Chapter 14|| Hukuman

196 14 2
                                    

Seisi kelas memfokuskan matanya pada dua laki laki yang kini berdiri di depan kelas menghadap murid.

Kebetulan sekali, karena hari ini jam kosong. Semua tengah mengobrol ria ngaler ngidul. Dan di kagetkan dengan kedatangan dua sosok itu.

Terlihat Nano mengantongkan kedua tangannya pada masing-masing saku celananya. Memilih wajah so kul nya untuk di tunjukan pada para gadis yang tengah meleleh melihat ketampanannya.

Reza, cowok itu di belakangnya. Melipat kedua tangannya di dada. Wajahnya tampak menyeringai menampilkan deretan giginya yang putih.

"Gue nyari Salsa" pinal Nano. Kemudian berjalan menghampiri salsa yang tengah mengobrol.

"Sal, Lo di suruh ke rootup sekarang" titah Nano.

"Ha? Gue?" Salsa kembali bertanya. Siapa tahu kan salah orang.

"Iya, neng salsa. Mendingan ke sana cepetan sebelum macan mengamuk" Reza menghampiri. Menatap salsa girang.

Salsa berdiri dari duduknya. Hendak berjalan menghampiri seseorang yang dia duga itu adalah Satya. Kenapa juga harus lewat nano dan Reza? Kenapa gak lewat telpon saja. Ah ya, salsa lupa. Ponselnya bahkan sudah lowbet sedari tadi.

Baru saja salsa berjalan keluar kelas. Ia dikejutkan dengan kedatangan Satya. Nafasnya memburu tidak beraturan. Seperti menahan amarah yang sebentar lagi akan meledak.

"Satya" parau salsa takut. Menatap tajam mata elang Satya membuat salsa ingin lari saat itu juga.

Satya terlihat kesal saat melihat wajah ketakutan salsa. Ingin rasanya ia mencincang cincang wajahnya jika ia tidak ingat kalau salsa adalah kekasihnya.

Mungkin Satya akan memberikan sedikit hukuman agar gadisnya jera. Dan tidak melakukan kesalahan yang membuat amarah iblis nya kumat.

"Kita pulang" pinal Satya. Memutus kontak matanya dan menghembuskan nafasnya gusar. Menghilangkan sedikit rasa kesalnya. Karena ia juga harus tahu tempat.

Bahkan seisi kelas Salsa dan tetangga tetangga kelasnya tengah menatap penasaran. Membisikan dan membicarakan yang bahkan mereka tidak tahu apa yang terjadi. Lagi lagi membuat jiwa iblis dalam diri Satya meluap.

Satya menarik lengan salsa keras. Seolah tidak boleh ada yang mengambil salsa darinya. Membawanya ke parkiran dan menuju apartemen miliknya. Dan akan sedikit bersenang senang di sana.

"Satya. Kita balik ke sekolah sekarang" pinta Salsa. Memohon agar Satya memenuhi permintaannya.

Karena pada dasarnya salsa tahu apa rencana yang akan di lakukan Satya di apartemen nanti. Melihat senyuman devil- nya membuat ia ingin sekali kabur.

"Berani Lo, nyuruh nyuruh gue? Kita bahkan akan bersenang senang di sana. Seharusnya Lo mau dong"

Bersenang-senang maksud Satya beda dengan pemikiran manusia pada umumnya. Jika orang orang akan menikmati kesenangannya dengan canda tawa. Maka ia akan di temani dengan rintikan air mata yang akan membekas.

Semua sudah salsa bayangkan. Gimana rasa sakit yang akan ia terima nanti. Rasa yang bahkan tidak ingin ia rasakan.

Salsa hanya bisa menghembuskan nafas nya kasar. Merapalkan doa supaya Satya menghandel rencananya dan membiarkan salsa bebas seperti remaja lainnya.

Mobil berhenti. Tepat pada tujuannya ke apartemen dan akan memulai sesi besetan yang akan ia salurkan pada gadis nakal di sampingnya.

Oh, shit. Tuhan tidak berpihak padanya kali ini.

"Gak usah nangis. Gue gak akan luluh sama tangisan Lo. Sebaiknya Lo siapkan diri Lo. Biar Lo kuat terima hasil karya yang gue buat di perut Lo" ujar Satya santai. Menghempaskan tubuh salsa pada dinginnya lantai. Membiarkan gadis itu terisak menahan sesak di dadanya.

Kali ini salsa benar benar pasrah.

Salsa masih terisak. Satya berjalan ke kamarnya mengambil benda yang akan ia gunakan untuk bersenang-senang. Sepertinya hari ini hari membahagiakan bagi Satya. Tentu saja, tidak dengan salsa.

Salsa bangkit dari duduknya. Menyeka air matanya. Menghampiri Satya yang tersenyum devil melihat benda berharga di tangannya. Berbanding terbalik dengan salsa yang semakin ketakutan.

"Rupanya Lo udah siap? Sampe nyamperin gue segala. Sini berbaringlah sayang. Aku akan memulainya"

"Satya, aku mohon. Jangan bunuh aku. Hiks .. kalau kamu sayang sama aku. Kenapa kamu malah nyakitin aku?" Ucapnya sendu.

Dengan kesal. Satya menaruh benda itu ke nakas samping tempat tidur.

Menghampiri salsa yang terisak di lantai. Terus memohon agar Satya berubah pikiran dan membebaskannya.

"Masih nanya kenapa? Lo tahu, kesalahan Lo apa?" Teriak Satya. Membuat Isak tangis salsa semakin menjadi.

Salsa menggeleng.

"Pertama, Lo udah selingkuh. Mencoba mengkhianati gue dengan cara itu. Murahan"

"Kedua, Lo udah buat gue nunggu lama di rootup. Dan akhirnya hasrat ngebunuh gue keluar dan gue mau bunuh Lo" teriaknya keras.

"Dan Lo tahu? Hal apa yang gak di sukai seorang Psychopath?"

Salsa hanya menggeleng.

"PERSELINGKUHAN DAN SEORANG PEMBOHONG, sekarang gue lagi berbaik hati. Jadi gue gak akan bunuh Lo. Cuma mau sedikit bersenang senang. Ayo, Lo bisa tidur setelah gue puas sama hasil karya gue"

***

Spam next.

Si PsychopathWhere stories live. Discover now