Duka

6.5K 471 14
                                    

Happy reading, bisa di tebak part ini isinya apa😆 hadeuuh, silahkan dibaca aja deh

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Happy reading, bisa di tebak part ini isinya apa😆 hadeuuh, silahkan dibaca aja deh.
Vote nya juga jgn ketinggalan⭐

__

"Lo liat kak Gilang gak?" tanya Ica mendekati Kevin.

"Bukannya tadi sama lo." Kevin melirik Ica lalu fokus pada kamera di tangannya.

"Iya, tadi bilangnya mau ke toilet," gumam Ica menatap sekeliling.

"Cek aja, Ca." Kevin memotret pengantin baru yang sedang berpose di atas panggung.

Ica meninggalkan Kevin, ia menelusuri seluruh penjuru ruangan untuk mencari Gilang. Masa ke toilet lama banget, batin Ica resah.

"Kak!" panggil Bayu.

Ica menghampiri bayu yang menggenggam escream di tangan kanannya.
"Bay, liat kak Gilang, nggak?" tanya Ica berjongkok agar sejajar dengan adiknya itu.

Bayu menggeleng dan berlalu melewati Ica.

Ica memutar bolamatanya kesal, dasar bocah. Orang belum selesai bicara sudah nyelonong pergi. Ica mencari tempat sepi, ia mengeluarkan ponsel untuk mengirimi Gilang pesan.

Apa jangan-jangan Gilang tersesat, mana mungkin! Laki-laki itu sangat cerdas, tidak mungkin di gedung ini bisa tersesat.

Ica memilih duduk di bangku yang tersedia karena kakinya terasa pegal, memakai high hells memang bukan gayanya. Tapi, ini merupakan acara besar- mau tidak mau Ica memakainya agar terlihat lebih tinggi.
__

Selama penerbangan, Gilang terus merapalkan doa untuk Ibunya. Hari semakin sore, penerbangan dari bandara sultan mahmud badarrudin menuju  Bandar Udara Internasional Adisutjipto memakan waktu yang cukup lama, sekitar 1 jam 25 menit.

Kalau seandainya Gilang bisa terbang, sudah ia lakukan sejak tadi. Sayangnya ia manusia yang diciptakan dengan dua kaki untuk berjalan.

Pesawat yang Gilang tumpangi mendarat dengan selamat di bandara, ia bergegas keluar mencari taksi. Gilang mengeluarkan ponsel dengan tergesa-gesa, ia mencari nomor Rara untuk di hubungi.

"Rumah sakit mana?" tanya Gilang langsung setelah panggilang terhubung.

Gilang mematikan sambungan dan memasukkan kembali ponsel  ke dalam saku celana.

"Pak, ngebut ya. Ke rumah sakit umum!" ucap Gilang tidak sabaran.

"Iya mas," balas pak Sopir itu.

Gilang menatap jendela dengan pandangan kosong, ia menghela nafas kasar. Karena ini kah perasaannya tidak enak? Gilang merasa sangat bersalah, ia jarang berada di rumah menemani Ibunya. Gilang juga tidak tau jika Ibunya sakit.

Gilang memang anak yang tidak berguna, ia mengusap wajahnya kasar. Ia sangat syok ketika mengetahui Ibunya menderita penyakit leukimia. Leukemia adalah kanker jaringan pembentuk darah, termasuk tulang sumsum. Pada leukemia, sel-sel kanker menyerang sumsum tulang sehingga menekan produksi sel darah merah dan trombosit. 

GILANG FALLS [COMPLETED]✔️Kde žijí příběhy. Začni objevovat