49. Selamat Natal (Part 1)

11.8K 1.5K 539
                                    

Hari Natal pun semakin dekat.

Jaemin tampak mulai sibuk menggunakan uang yang dia dapatkan dari camping kemarin untuk membeli banyak barang. Lampu-lampu kecil warna-warni, bunga-bunga kertas, lilin natal dan tentu saja semua itu dia beli tanpa sepengetahuan Jeno.

Berdasarkan karakter Jeno, dia tidak akan mau merayakan natal seperti ini. Jeno tidak pernah menyukai merayakan sesuatu yang seharusnya dirayakan seperti orang lain pada umumnya. ltulah yang bisa Jaemin simpulkan berdasarkan pengamatannya selama bersama Jeno.

Masih ada dua hari lagi sebelum hari natal, Jaemin sedang memegang remote TV mulai mengganti-ganti siaran. Dia melihat stasiun TV yang menayangkan 'Perjalanan Ke Barat' entah untuk yang keberapa kalinya.

Jaemin menoleh dan berbicara pada Jeno yang duduk disampingnya.

"Jeno, karakter mana yang tidak kau sukai dalam film ini?"

"Si biksu."

Jaemin bingung, "Kenapa kau membencinya? Dia pria yang baik. Dia juga terlihat terpelajar."

"Dia bersikap seperti seorang wanita. Tidak sanggup menginjak semut, tidak bisa membunuh siluman. Tetapi sepertinya dia menyukai disentuh dan digoda oleh para siluman itu. Aku tidak ingin menontonnya."

"Bagaimana bisa dia tergoda?"

"Ku lihat dia menikmati setiap sentuhan para siluman itu." Jeno menggerakkan bahunya.

"Baru kali ini aku tahu seperti inilah penilaianmu pada si biksu."

"Ganti siaran lain. Tidak ada hal penting dari menonton acara seperti itu. Jalan ceritanya selalu saja sama. Ada siluman yang turun dari langit ingin memakan si biksu. Lalu pada akhirnya mereka semua akan dikalahkan oleh si kera atau mereka akan mendapat bantuan dari langit. Dan selalu saja berakhir 'tuan, tolong berikan kami kesempatan lagi'. Bukankah kau tahu kalau sebelum si kera turun dari langit dia sempat berperang dengan para dewa dan dewi diatas sana? Mereka semua bahkan tidak bisa mengalahkannya. Tapi ketika dia ada di bumi, dia bahkan kesulitan saat bertarung melawan siluman ular atau kelinci, apa itu masuk akal?"

Jaemin mengangguk, "Kau menceritakan film ini begitu detail." Jaemin memberikan Jeno pujian. "Jeno, aku belajar banyak hal darimu."

"Hal seperti ini tidak perlu kau pelajari."

"Jeno, apa kau memiliki sesuatu yang kau inginkan?" Jaemin mengganti topik, dia sedang menguji Jeno kalau saja pria itu akan meminta sesuatu padanya.

"Tidak ada." ucap Jeno cepat.

"Bagaimana bisa? Kau benar-benar tidak menginginkan sesuatu?"

"Wisata ke matahari." jawab Jeno asal.

Jaemin terkejut. "Apa kau tidak menginginkan sesuatu yang lebih sederhana misalnya?"

"Paket wisata mengelilingi matahari?"

"Tidak adakah keinginanmu yang lebih normal?"

"Aku lebih memilih harapan yang mustahil untuk dikabulkan. Kenapa kau bertanya? Kau pikir kau seorang Jin pengabul harapan?" Jeno mengambil remote TV yang di bawa Jaemin dan menggantinya ke siaran berita.

🐁🐁🐁

"Baiklah!"

Malam ini adalah Malam Natal. Setelah Jeno pergi bekerja, Jaemin bersiap-siap pergi keluar. Dia pergi untuk mencari pohon natal.

Kini Jaemin tiba disebuah tempat terpencil. Setelah berkeliling, dia menemukan sebuah pohon pinus yang dia sukai. Lalu Jaemin mengeluarkan kapak dari dalam tasnya, menghirup nafas panjang, menggosok-gosok kedua tangannya dan mulai menebang pohon itu.

[✔️] Boyfriend | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang