Chapter 10

9.7K 845 15
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur🔥

*******

"Ba...bau itu...." Kataku gugup. Entah apa yang harus aku rasakan saat ini. Aku senang telah ditemukan dengan matemu. Namun aku cemburu karena tatapan cowok dikelas ini tak lepas dari mateku.

Aku mengatur rasa gugupku. Sebisa mungkin aku mengendalikan perasaanku yang ingin membawanya pulang.

"Ehm...kau tak apa?" tanyaku padanya

Dia mengerutkan dahinya. Bingung dengan sifatku yang tiba-tiba khawatir padanya.

"Ini jam pelajaran saya, jika ada sesuatu yang terjadi padamu itu artinya kamu tanggung jawab saya" jelasku untuk menghilangkan raut bingung di wajahnya.

"Maaf pak, tadi saya ketiduran di toilet"

Astaga suaranya sangat merdu di pendengaranku! Rasanya aku ingin mencumbu bibir pinknya itu!

"Oh tidak apa-apa. kamu pasti kelelahan. Silahkan langsung duduk saja"

Dia berjalan menuju bangkunya. Tepatnya disebelahku ini. Aku tak berniat sedikitpun untuk kembali ke bangku depan. Hingga saat dia melewatiku, bau harum itu sangat membuatku candu.

"Astaga kau sungguh harum sayang. Tanpa menyentuhku pun, kau sudah membuatku gila!" batinku

Aku melihat kearahnya. Dan dia juga melihatku! ditambah lagi dia tersenyum padaku! Walaupun tipis tapi aku bisa melihatnya. Ya Tuhan kuatkan aku dengan pesonanya.

Tak ingin menimbulkan pikiran yang tidak-tidak. Karena aku merasakan banyak pasang mata yang melihat ke arah ku dan mateku. Aku kembali ke depan, mengecek setiap pekerjaan siswa yang telah ada di mejaku entah sejak kapan.

Saat ku lihat jam ditanganku. Sudah menunjukkan pukul 11.55 p.m. Jam mengajarku sebentar lagi akan habis. Namun sebelum aku keluar, aku melakukan absen yang tadi pagi lupa untuk kulakuakan. saat berada di bagian akhir aku meyebut nama yang menurutku memiliki arti yang sangat indah.

"Zwetta Wyle Laurels"

Ku lihat siapa kah siswa yang memiliki nama indah tersebut. Dan ternyata dia Mateku! Akhirnya aku tahu siapa namanya! ku lihat dengan lama wajah cantik mateku. Beda dengan siswa lainnya yang ku pandang dengan sekilas. Hingga sebuah suara menyadarkanku bahwa jamku telah selesai.

"Pak sudah jam 12"

Tanpa banyak berkata aku merapikan barang bawaanku dan segera pergi dari kelas Fisika ini

"Selamat siang" kataku meninggalkan kelas beserta mateku

                             🐺🔪🔪🐺

Author pov'

Setelah kepergian Lucas, Grisy segera merapat ke Zwetta dan menceritakan apa yang terjadi sebelum Zwetta datang.

"Astaga Ett, aku tak menyangka dia seorang guru. Aku pikir dia murid baru disini. Padahal tadi pagi aku sudah bersikap sok akrab gitu sama dia. Aduhh aku malu banget tadi!" Cerocos Grisy yang di dengar oleh Zwetta tanpa minat.

"Dia siapa maksudmu?" tanya Zwetta yang memang tidak tahu apa maksud Grisy.

"Itu lho. Pak Lucas. Ganteng bangett! Aku pepet terus aja kali ya, sepertinya dia masih lajang dan juga mapan"

Zwetta menatap tak percaya ke arah Grisy. Menurutnya Lucas terlihat biasa saja dan sedikit tua, mungkin.

"Kau menyukainya? pria tua sok khawatir itu?"

Grisy tak suka dengan ucapan Zwetta. Dengan gampangnya dia memukul Zwetta.

"Ih...kau ini ganteng gitu dibilang tua? matamu rabun ya, Ett?"

Ingin rasanya Zwetta merobek mulut Grisy. Namun ia sadar Grisy adalah sahabatnya. Sekalipun pernah terlintas untuk mencelakai Grisy, Zwetta tak akan pernah mau karena hanya Grisy lah yang ia punya di dunia ini.

"Hemm"

Zwetta hanya menangapi dengan deheman saja. Hingga perkataan Grisy membuatnya kepikiran, namun hanya sebentar.

"Eh Ett, tapi tadi pak Lucas kok nggak bersikap dingin gitu ya ke kamu. Padahal sebelum kamu masuk, dia itu dingin banget terus ya mukanya datar banget" jelas Grisy antusias namun merasa sesak juga karena Lucas seperti menaruh hati kepada sahabatnya, Zwetta.

"Masa sih? perasaan kamu aja kali"

"Ih enggak Ett. Coba kamu pikir baik-baik. Apa ada guru yang setanggung jawab dia dan selembut dia ketika siswanya terlambat masuk kelas karena ketiduran di toilet? kalau menurutku sih enggak ada. Yang lain mah lewat" Ujar Grisy yang membuat Zwetta berpikir kembali.

"Benar juga, aku tidak pernah melihat guru selembut dia. Eh..tapi kan dia guru baru pasti belum tahu aturan disini" batin Zwetta

Memang guru disini selalu menghukum siswanya yang terlambat masuk kelas. Karena kedisiplinan sangatlah utama. Apalagi ini yang tertidur di toilet. Seharusnya Zwetta saat ini masih menjalani hukuman jika bukan Lucas lah yang mengajar.

"Maklum saja lah Gris. Namanya juga guru baru" Jawab Zwetta yang tak ingin memikirkan apa yang seharusnya tidak ia pikirkan. Lagi pula siapa Lucas baginya? Toh tidak ada ikatan darah maupun hubungan dengannya.

Grisy menganggukan kepalanya. Sepertinya Zwetta sudah tidak berminat membahas apapun. Ia mengambil ponselnya dan mencoba mencari sosial media Lucas. Namun apa yang ia cari tidaklah ada. Lucas tidak memiliki sosial media satupun. Jelas saja, Lucas hidup di dunia lain. Segala teknologi canggih tidak terlalu terkenal di dunianya. Mungkin hanya aplikasi untuk berkirim pesan yang Lucas punya.

"Ishh...guru apaan dia, sosmed aja tidak punya!" kesal Grisy

Zwetta yang sedang menatap ke arah luar bingung dengan Grisy yang tiba-tiba kesal. Ia pun lantas bertanya

"Ada apa Gris?"

Grisy hanya menyengir dan geleng-geleng. Ingin rasanya dia bilang namun takut jika nanti Zwetta mengoloknya dengan kata-kata "Ciee..yang suka sama pak Lucas". Karena untuk yang satu ini dia tidak ingin siapapun tahu. Mungkin suatu saat nanti ia akan memberitahu Zwetta.

                            🐺🔪🔪🐺

Lucas masih setia berdiri di samping mobilnya. Menunggu sang pujaan hati keluar dari gedung sekolah. Sudah 20 menit yang lalu bel pulang berbunyi. Namun Matenya sampai saat ini belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Apa mungkin dia sudah pulang?" batin Lucas sambil melihat ke sana kemari mencari keberadaan matenya

Tepat di menit ke tiga puluh. Akhirnya Lucas bisa melihat matenya. Dia sedang berjalan bersama Grisy. Saat Zwetta dan Grisy berjalan didepannya. Lucas mencegah dengan menarik tangan Zwetta. Seketika Zwetta menghentikan langkahnya begitupun dengan Grisy.

"Maaf pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Zwetta dengan sopan namun dalam hati dia sangat terganggu atas sikap Lucas padanya. Hal itupun tak luput dari kemampuan Lucas. Ia mengetahui semua yang di pikirkan Zwetta. Dengan terpaksa Lucas melepaskan gengamannya pada Zwetta.

"Maaf. Apa kalian butuh tumpangan?"

"Iya pak"  jawabnya dengan semangat. Akan tetapi bukan Zwettalah yang menjawabnya melainkan Grisy. Zwetta melotot menatap Grisy. Seakan mengisyaratkan sebuah protes.

"Tidak pak, kami jalan kaki saja. Terimakasih atas penawarannya"

Zwetta menarik Grisy menjauh dari mobil Lucas. Ia bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Grisy yang memang senang berdekatan dengan Lucas berusaha memberontak. Namun hanya sia-sia saja. Zwetta menariknya dengan kuat dan paksa. Namun suara barinton Lucas berhasil membuat langkah Zwetta terhenti.

"Tolong jangan tingalkan aku lagi, Zwetta Wyle Laurels"







TO BE CONTINUE

Penasaran nggak kelanjutannya?
Kira-kira Lucas gercep atau malah ikutin nasihat James?
pantengin terus ya update dari aku wkwk.

                                   22 September 2020

My Mate Is Psychopath (END)Where stories live. Discover now