part 1

22K 1.1K 40
                                    

(Namakamu) menyandarkan tubuh nya lelah. Hampir seharian penuh ia hanya duduk manis di depan komputer untuk mengecek laporan perusahaan bulan ini. Maklum jika sudah akhir bulan. Semua nya harus di laporkan dengan keadaan yang baik.

Ia melirik arloji coklat di tangan kiri nya ternyata sudah menunjukkan pukul 8 malam.

Dia tidak sendiri untuk lembur selama beberapa hari kedepan. Teman-teman yang berada satu tim dengan dirinya pun ikut lembur guna mempercepat target.

"Gila! Mata gue panas banget rasanya! Ngilu nyut-nyutan!" Pekik Hanif yang kebetulan berada di depan kubikel milik (Namakamu)

Meja kerja untuk tim ini hanya berselisihkan sebuah papan saja sebagai pembatas. Seperti kubikel.

"Berisik deh lo Nif! Tinggal 1 jam lagi" sungut Amanda yang meja nya bersebelahan dengan (Namakamu)

"Diem dan lanjut atau gue tinggal pulang?"

"JANGAN!" teriak (Namakamu), Hanif dan Amanda bersamaan

"Nggak usah pake ribut! Kerja lagi" ketus Vano yang menjabat sebagai ketua tim untuk laporan kali ini

Amanda mencebikkan bibirnya kesal. Hanif kembali memakai kacamata antiradiasi yang ia miliki. Alasannya sangat sederhana. "Mata gue itu normal dan sehat. Seharian ngadep komputer kalo lagi kerja belum dirumah pasti main hp dan nonton tv. Bisa lecet dong"

(Namakamu) menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan nya dengan perlahan. Jari-jarinya mulai mengetik apa yang ia kerjakan sedari tadi.

Tepat pukul 9 malam. Keempat nya mengakhiri pekerjaan mereka untuk hari ini dan akan di lanjutkan esok hari. Berjalan beriringan keluar kantor yang sudah sangat sepi.

"Hanif! Gue nebeng ya" cengir Amanda

Hanif memutar bola matanya malas. "Ogah!"

"Pelit banget sih! Kalo sama Vano beda arah. Lagian kan satu arah beda komplek doang Nif" kesal Amanda

"Hhh iya-iya. Bawel lo ah"

Mendengar Hanif yang meng-iyakan permintaan nya mengecup pipi (Namakamu). Hal itu sudah biasa ia lakukan terlebih jika ia merasa senang. (Namakamu) yang sudah hafal betul dengan tingkah Amanda pun tak ambil pusing.

"Kalian hati-hati. Jangan ngebut Nif, maklum kalau udah malem banyak yang suka balap liar" ucap Vano

"Siap lah Pak Bos" jawab Hanif dengan gerakan hormat

"Kita duluan ya! Kalian juga hati-hati!" Pamit Amanda

Perlahan pun mobil silver milik Hanif meninggalkan parkiran kantor. Yang menyisakan sebuah mobil hitam milik Vano.

"Pulang sama aku?" Tawar Vano pada (Namakamu)

(Namakamu) mengalihkan pandangannya memandang Vano. "Enggak usah. Makasih. Aku bawa motor" tolak nya halus

"Tapi nggak baik cewek cantik kaya kamu naik motor malem-malem gini (Namakamu)" tutur Vano

"Aku gapapa. Trus me"

"Oke. Aku nyerah" Vano mengangkat kedua tangannya ke atas.

"Tapi ijinin aku ngikutin dan ngawasin kamu sampai kamu pulang dengan aman dan selamat"

****

"Makasih banyak ya Van. Jadi ngerepotin kamu" ucap (Namakamu) pada Vano melalui jendela mobil milik Vano

"Yang penting kamu aman" jawab Vano memandang lekat wajah cantik milik (Namakamu)

(Namakamu) mengangguk pelan tanpa melunturkan senyuman miliknya.

I'm Not Bitch • IDRWhere stories live. Discover now