Chapter 36

3.9K 356 7
                                    

Hola, selamat malam! sugeng ndalu mbak, mas, adik-adik utawi sinten mawon ingkang maos cariyos niki ehe😆❤

Apa kabar? semoga semuanya sehat dan PBM kalian lancar ya meskipun online hehe

Aku mau tanya, kira-kira pengennya kalian cerita ini sampai berapa Chapter?

Aku tunggu jawabannya ya wkwk😂

Happy Reading🔥

****
Malam semakin larut. Begitupun dengan Purnama yang semakin menampakkan sinarnya. Panas yang menjalar ditubuh Zwetta juga semakin membara. Entah apa yang akan terjadi padanya. Zwetta hanya bisa menanggalkan gaun yang masih melekat ditubuhnya, menyisakan dalaman yang juga tak berpengaruh sama sekali.

"Ck.Lama banget. Badanku tidak tahan lagi" gerutu Zwetta karena sedari tadi Lucas tidak keluar-keluar dari kamar mandi.

Zwetta mondar-mandir mencari objek yang bisa menghantarkan dingin ketubuhnya. Ia menempel pada tembok yang lumayan lembab, namun tidak berhasil. Kemudian Zwetta mencoba guling-guling dilantai yang dingin itu, namun hasilnya juga sama. Panas yang menjalar bukannya berkurang akan tetapi malah semakin meningkat.

"Luc! Cepatlah aku sudah tidak tahan!"

"Iya sebantar!" teriak Lucas dari dalam kamar mandi.

Sebenarnya Zwetta sedikit heran dengan Lucas. Kebanyakan laki-laki akan mandi dengan cepat ketimbang wanita. Namun Lucas malah sebaliknya. Ia mandi begitu lama, serasa satu tahun lamanya.

Cklek...

Pintu yang Zwetta tunggu-tunggu kini telah terbuka. Menampakkan Lucas yang tengah mengeringkan rambutnya. Tak ada yang menarik. Namun penampilan Lucas lah yang membuat Zwetta semakin meradang.

"Ya Tuhan! Apa yang sedang terjadi padaku? Mengapa pikiranku sungguh jorok?" Bisik Zwetta yang terus menurus memukul kepalanya berharap pikiran kotornya bisa menghilang.

Lucas yang memang sedari tadi memperhatikan Zwetta, kini tersenyum simpul. Ia tahu apa yang matenya alami saat ini. Ia berjalan menghampiri Zwetta tanpa berniat untuk memakai pakaiannya terlebih dahulu. Dan tentu saja ia sangat sengaja!

"Sayang....Kau kenapa?" tanyanya sekedar basa-basi

"Entahlah, Luc. Tubuhku rasanya panas sekali. Padahal tadi aku sudah mencoba berbagai cara untuk menurunkan panasnya. Namun tidak berhasil"

Lucas semakin menyunggingkan senyumnya. Malam ini dirinya menang banyak. Pertama, Ia melihat Zwetta yang hanya mengenakan dalamannya saja. Kedua, apa yang ia tunggu-tunggu akan segera tercapai.

"Aku bisa menghilangkan panas ditubuhmu"

Zwetta mendongak. Ia menatap Lucas dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan pandangan yang hampir diselimuti kabut gairah. Senyuman seketika tercetak dibibirnya. Ia mendekat, mengalungkan tangannya pada leher jenjang Lucas.

"Apa aku bisa mempercayaimu, Mr. Werewolf?"

"Of Course. Bahkan keuntungannya bisa lebih dari itu"

"Oh ya? apa itu?"

Lucas menarik Zwetta untuk semakin dekat padanya. Ia menunduk. Membisikan sebuah kata yang mampu membuat Zwetta melupakan mandinya.

"Kau akan bahagia sepanjang malam ini"

"Maksudmu?"

Lucas tak menimpali pertanyaan Zwetta. Ia sibuk dengan pangutan yang baru saja ia daratkan. Bibir Zwetta begitu manis dan mungil. Tak ada penolakan. Keduanya sama-sama menginginkan satu sama lain.

My Mate Is Psychopath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang