70. Seperti Seekor Kelinci

9.8K 1.4K 466
                                    

Halo sayang sayangku😘




Di hari berikutnya,

Jaemin bangun lebih pagi, perlahan dia turun dari tempat tidur dan mulai sibuk di dapur. Jaemin sedang membuat bekal makan siang untuk mereka berdua nanti. Setelah selesai, diam-diam dia memasukkan bekal makanan itu ke dalam tasnya.

Jeno bangun dan terlihat curiga dengan tingkah aneh Jaemin.

"Apa yang sedang kau kerjakan?"

"Hanya olahraga." Jaemin berpura-pura merenggangkan tangan dan kakinya di dapur.

Jeno berjalan melewatinya. "Lebih baik kau tidak melakukan hal aneh di belakangku."

"Tolong jangan berpikir seperti itu tentangku."

Setelah selesai mandi, Jeno menuju ruang makan. Dia meminum segelas susu yang sudah Jaemin siapkan.

"Bagaimana pekerjaanmu?"

"Baik-baik saja. Orang-orang di sana sangat ramah, mereka memperlakukanku dengan baik. Jeno, apa mereka tertarik padaku?"

"Kau berpikir terlalu jauh."

"Bukankah aku harus tetap waspada?"

"Aku katakan padamu kalau kau berpikir terlalu jauh. Jangan buang waktu, cepat makan. Aku tidak akan menunggumu."

Jaemin cepat-cepat berlari menuju meja makan dan segera memasukkan sepotong roti ke dalam mulutnya.

Melihat tingkah Jaemin yang seperti itu, Jeno pun bertanya, "Jaemin, apa kau sudah menyikat gigi dan mencuci wajahmu?"

"Belum... bagaimana kalau hari ini aku pergi ke kantor tanpa harus mencuci muka ataupun menyikat gigiku?"

Jeno yang sedang memakan rotinya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tidak pernah menduga kalau kau orang yang seperti itu." Wajah Jeno terlihat kecewa.

Jaemin cepat-cepat menelan rotinya. "Bukan begitu. Hari ini aku hanya sedang malas. Biasanya aku selalu menyikat gigi dan juga mencuci wajahku."

"Kalau begitu cepat sana lakukan!"

Jaemin bersikap patuh, dia mengangguk lalu segera menuju kamar mandi. Dengan gelembung pasta gigi di mulutnya, Jaemin mengintip keluar kamar mandi.

"Apa aku boleh mandi sebentar? Tanpa mandi sepertinya aku tidak akan nyaman nanti."

Jeno menatap Jaemin dengan tatapan terganggu. "Kau benar-benar terlalu berlebihan."

🐁🐁🐁

Hal yang menyiksa bagi Jaemin adalah menunggu waktu berlalu ketika berada di kantornya. Hingga akhirnya waktu makan siang pun tiba. Sambil memeluk tas berisi bekal makan siangnya, Jaemin segera berlari menuju kantor Jeno. Saat dia tiba, Jaemin terlihat kehabisan napas. Dia langsung membaringkan tubuhnya di atas meja kerja Jeno sembari menarik napas.

Jeno melirik Jaemin yang menindihi dokumen-dokumen miliknya, dokumennya kini terlipat. Jeno mengerutkan dahinya. Jaemin akhirnya bisa bernapas teratur dan memperhatikan ekspresi di wajah Jeno. Jaemin dengan malu-malu beranjak bangun.

"Jeno... hari masih siang, jangan memikirkan hal mesum."

"Aku tidak sedang memikirkan apapun."

"Jangan bohong, kalau tidak lalu kenapa kau menatap tubuhku seperti itu?"

"Kau benar-benar hanya hidup di dunia imajinasimu sendiri!" Jeno beranjak bangun dari tempat duduknya, "Ayo pergi makan siang."

Jaemin menarik lengan baju Jeno. "Akan merepotkan kalau kita keluar hanya untuk makan siang."

[✔️] Boyfriend | NominWhere stories live. Discover now