Khawatir♥

15K 1.4K 35
                                    

Apakah tanda-tanda berjodoh itu bertemu hampir setiap saat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apakah tanda-tanda berjodoh itu bertemu hampir setiap saat

__

Ica mengendarai motor maticnya membelah jalanan, ia berangkat lebih pagi kali ini. Sepanjang perjalanan ia tak berhenti bersenandung, walaupun suaranya tidak bisa dibilang merdu, tapi cukup bagus menurutnya.

Deruman motor membuat Ica berhenti bersenandung, ia melihat kaca spion. Ada beberapa pengendara motor besar dibelakangnya, ketiga motor itu menyalip motornya dengan ugal -ugalan. Ica mendengus melihat tingkah pengendara motor yang kebut-kebutan itu ditengah jalan.

Ica menghentikan laju motornya saat lampu merah, ia melirik jam ditangannya, masih ada waktu 20 menit untuknya sampai di sekolah. Ia mengedarkan pandangannya kesekeliling, tatapan matanya bertemu dengan manik mata anak kecil yang sedang dibonceng oleh ibunya, anak kecil itu tersenyum kearahnya yang baru saja membuka kaca helm. Ica balas tersenyum lalu melajukan sepeda motornya karena lampu merah telah berganti hijau.

Ica tidak sadar, jika sejak dilampu merah ia telah diperhatikan oleh seseorang.

Ica memarkirkan sepeda motornya di parkiran sekolah, ia melepaskan helm dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan sambil berkaca di spion. Saat Ica membersihkan belek dimatanya, ia dikejutkan oleh tepukan dibahunya.

"Astagfirullah," ucap Ica memegang dadanya.

"Gue bukan setan kali," decak Gilang, laki-laki yang mengejutkan Ica.

"Kak Gilang, Ngapain disini?" tanya Ica melihat kanan kiri.

Ada beberapa Siswa-Siswi yang memperhatikan keduanya. Ica bergegas turun dari motor, meninggalkan Gilang seorang diri.

Gilang terkekeh, melihat kunci masih tergantung dimotor Ica.

"Ca!" teriak Gilang.

Ica menghentikan langkahnya, ya ampun kak Gilang ngapain sih, geram Ica. Ia menoleh ke arah Gilang yang saat ini sedang mengangkat tangan menggoyang-goyangkan kunci motor.

Ica tersadar jika kunci itu miliknya, ia mendengus berjalan ke arah Gilang lalu  menyambar kunci motor miliknya.
"Makasih ya kak Gilang," ujar Ica dengan nada dibuat-buat.

Gilang tersenyum memperhatikan punggung Ica yang semakin menjauh. Ia kembali meneruskan langkahnya menuju kelas, mengabaikan tatapan penasaran orang-orang.

Ica mendudukan diri dibangku nomor dua dari depan. Ia duduk seorang diri, bangku sebelahnya masih kosong. Ica sama sekali tidak mengenal orang-orang yang saat ini menatapnya.Terus kenapa liatin Ica begitu?

GILANG FALLS [COMPLETED]✔️Where stories live. Discover now