part 30

8.8K 777 94
                                    

Perhatian sayang-sayangku. Mungkin part tergaje dan ini part terpanjang yang pernah aku buat *lebay banget sih jeje ini* hehe. Plis jan bosen. Aku sedang berusaha agar cerita ini cepat selesai. Aku tau rasanya di gantung lalu di tinggalkan tanpa kabar EH! Khilaf khilaf..

Please, kasi komentar bawel dan tanda bintang yang banyak. Aku suka baca komentar yg bawel bawel gemes unyu unch unch gitu. Happy Reading bebyyy!

*****

Karel memangku tubuh Luce yang tertidur pulas dalam pelukannya. Berkali-kali mencium gemas pipi bocah yang kadang membuat tensi darahnya mendadak naik.

(Namakamu) sedang mengusap pelan kening Luys yang tidur sama seperti kembarannya. Beda nya ia tertidur di atas brankar rumah sakit serta tangan kanan yang masih di infus.

"Jangan di gangguin Rel" tegur (Namakamu)

"Aku nggak bisa ninggalin kalian disini" gumam Karel yang masih dapat di dengar oleh (Namakamu)

"Tapi gimana sama perusahaan kamu?"

"Mungkin Daddy akan datang ke Lovina"

"Dan kamu biarin Daddy kamu yang urus?" Tanya (Namakamu)

"Aku nggak mungkin ninggalin kalian disini Bie. Vano kerja. Salsha juga ngurus bayi nya. Siapa yang jaga kalian?" Karel memandang (Namakamu) frustasi

"Kami akan baik-baik aja Rel. Kalau kamu cepat menyelesaikan masalah perusahaan, kamu akan cepat datang buat aku dan anak-anak" lirih (Namakamu)

Karel menggeleng pelan. "Perasaan aku berat Bie buat ninggalin kamu dan kembar disini."

I'm Not Bitch

"Halo"

"......"

"Ya. Saya akan sampai di kantor sore nanti."

"......"

"Ya. Terima kasih"

Karel menghela napas nya berat. Satu jam lagi dirinya akan terbang pulang ke Lovina untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di perusahaannya yang mengalami masalah karena adanya pengeluaran yang membludak mengatasnamakan perusahaannya yang Karel yakini itu ulah dari karyawannya.

Sial.

Entah ini sudah yang keberapa kali nya Karel memaki dalam hati untuk hari ini. Berat sekali meninggalkan (Namakamu) bersama Luce dan Luys yang menunggu pendonoran ginjal yang cocok.

Karel berdiri di depan jendela kamar rawat inap Luys yang berada di lantai 5. Memandang dingin awan-awan putih yang berbentuk abstrak seolah menertawai dirinya.

Kepalanya tertoleh ke arah kanan saat merasa ada sepasang tangan yang melingkar di perutnya. Tangan kekar nya mengusap pelan punggung tangan itu. Karel tersenyum tipis saat jemari nya menyentuh cincin yang tersemat di jari lentik yang masih memeluk perutnya dari arah belakang.

"Bilang sama aku kalau kamu nggak mau aku pergi Bie. Maka dengan senang hati aku akan batalin semua nya" ucap Karel pelan namun terasa dalam

(Namakamu) menggelengkan kepalanya. Wanita itu tidak mau. Karel merasakan gerakan di punggungnya yang sudah pasti kepala kekasihnya ini.

"Pergi dan cepatlah pulang. Aku dan anak-anak butuh kamu"

Tanpa melepas pelukan (Namakamu), Karel membalikkan tubuh nya berhadapan dengan wanita yang namanya selalu memenuhi rongga dadanya.

I'm Not Bitch • IDRWhere stories live. Discover now