Chapter 8

240 14 0
                                    

Salsa berjalan gontay menuju kelasnya. Hari yang begitu membosankan. Ketika waktu yang terus berulang-ulang dan tidak ada yang berubah.

Sedikit heran. Karena semalam ia tertidur lelap di atas kasur dengan selimut yang menghangatkan tubuhnya. Seingetnya. Setelah menangis dengan kejadian kemarin salsa tertidur di atas karpet samping tempat tidur.

Ahh. Sudah. Tidak udah di ambil pusing.

Dan sedikit aneh, karena Satya tidak menghubunginya. Ah mungkin lelaki itu lelah dan berhenti merecoki hidup salsa. Beruntung sekali.

Salsa baru saja mendudukkan bokongnya. Di kursi bagian pojok. Tempat favorit nya. Menyimpan kedua tangan di meja dan menyimpan kepalanya di atas kedua tangannya sebagai tumpuan bantalnya.

Memejamkan mata hendak tertidur. Namun suara cempreng milik Linda masuk ke dalam gendang telinganya tanpa permisi.

"Salsa, gila! Liat deh! Ada orang mati abis di mutilasi! Serem banget anjir! Wajahnya sama sekali gak di kenal!" Linda menyodorkan ponselnya yang memperlihatkan korban yang penuh darah dan di tutup oleh koran.

Salsa mendongakkan wajahnya. Melihat layar ponsel Linda dan kembali ke niat awalnya. Yaitu tidur.

"Parah Lo, malah diliat doang!" Geram Linda dan kembali men-scroll layarnya.

"Ada yang namanya salsa gak?!" Tanya salah satu siswi yang tiba tiba masuk dan bertanya demikian.

Sepertinya dia anak kelas sepuluh.

Linda berhenti men-scroll layar ponselnya. Beralih menatap siswi yang masih mematung di depan kelas menunggu jawaban dari murid yang ada di kelas.

Sedangkan salsa masih enggan untuk bangkit dan lebih memilih tertidur. Walaupun sedikit terganggu oleh suara di sekelilingnya.

"Ada apa?!" Linda bertanya.

"Ada surat dari kak Satya" ucap siswi itu sambil mengangkat kertas yang katanya surat itu.

Salsa mendongak.  Merasa tertarik dengan ucapan sang siswi.

"Ha? Buat siapa?!" Linda kembali bertanya.

"Gila! Buat gue ya de?!" Tanya Wulan teman sekelas salsa.

"Enggak elah! Buat gue kan de?!" Rina tak kalah main.

"Emang Kaka namanya Salsa?!"

"Bukan sih!" Kompak keduanya.

"Aku salsa de!" Salsa berdiri. Menyerahkan dirinya karena memang dirinya adalah salsa yang di maksud siswi itu.

Siswi itu menghampiri salsa dan memberikan surat itu. Kembali keluar kelas saat salsa sudah berucap terima kasih

Dibukanya, dan isi surat itu.

Gue tunggu Lo di rothoop sekolah.

Salsa terlonjat kaget membacanya. Ternyata lelaki itu masih mengincarnya. Ini tidak aman. Sungguh tidak aman.

Linda yang melihat wajah aneh salsa bertanya.

"Kenapa sal?!"

"Gak papa".

🗡️🗡️🗡️

Si PsychopathWhere stories live. Discover now