19. DON'T CLICK ! ANEH

Beginne am Anfang
                                        

"Aku mengambil barang," jawab Lolita melihat satu persatu temannya.

"Lalu apa masalahnya? Apa kau dikejar seseorang?" tanya Rose.

"Tidak, bukan aku. Tapi pak Nilson, dia juga datang ke sekolah malam-malam," jawab Lolita membuat mereka terkejut.

"Apa? Untuk apa dia ke sekolah?" tanya Norvin bingung.

"Aku melihatnya sembunyi-sembunyi. Dia berkelahi dengan seseorang, aku tidak lihat jelas. Tapi aku rasa ... dia adalah pembunuhnya," jelas Lolita langsung menuduh begitu saja tanpa bukti yang jelas.

"Setelah itu?" tanya Rose penasaran.

"Setelah itu aku benar-benar terkejut karena Gior juga datang ke sana." Sontak saja mereka menoleh dengan wajah yang sulit diartikan saat Lolita menyebutkan nama Gior.

"Ah benar, apa setelah kita semua pulang dari rumahnya, Gior langsung pergi ke sana?" tanya Lucas kembali mengingat-ingat.

"Apa kalian belajar bersama?" tanya Rose tersenyum sinis pada laki-laki yang duduk berjajar.

"Kenapa?" tanya Lucas ketus.

"Aku rasa antara pak Nilson dan Gior ada hubungan," jelas Lolita.

"Ah benar, di rumah Gior ada foto sewaktu dia kecil dengan seorang laki-laki, apa jangan-jangan dia adalah ... pak Nilson?" tebak Frans.

"Lucas," panggil Norvin dan Lucas menoleh ke arahnya. "Keluarga mu adalah keluarga terpandang dan banyak koneksi, kenapa tidak tanya dengan mereka soal pak Nilson?" tanya Norvin pada Lucas.

"Tidak bisa, aku tidak mau," tolak Lucas sembari menghela napasnya lelah.

"Kenapa? Bukankah itu mudah? Jika kita sudah tahu siapa dia sebenarnya, maka posisi kita tidak akan terancam, kau mau hidup terus-terusan di teror?" tanya Norvin membuat Lucas terdiam dan berpikir.

Lucas menghela napasnya kasar, "Baiklah akan aku usahakan untuk mencari tahu. Tapi kalau aku tidak mendapat apapun itu bukan salahku, bagaimana?" tanya Lucas dan mereka hanya mengangguk menyetujuinya, mau bagaimanapun mereka harus ke luar dari posisi yang sangat mengancam nyawanya, jika salah langkah maka DOR! Hanya tersisa nama dan kenangan saja.

***

Willy dan Zetta kini sedang mengurusi urusan di kantor, yaitu sedang berdiskusi tentang kasus kematian para siswa Andromexius School yang misterius. Bagaimanapun juga ini harus cepat diselesaikan sebelum bertambahnya korban selanjutnya.

"Aku benar-benar bingung sekarang," kata Zetta tapi Willy masih fokus pada tulisan di hadapannya.

"Kenapa?" tanya Willy.

"Kenapa pelaku tidak membunuh Nevan? Kenapa dia malah membiarkan Nevan hidup? Apa dia adalah seseorang yang kita kenal?" tanya Zetta.

"Aku rasa juga begitu, bahkan aku merasa Nevan menyembunyikan sesuatu dari kita. Dia pasti memiliki informasi lebih dari ini."

"Mmm ... apa aku juga harus menyamar?" tanya Zetta santai yang langsung diberi tatapan sinis oleh Willy.

"Cukup Nevan saja, kita sudah kesulitan karena harus mengatasi pak Alson."

Zetta mengangguk pelan, lalu dia bangun dari duduknya dan menyeret sebuah papan tulis dan menuliskan sesuatu, "Apa kau siap untuk ini?" tanya Zetta sambil tersenyum penuh arti.

Willy bangun dari duduknya lalu memasangkan foto korban mulai dari Ben sampai pada kasus Kristy.

"Baiklah, jadi kasus ini berpusat pada sosial media, kita sudah lihat kamera CCTV di setiap TKP yang menunjukkan sebelum mereka meninggal mereka mengakses komputer, aku yakin bahwa dalam komputer itu ada sebuah situs terlarang." Willy menuliskan hal-hal yang penting di sana dengan telaten.

"Ada barang-barang milik korban yang juga ikut menghilang, yaitu name tag mereka, pelaku begitu terampil bahkan dia tidak meninggalkan satu sidik jari pun di TKP, apa mungkin dia menggunakan sarung tangan saat membunuh korban?" tanya Zetta dan Willy mengangguk.

"Itu bisa saja terjadi, tapi pasti si pelaku ini menyembunyikannya di sebuah tempat. Bisa rumah, bangunan terbengkalai, atau yang lainnya."

Zetta berpikir, "Dari kasus Ben, dan Leanna keduanya ditemukan di sekolah saat menjelang malam, lalu Karlos dan Kristy ditemukan di luar sekolah, jika pelaku mencari korbannya di luar kenapa mereka malah membunuh siswa Andromexius School? Kenapa tidak ada kasus pembunuhan selain siswa Andromexius School? Apa pelaku memang sudah merangkainya?" tanya Zetta, "Dan oh ya, soal siswa yang hilang bernama Vey, aku menemukan ini di tempat arsip kasus. Sepertinya kasus ini terbengkalai dan tidak diatasi dengan jelas karena kurang bukti. Tapi disini dijelaskan kalau korban hilang saat pulang sekolah, apa dia diculik?" tanya Zetta membuat Willy diam dan berpikir.

"Apa kita harus mengandalkan Nevan untuk mencari lagi sesuatu di sekolah?" tanya Willy.

"Tapi itu bisa saja mengancam keselamatan Nevan."

Willy melihat Zetta penuh arti, "Nevan adalah orang yang ambisius, dia pasti bisa mengatasinya, bahkan pelaku tidak berani membunuh Nevan saat Nevan menyaksikan semuanya, itu berarti pelaku memang mengenal dekat Nevan," jelas Willy dan pada saat itu ada seseorang yang menggedor-gedor pintu ruangan membuat keduanya menoleh dengan wajah terkejut.

"Buka! Sedang apa kalian di dalam?" Suara itu seperti bencana bagi mereka, dengan cepat Zetta menutupi papan tulis tempat mereka menuliskan kasus.

"Sial, kenapa harus saat ini?" tanya Willy yang sedang bersiap untuk membuka pintu.

Dan benar saja, saat Willy membukanya laki-laki yang bernama Alson masuk dengan wajah penuh keheranan sekaligus kesal karena keduanya lama dalam membuka pintu, "Sedang apa kalian berdua di dalam?" tanya Alson sambil melirik keduanya secara bergantian.

"Kami hanya sedang berdiskusi," jawab Zetta.

"Kenapa harus dikunci?" tanyanya.

Zetta melirik ke arah Willy, "Kami hanya ingin fokus tanpa gangguan," jawab Willy.

Alson mengangguk, "Apa Nevan sudah mencari buktinya?" tanya Alson memastikan kalau Nevan benar-benar sedang mencari bukti, "Apa kalian membantu Nevan?" tanya Alson.

"Iya, kami membantunya," jawab Zetta dengan cepat.

"Sampai mana kasus ini terpecahkan?" tanya Alson yang matanya melirik pada papan tulis, "Apa ini?" tanya Alson berjalan mendekat ke arah papan tulis membuat keduanya gugup.

"Bukan apa-apa," jawab Zetta.

"Aku ingin lihat supaya tidak ada lagi kecurigaan di antara aku dan Nevan." Zetta melirik Willy untuk meminta persetujuan darinya, dan Willy mengangguk pelan.

Tangan Zetta meraih kain penutup lalu membukanya. Alson mengamati satu persatu foto dan tulisan yang ditulis Willy tadi, "Apa kalian mendapat informasi dari Nevan?" tanya Alson pada keduanya.

Keduanya mengangguk bersamaan, "Sekarang dia ada di mana? Lalu dia mendapatkan semua informasi dari mana?" tanya Alson selidik.

Willy dan Zetta saling melirik satu sama lain, lalu saat itu juga Willy tertawa padahal tidak ada yang lucu dan membuat Alson langsung menoleh dengan keheranan, "Kenapa?" tanya Alson heran melihat Willy yang tiba-tiba tertawa.

"Pak Alson tinggal tunggu saja—"

"Tidak tidak, aku butuh kejelasan dari Nevan secara langsung, sekarang dia ada di mana? Aku perlu bicara dengannya sebelum kantor pusat menanyakannya duluan, cepat hubungi dia, entah kenapa aku tidak bisa menghubungi Nevan saat kasus ini dimulai," keluh Alson membuat keduanya bingung. Apa Nevan memblokir nomor atasannya sendiri? Apa dia benar-benar sudah gila?

DON'T CLICK

Don't Click [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt