16. Na Jaemin Seperti Sapi Tua

19.1K 2.7K 349
                                    

Akhirnya Jaemin dengan ragu-ragu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Jeno. Ketika ia sedang menunggu panggilan tersambung, ia akan berjalan menyeberang karena ia melihat sebuah toko roti di seberang jalan.

"Halo.." Jaemin merasa dirinya begitu bodoh.

"Ya?"

"Jeno, bagaimana caranya bisa sampai ke rumah mu? Aku tersesat di bandara."

Orang yang sedang berada di sambungan lainnya tidak berkata apapun. Kemudian Jeno mulai mengomeli Jaemin.

"Na Jaemin! Apa yang ingin kau dengar apa yang akan ku katakan padamu? Kau sungguh berpikir bahwa kau sedang berada dalam drama? Dasar idiot, bodoh!"

"Aku..."

Jaemin tidak bisa berkata apa pun ,ia menendang nendang salju yang berada di bawah kakinya.

"Aku akan menyusulmu kesitu sekarang. Kau tetap ditempat kau berada sekarang, jangan bergerak!"

"Tapi... "

"Tapi apa?!"

"Aku sedang menyeberang jalan. Jika aku tidak bergerak, aku akan tertabrak dan tewas di jalan." Jaemin merasa tidak berdaya.

Jeno terdiam, lalu ia berteriak.

"WTF!!! Mengapa kau berbicara ditelpon denganku saat kau sedang menyeberang jalan??!!!"

Jeno langsung memutuskan sambungan telepon. Ia meraih jaketnya tanpa berkata apapun pada orang tuanya. Ia membawa kunci mobil Ayahnya dan bergegas menuju bandara.

Disepanjang jalan Jeno terus merutuki Jaemin.

Bagaimana kalau seandainya baterai ponselnya habis?

Bagaimana jika seandainya ia tidak mendengar panggilan masuk tadi?

Na Jaemin idiot! Tidak tahu entah sudah berapa lama bocah itu dibandara!!

Na Jaemin ini, selalu saja tidak pernah berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak.

Setelah hampir lebih dari setengah jam, Jaemin melihat Jeno yang sedang turun dari mobil. Ekspresi Jeno terlihat suram. Ia berjalan menghampiri Jaemin.

"Mengapa kau tidak menunggu didalam bandara? mengapa kau di luar?"

Hidung Jaemin sudah berubah merah karena udara yang dingin. Satu tangannya sedang memegang kotak kue dan tangan lainnya memegang kotak lilin. Ia menatap Jeno dengan ekspresi tak berdaya seperti seekor anak anjing.

"Aku takut jika kau tidak bisa menemukan ku."

"Hanya kau dan wajah yang seperti itu, aku bisa dengan mudah menemukanmu dikeramaian."

Jeno mengambil kotak kue yang Jaemin pegang dan menggengam tangan Jaemin, kemudian menariknya menuju mobil. Jaemin merasa lebih hangat sekarang. Ia memeluk erat kotak kue itu, takut kalau kalau isinya rusak.

"Aku... aku... aku sebenarnya ingin memberikanmu kejutan." Jaemin tidak berani menatap kearah Jeno.

"Bukankah aku sudah mengatakan padamu aku akan segera kembali dalam beberapa hari lagi?"

"Aku ingin bersama denganmu dihari ulang tahunmu."

Jeno menatap wajah Jaemin yang bersemu merah.

"Kau pikir seorang seme akan perduli dengan ulang tahunnya?"

Jaemin bergumam. "Aku pikir hanya kau yang tidak perduli."

"Lalu, kau sekarang ingin ikut aku kerumah, atau~" Jeno membisiki kata terakhirnya pada Jaemin. "~hotel?"

[✔️] Boyfriend | NominWhere stories live. Discover now