Chapter 13

7.6K 713 34
                                    

Author pov'

Tak terasa sudah 7 hari lamanya Lucas mengajar di FHS. selama 1 minggu itu pula Lucas tidak pernah absen untuk menggoda matenya. Hari-hari ia lalui dengan segala suara kekesalan dari matenya. Untungnya tidak ada darah yang mengalir. Jika ada,mungkin Lucas akan berpikir keras mengapa matenya bisa menggunakan pisau dengan lincah.

Seperti saat ini, Lucas tak henti-hentinya memandang sang pujaan hati yang tengah menyantap makan siangnya. Setiap gerakan yang dilakukan matenya pun tak luput dari pandangannya. Baik itu mengunyah, menyedot minuman, mengaruk ketiak, bahkan saat mengupil pun tetap ia perhatikan.

Romantis bukan? jarang sekali ada cowok seperti Lucas dan cewek seperti Zwetta. Rata-rata pasti akan menjaga image didepan orang yang dia suka. Berhubung Zwetta belum memiliki perasaan kepada Lucas, Jadi wajar aja kalau sikapnya seperti itu.

"Bisa tidak berhenti memandangku?" Tanya Zwetta yang mulai risih karena diperhatikan tanpa non stop.

"Maaf. Tidak bisa" Jawab Lucas dengan memberikan senyumannya.

Grisy yang menjadi obat nyamuk diantara mereka juga mulai jengah. Dia juga tidak habis pikir dengan gurunya yang satu ini. Jelas-jelas dari kemarin ia terang-terangan menunjukkan akan ketertarikannya kepada Lucas. Namun tak dihiraukan sama sekali. Sedangkan Zwetta yang menunjukkan penolakan dan bersikap dingin kepadanya malah semakin di kejar oleh Lucas.

"Pak, sudahlah. Zwetta itu tidak suka sama bapak. Mending bapak mengejar seseorang yang emang sayang dan cinta sama bapak" ucap Grisy sembari tersenyum manis dan mengedipkan sebelah matanya ke arah Lucas.

Lucas yang melihat tingkah Grisy hanya bisa bersabar. Ingin rasanya dia melenyapkan gadis centil disebelahnya ini. Namun ia tahan karena itu tidak mungkin. Bukan karena perasaan Grisy padanya, melainkan Grisy adalah sahabat matenya.

"Nah benar itu! aku setuju! Seharusnya kau menerima sahabatku ini, kecantikannya tidak usah kau ragukan lagi" ujar Zwetta dengan mudahnya tanpa ia sadari Lucas tengah menatapnya tajam.

Brakk

Lucas mengebrak meja. Membuat seisi kantin menatap ke arah meja mereka.

"Sampai kapanpun aku tetap akan mengejarmu! sekalipun kau menolak! karena kau adalah mateku!"

Suara Lucas yang lantang membuat desas - desus para siswa-siswi FHS. Zwetta yang mendengar segala opini buruk tentang dirinya, kini memilih untuk pergi dari kantin. Ia sungguh malu dengan kelakuan Lucas yang semaunya sendiri.

"Tak bisakah dia membiarkan aku tenang barang sedetik saja? mengapa dia sangat ingin memilikiku? Dan apa maksudnya aku ini matenya?" batin Zwetta disepanjang jalan menjauhi kantin.

Lucas masih mengikuti Zwetta. Dia tidak ingin matenya seperti ini. Ia tahu perbuatannya kali ini sangat keteraluan. Namun apa boleh buat? Lucas sudah terpancing emosi ditambah lagi dengan sikap Grisy yang kian hari kian centil padanya.

Zwetta berjalan hingga ke belakang sekolah. Meluapkan segala perasaanya disana. Ditempat sepi itu dia mengeluarkan pisaunya. Membelai, menancapkan pada batang pohon yang tak bersalah.

"Apa yang dia lakukan? apa dia ingin bunuh diri?" batin Lucas yang masih mengamati Zwetta dari balik dinding.

Zwetta kembali melancarkan aksinya. Menebas setiap bagian dari pohon didepannya. Mengabaikan keringat yang mulai bercucuran disekujur tubuhnya. Hingga tanpa sengaja pisau itu mengenai tangannya.

"Auwww..." rintihnya. Darah mulai mengalir dengan derasnya. Menetes di atas sepatunya yang putih. Tanpa mau menghentikan darah dari tangannya, Zwetta kembali menyiksa pohon yang kini sudah terkelupas kulit batangnya.

"Aku benci hidupku! semua orang hanya bisa mengangguku tanpa mau mengerti perasaanku!"

Berkali-kali Zwetta melayangkan eagle. Menghantam tumbuhan tak bersalah sebagai ganti nyawa yang seharusnya ia renggut jika tidak berada disekolah.

Untuk kedua kalinya pisau itu melukai Zwetta. Namun untuk yang satu ini tepat di pahanya. Zwetta meringgis menahan sakit yang menjalar di tubuhnya. Pisau itu menancap cukup dalam. Dengan sekali cabut, kini pisau itu sudah berada ditangan Zwetta. Darah kembali merembes mengotori celana jeans Zwetta.

Zwetta tertawa. Ia senang karena bisa melihat darah. Namun sedetik kemudian ia menangis.

"Hiks...hiks...ibu...Zwetta rindu! Zwetta ingin...hiks... ikut dengan ibu..hiks"

Zwetta menutup wajahnya. Menyembunyikan air matanya yang semakin deras membasahi pipi mulusnya.

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang melingkar diperut Zwetta. Memberikan ketenangan dan kenyamanan untuk Zwetta.

"Jangan menangis. jangan lukai dirimu sendiri, sayang. Itu sangat membuatku sakit.." ucap pemuda itu yang tak lain ialah Lucas.

Sedari tadi pandangannya tak lepas dari Zwetta. Awalnya ia tak melihat jika tangan Zwetta terluka. Namun setelah mencium bau anyir darah, seketika ia merasa panik dan menajamkan penglihatannya. Tak disangka Zwetta tengah mencabut pisau dari pahanya. Hati Lucas terasa disayat. Ia tak menyangka Mate nya akan melukai dirinya sendiri.

"Hiks...aku...sungguh hancur! hiks...hiks.. Hidupku penuh dengan kegelapan! tak ada yang bisa paham dengan perasaanku....hiks tidak ada...hiks"

Zwetta semakin tersedu-sedu dengan Lucas yang masih memeluknya dari belakang. Ini pertama kalinya Zwetta mengungkapkan unek-uneknya. Selama ini ia hanya memendamnya sendiri.

"Jangan takut! Aku akan menjadi pelangimu. Yang akan mewarnai setiap detikmu dengan cintaku. Aku juga akan menjadi matahari untukmu. Yang akan menyinari disetiap kegelapanmu. Akanku pastikan kau selalu bahagia. Because you are my everything! My Mine! And a mother to my child someday!" ucap Lucas dengan lembutnya bahkan sangat lembut.

Zwetta tersenyum mendengar ucapan Lucas. Dia sangat bersyukur karena bisa merasakan kasih sayang dan perhatian sebelum kegelapan menghampirinya.






TO BE CONTINUE

Lanjut?
Votenya dulu dungs😆

Btw yang baca Ceritaku makin nambah🎉 senangnya hatiku😍

Nggak nyangka bakal bisa nulis sampai chapter 13 ini. Biasanya aku bakal mudah bosen. Baru nulis beberapa Chapter udah mau bikin cerita lagi😂 ( jangan ditiru ya cerminan nggak tanggung jawab...eh😂)

Tapi aku komitmen buat fokus sama cerita wolf × psikopat ini kok heheh. Cerita yang lainnya udah aku unpublis😂

Udah ah, lelah dedek bang😢. Mataku juga udah kejret" dari tadi😂
sampai ketemu di chap selanjutnya ya❤

Salam manis dariku muehhheheh:*

                        
                                 25 September 2020
                             

                    

My Mate Is Psychopath (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon