Chapter 5

12.1K 1K 120
                                    

Sebelum ke chapter selanjutnya. Aku mau nanya nih, yang baca My Mate Is Psikopat dari mana aja ya kalau boleh tahu? hehe😂
Nggak maksa harus kasih tahu kok cuma nanya doang wkwk
Biar aku kenal aja sama kalian

Happy Reading🍃

*********

Author pov'

"Dia berpelukan dengan seorang pria" kata Lucas dengan raut wajah yang amat menyedihkan.

"Pffttt....hahahahah"

Lucas menaikkan sebelah alis nya. Apakah pernyataannya sangatlah lucu? sampai-sampai Darell menangis hanya karena tertawa.

"Apa aku salah jika aku cemburu?" tanya Lucas kepada Darell yang sampai saat ini masih saja tertawa kepingkal-pingkal

"eehhmm....Tidak..hahah"

"Lantas apa yang membuatmu terpingkal-pingkal, haha hihi seperti orang gila?"

Lucas tak habis pikir dengan Darell. Hanya ungkapan perasaan saja diketawai. Lalu bagaimana jadinya jika dia bilang memilih pulang daripada menghampiri?
Ah...aku tahu pasti seluruh castle ini akan tergoncang hanya karena gelak tawa Darell yang sialnya sangatlah fales itu.

"Pernyataanmu tidaklah salah. Namun raut wajahmu sungguh jelek. Kau itu bukan marmut yang imut, janganlah sok-sokan kalau kata manusia....hahah"

Lucas menatap tajam Darell yang masih saja tertawa. Tak bisakah Darell serius barang sedetik saja? Rasanya semua hal dia anggap lelucon. Pantas saja dia tak kunjung bertemu dengan mate nya. Dia sendiri saja masih kekanak-kanakan.

"Aku serius Darell Winston Jen!"

Lucas mengeluarkan aura Alphanya. Seketika Darell langsung kicep. Kembali ke kenyataan bahwa yang didepannya saat ini adalah pemimpin serigala di blood moon pack ini.

"Maafkan aku Alpha"

"Aku hanya ingin kau mendengarkan ceritaku. Dan jika aku salah maka nasehati aku. Jangan tertawa lagi hanya karena hal tidak penting"

Darell hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Seperti kucing yang menurut dengan tuannya. Lucas menarik napas untuk memulai bercerita. Meski berat namun ia harus mendapatkan solusi.

Flashback on

Waktu itu Lucas sedang memantau para warrior yang sedang berlatih di sebelah barat castle. Tempat pelatihan itu sangatlah terbuka dan terhubung langsung dengan hutan. Banyak buah-buahan yang tumbuh dengan subur. Bahkan setelah berlatih, para warrior diberikan akses untuk memetik buah-buahkan tersebut sebagai penawar haus. Pada saat Lucas ingin memetikkan buah apel untuk Ebert, tiba-tiba saja James meraung yang berhasil membuat Lucas mengurungkan niatnya.

"Mate....mate..."

"Hah..Mate? mana aku tak mencium keberadaannya"

"Cobalah berkonsentrasi! Aku rasa bau nya berasal dari kawasan rogue"

Lucas terkejut bukan main. Bagaimana mungkin matenya seorang rogue?

"Apakah mate kita seorang rogue? Aku juga samar-samar mencium keberadaannya ditempat yang kau katakan"

"Entahlah sebaiknya kita ikuti baunya"

Lucas berlari menngikuti bau khas matenya. Semakin mendekati perbatasan bau itu semakin menyengat. Memabukkan dan memberikan gejolak yang aneh pada diri Lucas . Lucas berhenti di ujung kawasan pack nya. Tepat di seberang sana terlihat sepasang laki-laki dan perempuan yang sedang berpelukan. Lucas mengepalkan tangannya.

"Syukurlah dia bukan rogue. Ayo kita hampiri dia" kata James melalui mindlink

Perintah James tak di indahkan oleh Lucas. Ia kembali ke castle nya dengan perasaan yang kacau.

"Hei! mengapa kau malah berbalik? mate kita berada disana!" racau james tak menyangka jika Lucas akan memilih pulang dari pada menghampir matenya.

Diam. Hanya itu yang Lucas lakukan. Tanpa mau meladeni segala racauan james. Hingga akhirnya James memutus mindlink dan merajuk kepada Lucas.

Flashback off

"Sulit juga saat di posisimu. Kau telah menantikan matemu namun saat ada didepan mata dia malah menyuguhimu dengan pemandangan yang mampu meretakkan hati. Sangat menyedihkan" Kata Darell mendramastis atas segala musibah sahabatnya

"Maka dari itu aku mengabaikan perintah James untuk menemuinya. Iya kalau dia langsung mau ikut denganku. Namun kalau sebaliknya. Apa tidak tambah remuk hatiku ini?"

Kasihan. Itulah kata yang tepat untuk Lucas. Patah hati sebelum memulai adalah pengalaman terburuk daripada peperangan.

"Aku rasa perkataan James benar. Kau seharusnya menemuinya. Paling tidak jika ia tak mau ikut denganmu kau sudah pernah bertemu meskipun api cemburu membakar jiwamu"

Benar apa kata Darell. Mengapa Lucas tak menemuinya? Padahal dialah jodoh yang ditakdirkan oleh moon goddes. Seharunya dia tidak lari seperti itu. Namun seharunya dia mampu merebut apa yang memang menjadi miliknya.

Menyesal. Itulah yang saat ini Lucas rasakan. Memilih mengalah hanya karena ego yang berkuasa. Tanpa mau tahu kebenaran yang sesungguhnya.

"Aku harap aku bisa bertemu dengannya lagi. Meskipun dengan keadaan yang sama. Aku tetap akan menemuinya"

"Nah ini baru sahabatku. Pantang menyerah. Semangat!!"

Lucas tersenyum simpul. Beruntungnya dia memiliki sahabat seperti Darell. Meskipun kadang kala membuat Lucas kesal. Namun hanya Darell lah yang paham akan perasaannya.

 












TO BE CONTINUE

Hallo apa kabar nih?
Semoga semuanya dalam keadaan sehat ya. amin
btw chapter yang ini pendek ya?
emang sengaja sih wkwk
biar pada nggak suntuk. Lelah juga kan kalau baca yang panjang-panjang mulu😂
lanjut nggak nih? kalau lanjut bilang lanjut kalau mau udahan aku rapopo kok☺eh kok malah curhat ya aku:v
maaf guys efek malam makanya agak nglantur😂
Aku mau ngucapin makasih buat siapapun kamu yang udah baca ceritaku. Kalau ada masukan atau kritikan langsung ketik di kolom komentar aja ya. Nggak usah takut atau malu aku nggak gigit kok😅. Aku juga akan sangat terbantu dengan adanya koreksi dari kalian😊
jangan lupa juga klik bintang di kiri bawah. Kalau mau di share ke teman-teman, boleh banget tahu nggak😂 Ikhlas lahir batin aku mah😂

Cekap sementen atur sangking kawula. Sugeng ndalu para sederek mawon🌚

                    
                                  10 September 2020

My Mate Is Psychopath (END)Where stories live. Discover now