari ke kantor Jeno.

"Jeno!" Jaemin dengan bersemangat membuka pintu kantor Jeno.

"Ada apa?"

"Aku ingin memberitahumu, aku sudah menemukan tempat untuk praktek kerja."

"Kau sudah menemukannya?" Tanya Jeno tak yakin.

"Apa maksud nada suaramu itu? Aku jelaskan padamu, dulu itu aku hanya sedang tidak ingin bekerja, tetapi begitu aku ingin, ternyata ada begitu banyak tempat yang membutuhkanku! Selama ini kau menilaiku hanya dari luar saja. Kau belum tahu bagaimana potensiku yang sebenarnya."

"Apa benar begitu?"

Jaemin merasa kesal dengan nada pertanyaan Jeno. Dia duduk di atas sofa kemudian menaikan kedua kakinya ke atas meja.

"Cepat suruh sekretarismu untuk mengambilkanku segelas air."

Jaemin sudah bertingkah seolah-olah seorang 'istri' bos sambil menggoyang-goyangkan kakinya .

"Sekali lagi kau goyangkan kakimu seperti itu, aku akan mematahkannya."

Jeno menyambungkan interkom ke sekretarisnya dan memintanya untuk membawakan segelas air. Tidak berapa lama kemudian, sekretarisnya datang dengan membawakan air yang diminta tadi. Lalu memberikannya pada Jaemin dengan sopan. Jaemin merasa puas.

"Gadis muda, sikapmu sangat sopan."

"Abaikan saja perkataannya. Kau boleh keluar sekarang." Ucap Jeno pada sekretarisnya itu. Lalu dia menatap tajam Jaemin, "Aku lihat sepertinya kau akan berubah semakin arogan setelah mendapatkan pekerjaan. Dalam beberapa hari lagi, kau mungkin akan mencoba untuk menginjak kepalaku."

Jaemin menangkap ekspresi dingin Jeno, dia cepat-cepat bergeser menghampiri pria itu sambil bersikap manis.

"Bagaimana mungkin aku berani bersikap seperti itu padamu, yang bisa aku lakukan cuma berada di atas tubuhmu."

Sambil berkata seperti itu, Jaemin memanjat naik ke atas pangkuan Jeno dan memeluknya dengan erat. Melihat Jaemin yang bersikap manja dalam pelukannya, Jeno tidak bisa menahan senyumannya.

"Ketika kau sudah mulai bekerja nanti, lalu siapa yang akan melakukan pekerjaan rumah?"

"Kau kan bisa menyewa seseorang untuk melakukannya. Aku tidak bisa mengerjakannya lagi. Jika aku tidak fokus dengan pekerjaanku, aku bisa kehilangan muka nantinya." Jaemin benar-benar berpikir bahwa dirinya begitu penting.

Jeno menggerakkan bahunya, "Kalau begitu aku akan mencari seorang pembantu rumah tangga yang cantik."

Perkataan Jeno itu langsung membuat Jaemin membayangkan sebuah adegan di dalam drama, saat seorang pembantu rumah tangga yang masih muda belia menjalin hubungan dengan tuan rumah tempat dia bekerja.

"Tidak!! Jika wanita itu sampai menyukaimu, maka itu akan berbahaya!"

"Kalau begitu aku akan mempekerjakan seorang pria."

"Tidak... tidak! Tidak boleh!" Jaemin menggelengkan kepalanya keras-keras. "Pria atau wanita tidak boleh! Sepertinya harus aku sendirilah yang mengerjakannya."

Jeno menang lagi.

Jadi sekarang Jaemin harus memasak, membersihkan rumah, mencuci baju, dan juga masih harus bekerja. Dia sudah terlihat seperti seorang istri sekarang. Jaemin merasa bangga dengan dirinya sendiri karena dia tidak hanya pandai di dapur, di tempat kerja dan juga pintar di ranjang. Kalau seperti ini, Jeno pasti akan sangat mencintainya.

[✔️] Boyfriend | NominWhere stories live. Discover now