part 32

8.1K 766 142
                                    

SIAPA YANG MASIH INGAT?!
SIAPA YANG MASIH NUNGGUIN?!





Special for ZonaEnka










































Sudah hampir satu jam berlalu namun bibir (Namakamu) tak henti-henti merapalkan doa.

"BIE!"

(Namakamu) mengangkat kepalanya yang tertunduk. Dengan wajah sembab ia mencari suara kekasih yang ia rindukan.

"Hikss... maafin aku Rel, maaff. Di-di dalem hiks Luys lagi hiks operasi. P-pendonornya, Kak Iqbaal"

(Namakamu) terisak dengan memeluk pinggang Karel erat. Menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik pria yang berstatuskan kekasihnya itu.

Karel memejamkan kedua matanya menahan gejolak amarah pada (Namakamu) yang berani mengambil keputusan tanpa seijinnya. Walau seperti itu, Karel tetap membalas pelukan (Namakamu) dan mengecup puncak kepala (Namakamu) berkali-kali guna menenangkan perasaan wanita itu.

Karel diam tak bersuara. Membawa (Namakamu) kembali duduk di bangku tunggu yang berada di depan pintu operasi. Tangan kanannya sibuk membelai rambut panjang (Namakamu). Sedangkan tangan kiri nya di genggam erat kedua tangan (Namakamu) yang terasa dingin bagi Karel mungkin karena khawatir tentang operasi yang dijalani Luys.

Tangisan (Namakamu) sudah mereda. Sejak tadi (Namakamu) bingung menyusun kalimat untuk menjelaskan pada Karel tentang Iqbaal yang mau mendonorkan ginjalnya untuk Luys. (Namakamu) sadar jika Karel saat ini sedang marah pada dirinya hal itu jelas karena Karel yang tidak membuka suara untuk memulai percakapan dengannya. Bahkan menanyakan kabar dirinya, Luys atau Luce pun tidak.

(Namakamu) hendak menegakkan kepalanya yang bersandar dibahu Karel namun hal tersebut dicegah dengan tangan Karel yang menahan kepalanya.

"Diem"

Suara Karel yang dingin dan penuh penekanan membuat (Namakamu) mengurungkan niatnya.

"Maaf"

Karel tak menggubris lirihan (Namakamu) yang dengan jelas ia dengar.

"Keadaan Luys makin menurun semenjak kamu pergi. Aku bingung. Aku takut. Aku juga nggak mau kamu makin khawatir sama--"

Ucapan (Namakamu) terhenti saat Karel menarik tangannya yang di genggam (Namakamu). Belum selesai rasa terkejutnya oleh sikap Karel, kini pria yang berstatus kekasih nya itu mendadak berdiri dari duduknya dengan kasar.

"Karel" lirih (Namakamu) sedih

Karel memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Tanpa menolehkan kepalanya untuk melihat (Namakamu), dirinya berkata.

"Aku kecewa sama kamu Bie. Jangan kamu pikir aku nggak tau apa yang terjadi sama kamu dengan si brengsek itu?"

"Maksud kamu?" Tanya (Namakamu) tak mengerti

"Selama 6tahun kita sama-sama ngebesarin dan ngedidik kembar Bie. Semua aku lakuin yang terbaik buat kamu dan mereka. Bahkan kita baru aja mulai hubungan yang serius. Kamu ngecewain aku!"

(Namakamu) semakin tak mengerti akhirnya ikut berdiri di menghadap Karel. "Aku nggak ngerti kamu ngomong apa Rel!"

"Kamu nemuin dia tanpa aku tau!"

(Namakamu) pun akhirnya mengerti kemana arah tujuan pembicaraan Karel. "Kalau aku kasi tau kamu pun, kamu tetap nggak akan ijinin aku buat ketemu Kak Iqbaal, kan? Keadaan Luys makin buruk Rel! Kamu pikir ibu mana yang tega ngeliat kondisi anak nya kayak gitu?!"

I'm Not Bitch • IDRWhere stories live. Discover now