Chapter 28

5K 445 8
                                    

Happy Reading 🔥

****

Aroma darah tercium di indera penciuman Lucas. Suara sayatan juga tak luput dari indera pendengarannya. Dalam tidurnya Lucas bermimpi Zwetta tengah menggambar abstrak dipunggungnya. Sayatan yang paling dalam adalah gambar huruf Z. Hingga dirinya mengeluarkan rintihan akibat ditekan ujung pisau yang tajam.

Lucas tak tahu mengapa mimpinya semengerikan ini. Seakan rasa sakit dan perlakuan Zwetta itu nyata. Ingin rasanya ia membuka matanya. Namun rasa sakit yang kentara membuat Lucas memilih untuk tetap memejamkan matanya.

Didalam mimpi itu Lucas merasakan lidah Zwetta menjilati darah yang mengalir dari lukanya. Ada rasa senang ketika tahu Zwetta melakukan itu. Namun disatu sisi Lucas ngeri atas tindakan Zwetta yang seperti haus darah.

Kini Lucas merasakan dingin yang luar biasa dipunggungnya. Ternyata Zwetta tengah mengompres luka itu dengan es batu. Lucas sedikit bingung dengan Zwetta. Ia seperti mainan cuci gudang. Setelah rusak diperbaiki dan dimainkan lagi. Lucas ingin sekali bertanya pada Zwetta. Namun suaranya tertahan ditenggorokannya. Ia tak tahu lagi ini mimpi atau kenyataan. Tubuhnya hanya diam tak berkutik. Hanya rintihan yang mampu ia keluarkan.

"Darahmu manis, sayang. Aku suka. Besok kita main lagi ya" Kata Zwetta dalam mimpi Lucas sebelum pergi dengan membawa baskom tempat es batu itu diletakkan.

Lucas kembali tertidur. Namun sebelum matanya benar-benar terpejam rapat, ujung matanya melihat siluet Zwetta yang tengah menutup pintu kamarnya. Setelah itu kegelapan memghampirinya tanpa setitik cahaya yang menerangi.

                         🔪🐺🐺🔪

"Sayang...bangun...hey"

Puk puk puk

Zwetta menepuk pipi Lucas. Berharap kekasihnya itu membuka manik hitam kesukaannya. Namun Lucas tak kunjung membukanya. Seakan Lucas telah nyaman berada dalam kegelapan yang kini masih menjauhkannya dari kesadaran.

Saat bangun tadi, Zwetta terkejut melihat punggung Lucas yang dipenuhi sayatan. Darah segar juga masih mengalir meskipun sedikit. Lucas yang memang terbiasa tidur dengan keadaan shirtless memudahkan Zwetta melihat lukanya.

Tanpa banyak panik, Zwetta lantas turun untuk mencari kotak P3K. Suasana yang masih gelap sangat menyulitkan Zwetta untuk menemukan kotak itu. Terlebih lagi hanya lentera disetiap lorong-lorong yang menjadi penerang di pagi buta ini.

Zwetta mencari kotak itu cukup memakan waktu. Dari yang langit masih gelap hingga mentari memancarkan semburat orange yang menerangi seluruh castle. Namun Zwetta belum juga menemukan kotak itu. Ia pun akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada Omega yang berada didapur.

"Permisi. Bisakah kau tunjukkan aku dimana kotak P3K?"

"Biarkan saya saja yang mengambilkannya, Luna"

Zwetta mengangguk. Tak lama kemudian omega itu kembali dengan membawa kotak yang ia maksud. Ia pun berterimakasih dan kembali kekamarnya.

Zwetta sedikit berlari setelah melihat pintu kamar terbuka. Ia masuk begitu saja. Tak disangka ibu Lucas tengah mengangis dengan memeluk Lucas yang belum tersadar.

Zwetta mendekat. Ia sengaja tidak bersuara. Ia tahu bagaimana shocknya Anastasia. Karena ia juga merasakannya.

Anastasia menoleh kearah Zwetta. Ia menuntut penjelasan kepada calon mantunya itu.

"Bagaimana Lucas bisa seperti ini?"

Suara Anastasia sangat memilukan. Dia yang mengandung dan melahirkan Lucas. Dia yang selalu menyayangi anak sulungnya itu. Dan kini ia melihat putranya terluka. Hatinya sakit. Jiwanya bergetar. Wajar saja jika begitu. Karena semua ibu didunia ini juga tidak akan pernah kuat melihat anaknya terluka barang sedikitpun.

My Mate Is Psychopath (END)Where stories live. Discover now