part 22

9.9K 1K 108
                                    

"Dengerin Bunda. Kalau udah sampai di bandara jangan lari-lari. Jalan kalem dan bawa koper kalian masing-masing"

Karel mengulum senyum saat (Namakamu) berinteraksi dengan kedua anaknya untuk tidak bertingkah aneh-aneh. Luys baik Luce mengangguk patuh.

"Dan ingat. Jangan bicara sama orang asing yang nggak kalian kenal. Paham?" (Namakamu) menyipitkan matanya memandang Luce dan Luys bergantian

"Paham Bun" jawab Luys

Luce memutar bola matanya bosan. "Kan nggak boleh sombong Bun"

"Rel!" Rengek (Namakamu) pada Karel

Anak bungsu nya yang satu ini memang luar biasa. Bukan Luce namanya jika dia tidak memprotes.

"Luce nurut sama Bunda atau kamu mau Daddy pulangin lagi ke Lovina?" Ucap Karel tegas

Luce menunduk takut. "Ya Dad"

"Ini pakai masker nya kalau udah turun dari pesawat" (Namakamu) menyodorkan masker berwarna hijau yang biasa dipakai kalangan dokter maupun perawat pada Luys dan Luce

"Kenapa Bun?" Tanya Luys memandang aneh masker yang berada di tangan nya

"Pakai aja. Bunda juga pakai kok" jawab (Namakamu)

Luce memandang dirinya, Luys, (Namakamu) dan Karel bergantian. "Kok Daddy nggak dikasi?"

"Daddy udah biasa kena debu disini jadi nggak perlu pakai masker" saut Karel

"Ooo.... pantes Daddy selalu makin jelek kalau pulang dari Jakarta"

Karel memandang horor Luce. Bukan nya takut bocah kecil nan tampan itu terkikik geli dan membuat gerakan kiss bye pada Karel.

Luys menutup mulutnya setelah menguap lebar. Dengan mata sayu dia memandang (Namakamu). "Masih lama nggak Bun? Luys mau merajut mimpi hoaammmm"

"Bentar lagi sampai. Tahan dulu ya? Ntar kamu boleh tidur sepuas nya di rumah Aunty Salsha" Karel menjawab yang kebetulan duduk bersebelahan dengan Luys

"Ugh Daddy" rajuk Luys yang merapatkan tubuhnya pada Karel

"Nggak nyampe 30 menit Boy" Karel mengusap puncak kepala Luys

"Lama banget Dad? Kan ini pesawat nya Daddy. Kebut dongg awan nya di salip" Luce menaik turunkan alisnya

"Anak siapa sih kamu?! Bawel banget. Mau Bunda lempar kamu ke bawah hah?!"

(Namakamu) menjewer pelan telingan kanan Luce membuat bocah itu berteriak.

"Aduh Bunda! Iya-iya Luce salah. Maaf dong. Lepasin sakit"

(Namakamu) mendengus kesal dan melepaskan jewerannya pada telinga Luce. "Jangan aneh-aneh kamu Luce"

Luce mencebik kesal. "Luys! Tukar dong. Aku mau sama Daddy aja. Bunda kejam"

Luys mendelik. "G thanks"

"Daddy!" Rengek Luce

"Anak Daddy kan Luys. Kamu katanya nggak mau jadi anak Daddy" jawab Karel menggoda Luce

Mata bocah itu berkaca-kaca dengan bibir yang bergetar.

"Hiks hikss"

Luce menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Menangis antara sedih dan marah. Itulah Luce.

(Namakamu) tertawa tanpa bersuara. Diraihnya tubuh Luce dan memeluknya sembari mengusap pelan punggung Luce tang bergetar akibat menangis.

Karel mengulum senyum berusaha untuk tidak tertawa yang nantinya akan membuat Luce semakin menjadi dengan tangisannya. Sedang Luys sibuk menggerutu pelan. Perasaan nya seakan ikut merasakan apa yang dirasakan sang adik.

I'm Not Bitch • IDRWhere stories live. Discover now