Naufal Indra Gerhana [02] | Dalam bahaya

Começar do início
                                    

iy demi km apapun aa lakukan❤

mksh kak

samasama❤
(read)

____________________________________
😊  ketik pesan...|                      📎  📷   |    🎤 
____________________________________

"Bentar deh," Ando berucap, membuat semua mata teralihkan menatap cowok itu penasaran.

"Kok dia malah minta nomor si Elang?" lanjutnya membuatku mengerutkan dahi berpikir. Elang yang namanya disebut hanya menoleh sebentar lalu kembali diam.

"Bisa jadi dia cuma basa-basi doang sih," pungkas Anjas yang diangguki oleh Irvan.

"Tapi bisa jadi inceran dia di BINGGO ya si Elang," lain dengan Beni, cowok itu berhasil membuat bahuku melorot lemas. Jika (Namakamu) benar menyukai Elang, kalah sudah wajah pas-pasan hampir menyamai tampanku ini.

"Lemes amat sih lo Pal. Tenang aja sih, kalo jodoh pasti bakalan nempel ke elu kali," ujar Anjas menenangkanku.

"Dikira bekicot apa nempel-nempel," sewot Ando sinis.

"Yang penting mah pepet terus Pal, jan kasih kendor," bela Anjas menepuk bahuku.

"Tumben sih lo Njas belain gue mulu?" tanyaku menoleh ke arah Anjas yang kini menatapku sebal.

"Jadi lo gak mau gue semangatin? oh, oke. Fix bidadari lo itu suka sama Elang, cinta mati sama Elang. Dia jodoh si El-- Asu! tangan lo bau tai Nopal edann!!"

Setelahnya Aku terkekeh sembari berlari menjauh, pasalnya mulut Anjas berhasil kumasuki telunjukku. Bekas upil sebenarnya.

NAUFAL POV END

***
(5 bulan setelahnya...)

Sudah 5 bulan lamanya aku mencoba mendekati Kak Elang. Namun, hasilnya masih sama saja. Tidak ada perkembangan. Tidak ada tanda-tanda kalau cowok dingin itu mulai menyukaiku. Malah Kak Naufal lah yang semakin mendekatiku. Cowok abstrak itu selalu saja mencari kesempatan untuk mendekatiku, bahkan saat di kantin pun ia duduk disebelahku tanpa ragu.

Sebenarnya aku ingin sekali menjauhi cowok itu. Namun, mengingat aku hanyalah seorang junior biasa jadi akan sangat tidak sopan jika aku mengusirnya saat dia mendekatiku. Lagipula berkat dia aku bisa mendapatkan nomor ponsel Kak Elang.

"Kok nggak dimakan itu batagornya?" tanya Kak Naufal membuatku menoleh lalu tersenyum begitu saja.

"Jangan senyum terus dong, nggak kasihan apa sama es tehnya?"

"Hah? kasihan kenapa?" tanyaku bingung saat Kak Naufal melontarkan kalimat tadi.

"Iya, kasihan. Soalnya manisnya kalah sama senyuman kamu aww!!"

"Hehehehe..." aku hanya tertawa terpaksa, menghiraukan Kak Naufal yang sudah terpingkal-pingkal asik sendiri.

Perhatianku teralihkan pada bangku pojok sana, disana ada Kak Elang makan bersama anak-anak BINGGO lainnya. Ya hanya Kak Naufal saja yang duduk bersamaku. Padahal ingin sekali Kak Elang yang ada disampingku saat ini.

IMAGINE BOYFRIENDOnde histórias criam vida. Descubra agora