Zou mau berjalan beriringan dengannya, walaupun pandangan cowok itu lurus kedepan.
Lihatlah keringat yang mengalir dari pelipisnya, membuat Naya menahan nafasnya sebentar kenapa jadi tampan sekali.

Oh tuhan kuatkan jantungku.

"Kalo sampe nabrak dinding gue nggak tanggung jawab,"ujar Zou yang mulai jengah karena terus diperhatikan.

Naya langsung menatap kedepan.

"Mau anterin aku kekelas ya?"tanya Naya dengan mata sekali-kali melirik.

"Mau ngembaliin bola."

Naya tertawa,"ngembaliin bola itu dibawah bukan diatas tau Zou."

"Bukan urusan lo!"

Naya menarik tangan Zou agar lelaki itu berhenti berjalan,"kamu itu kenapa si Zou? Kemaren aja manis banget sama aku yang katanya mau belajar nerima aku lah, terus sekarang apa? Kamu masih sama kaya biasa, NYEBELIN,"cecar Naya merenggut.

Zou manautkan alisnya sangat dalam,"gue kan lagi belajar jadi wajar kalo ada salah,"ujarnya pelan seraya melepas tangan Naya.

"Kamu yang janji kenapa kamu yang juga yang ngingkarin,"sergahnya emosi.

"Udahlah Zou terserah kamu,"Naya berlari menuju kelasnya.

Dengan cepat Zou mengejarnya menyelesaikan masalah sepele ini.

"Lo kenapa dah,"herannya saat berhasil mengadang gadis itu.

"Entah ya Zou pikir aja sendiri,"jawabnya memalingkan wajah.

Terdengar helaan nafas berat Zou.

"Oke sorry,"Zou mendekatkan wajahnya ke telinganya,"kita kan sama-sama belajar jadi harus sabar ya,"ujarnya dengan lembut.

Siapa juga yang tahan jika diperlakukan seperti ini apalagi Naya perempuan yang banyak maunya, walau samar tapi bibirnya tidak kuasa untuk melengkung membentuk senyuman.

"Jangan terlalu kasar nanti aku sakit."

Dengan berat hati Zou mengangguk dengan senyum tipis.

"Gue duluan ya,"Zou mengusap tangan Naya sebelum benar-benar pergi.

Tidak perduli ada banyak orang,Naya teriak heboh bahagia,demi apa dia tidak akan mencuci tangannya hari ini kapan lagi Zou akan memegang tangannya selembut tadi.

***

"Gue suka sama Naya."ujar Zou pelan.

"Busetttt,,,serius lo Zou?"kata Jonas terkejut sampai membanting ponselnya.

"Untung Nggak rusak hape gue,"imbuh Jonas yang langsung mengusap ponselnya dari bawah meja.

"Kira-kira kalo mau ngagetin gue Zou,"ujar Raka geleng-geleng.

"Lo sakit ya,"ujar Bisma menyentuh dahi cowok itu.

"Salah makan kali,"Jonas ikut menimpali.

Zou menatap lurus kedepan menimbang apa yang akan dia katakan lagi,dalam kondisi seserius ini ketiga manusia itu masih menganggapnya bercanda!

"Emang salah ya?"tanyanya setelah menenangkan pikirannya.

"Enggak sih,"Jonas menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Cuma aneh aja Zou,lo yang dulunya sombong dan dan angkuh tiba-tiba luluh gitu aja,"ujar Raka.

Bisma yang kebelakang mengambil minuman dingin sekarang sudah duduk diantara mereka lagi menyodorkan minuman tersebut pada Zou.

"Kita siap dengerin kalo lo ada masalah,"ujar Bisma meyakinkan.

Zou hanya diam dan memainkan kaleng minuman tersebut.

"Mungkin kalo Lo malu sama mereka bisa sama gue Zou,"kata Jonas menepuk pundak Zou.

"Dih malu,kayak anak perawan aja malu-malu,"cibir Raka sewot.

Zou menghela nafas panjang,"gue belom bisa lupa sama Anas Jon,"ujarnya lirih.

"Anas? Anas yang waktu itu?"tanya Bisma memastikan.

Zou mengangguk pelan,Raka dan Bisma memang tau tentang Anastasya tapi tidak tau tentang masalahnya dengan Marcell.

"Anas udah tenang disana Zou, enggak usah lo segininya sama dia, yang ada dia malah sedih kalo tau lo masih kaya gini karena penyesalan yang selalu menghantuiku lo,"Ujar Jonas pelan tapi mempunyai arti tersendiri.

"Bukan penyesalan dan rasa bersalah yang sekarang Anas butuhkan tapi doa Zou,"imbuh Raka seraya tersenyum.

"Karena semakin lo larut dalam masa lalu itu malah membuat lo enggak berani menghadapi kenyataan,"kata Bisma.

"Sekarang gini,"Zou mendongak,"lo itu serius Nggak sama Naya?"tanya Raka menatapnya tajam.

Lagi-lagi Zou bingung,hati dan pikirannya tidak pernah selaras.
Keduanya selalu membuat Zou takut, takut akan melukai hati perempuan yang terlalu berharga.

"Jangan bilang Naya cuma pelarian semata lo lagi,"cibir Bisma santai tapi sukses membuat Zou melotot.

"Kalo gue bilang dia pelampiasan luka gue yang belum sembuh gimana?"

"Parah lo Zou,"cecar Raka geleng-geleng.

"Gila lo ya,"umpat Jonas sinis.

"Tapi gue nggak yakin
bisa,karena dia bukan cewek sembarangan, tanpa sadar Naya udah buat gue buka mata kalo cinta itu harus diperjuangkan walaupun hasil akhirnya gagal,"jelas Zou meyakinkan ketiganya.

Raka menggebrak meja memandang temannya satu persatu.

"Kira-kira kali Ka entar jebol berabe gue diamuk masal sama nyokap,"ujar Bisma mengusap meja ruang tamunya.

Raka menyengir mengangkat dua jarinya,"sorry Bis."

"Bisa bertahan berapa bulan lo bisa tutup hati  buat Naya,"Raka menatap Zou yang masih bingung.

"Gue enggak bilang gitu ka,"ucap Zou yang mulai paham.

"Tetep aja intinya gitu,"lanjut Raka santai.

Jonas tersenyum geli sendiri.

"Saran gue lo jujur sama perasaan lo sendiri setelah itu belajar mencintai Naya dengan tulus bukan karena pelampiasan hati lo yang belum bisa sembuh,"Jonas menepuk bahunya menyakinkan.

Zou menatap Jonas,Raka dan Bisma bergantian jika dipikir omongan mereka memang ada benarnya,jika tidak sekarang kapan lagi! Mau seperti apapun dia tetap salah jika alasannya mencintai Naya hanya karena pelarian semata, pelarian hatinya yang belum bisa lupa dengan Anas.

Zou mengangguk seraya memejamkan mata,"gue akan coba."

***

04/11/20

09:26

Sehat selalu untuk kita semua....

Next?

Alnaya ✓Where stories live. Discover now