Blushing♥

12K 1K 42
                                    

Reaksi alamiah dari tubuh itu asli, wajah memerah terasa panas artinya kamu blushing☜☆☞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Reaksi alamiah dari tubuh itu asli, wajah memerah terasa panas artinya kamu blushing☜☆☞

***

Deruman motor terdengar sampai ke dalam rumah, Ica yang mendengar itu tidak terusik sama sekali, ia tetap fokus dengan sarapannya.

"Assalamualaikum!" Suara seseorang dari depan terdengar.

"Waalhaikhumshalam," jawab Ica dengan mulut penuh.

Ica menelan kunyahan dimulutnya lalu mengambil air minum, kemudian ia berjalan ke depan untuk melihat siapa yang datang.

"Kak Gilang," ucap Ica heran.

Gilang menarik sudut bibir kanannya, melihat Ica sudah rapi mengenakan seragam sekolah. Juga jangan lupakan sebutir nasi yang menempel diujung bibir Ica. Gilang memalingkan wajah, tertawa pelan, ia mengusap-usap kedua pipinya yang terasa berkedut dengan tangan kiri.

"Dih, Gila kali?" Monolog Ica melihat Gilang tertawa sendiri.

Gilang menoleh ke arah Ica, "Gue denger, gue juga nggak gila."

Ica memonyongkan bibirnya tak percaya, "Terus ngapain ketawa?" tanyanya lagi.

Gilang mengeluarkan tangannya dari saku celana, ia mengulurkan tangan ke arah Ica, untuk menghilangkan nasi yang menempel disudut bibir gadis itu.

Ica refleks mundur, "Ke-kenapa?" tanyanya gugup.

Gilang tersenyum, ia tetap mengulurkan tangannya hingga menyentuh sudut bibir Ica, "Ada nasi nempel,"

Ica memalingkan wajahnya menahan malu, ya ampun nasi, kenapa nempelnya pas ketemu kak Gilang sih? Ica menyengir tak enak kemudian berlari masuk ke dalam rumah.

"Buruan ya Ca!" teriak Gilang terkekeh.

Gilang duduk di bangku teras rumah Ica, langit terlihat mendung pagi ini, udara juga terasa dingin. Untung saja Gilang menggunakan jaket.

Ica keluar bersama Nenek, "Eh nak Gilang," sapa Nenek.

Gilang tersenyum, "Nek, Gilang sama Ica berangkat ya."

Nenek mengangguk dan mengulurkan tangannya untuk disalimi keduanya, "Hati-hati dijalan."

Gilang mengangguk, ia melangkah ke arah motor disusul Ica. Keduanya telah duduk diatas motor dengan gilang yang akan menghidupkan mesin motornya.
"Assalamualaikum, Nek," pamit Gilang melajukan motornya.

Kali ini Ica tidak berpegangan pada Gilang, karena Ketua Osis itu melambatkan laju motornya.

"Kak, pelan banget bawa motor," ujar Ica.

"Katanya kebut-kebutan nggak boleh," jawab Gilang melirik Ica dikaca spion.

Ica tidak lagi menjawab, ia diam-diam memperhatikan jalanan yang terlihat berbeda.
"Kak Gilang mau bawa Ica kemana?" panik Ica membuka kaca helmnya.

GILANG FALLS [COMPLETED]✔️Where stories live. Discover now