part 33

6.1K 525 81
                                    

Ting


Karel melangkahkan kakinya keluar dari lift dengan memegang tangan anak kecil yang berada di sebelahnya.

Dahi Luce mengkerut aneh. Ia menengadahkan kepalanya memandangi Karel. "Daddy, kita mau kemana?"

Karel menunduk lalu tersenyum. "Kita ketemu temannya Daddy sebentar ya?"

Luce mengangguk patuh dengan tangan kecil nya yang tautan tangannya semakin erat.

Tiba di depan salah satu pintu kamar. Karel menghembuskan napas nya kasar. Meraup oksigen sebanyak-banyak nya untuk menghilangkan rasa emosi yang entah sejak kapan sudah berada di ubun-ubun kepalanya.

Luce yang memang hyper-aktif tak menyadari dengan sikap Karel yang tiba-tiba berdiam diri. Sepasang mata kecil itu berbinar saat melihat adanya akuarium berukuran sedang berisikan ikan kecil di depan meja recepsionis

"Daddy, Luce mau kesana" tunjuk Luce

Karel mengikuti arah yang ditunjuk Luce. "Jangan nakal ya? Ntar Bunda sedih punya anak yang nakal"

"Daddy!" Luce mengerucut kesal

Karel terkekeh geli. "Hati-hati. Daddy nanti di dalam ruangan ini ya?"

"Siap Komandan" Luce memberi tanda hormat pada Karel lalu berjalan cepat menghampiri akuarium yang mengambil alih perhatiannya.



CLEK



Karel dengan raut wajah dingin memasuki ruangan tempat rival sekaligus musuhnya dirawat. Mata Karel menajam saat melihat sosok yang sekuat batu dulu kini berbaring lemah.

"Ngapain lo kesini?"

Karel menoleh, senyum sinis nya terbit. "Gue ada perlu sama Iqbaal"

Kiki menaikkan alisnya. "Lo nggak liat keadaan Iqbaal kayak gimana?"

"Ki-"

Kiki membalikkan tubuhnya saat Iqbaal memanggil namanya.

"Gue juga perlu bicara sama Karel" ucap Iqbaal

Kiki memandangi Iqbaal dalam lalu mengangguk dan melangkah keluar, memberi waktu dan ruang pada Iqbaal dan Karel.

Karel melipat kedua tangannya di depan dada. Masih dengan wajah dinginnya, ia berjalan mendekati brankar tempat Iqbaal terbaring.

"Makasih karena lo udah mau ngasih salah satu ginjal yang lo punya sama anak gue" ucap Karel

Iqbaal menatap Karel tak suka membuat Karel tertawa kecil.

"Lo nggak bisa marah sama kenyataannya Baal. Semua orang juga tau mereka itu anak gue dan (Namakamu) itu istri gue."

Iqbaal mengeraskan rahangnya.

"Tapi gimana pun juga, darah memang lebih kental di banding air. Mereka memang anak kandung lo." Lanjut Karel

Dalam beberapa saat kedua nya saling diam hingga Iqbaal mengeluarkan suaranya.

"Gue nggak tau gimana harus minta maaf sama kembar dan (Namakamu), Rel. Gu-gue sadar kalau selama ini gue jahat bahkan sangat jahat. Gue nyesel--"

"Penyesalan lo udah nggak ada guna nya lagi Baal! Semua nya terlambat!" Potong Karel cepat

"Lo nggak akan pernah tau gimana rasanya jadi (Namakamu) yang rela ngorbanin semua yang dia punya cuma buat lo yang nyatanya goblok! Gue nggak peduli sama alasan lo!"

"Asal lo tau kesalahan terbesar apa yang pernah gue lakuin selama ini adalah, ngebiarin (Namakamu) hidup sama lo yang nyatanya lo cuma ngehancurin kehidupan dia!" Ungkap Karel dengan kedua tangan yang terkepal erat

I'm Not Bitch • IDRHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin