Marah

6.7K 660 23
                                    

Happy reading__

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Happy reading
__

Kalau saja Serli bukan perempuan, Gilang pasti sudah menghajarnya, berani sekali menjambak rambut Ica.
"Sshtt, udah ayo," ucap Gilang mengelus puncak kepala Ica lalu berjalan meninggalkan Serli dan Sasa.

Serli menghentakkan kakinya kesal, "Awas aja lo bocah, ini baru permulaan!" Serli berucap yakin dengan sorot mata menajam.

Gilang melepaskan rengkuhannya dilorong koridor, ada beberapa Siswa yang menatap penasaran kearahnya lebih tepatnya kearah Ica yang sesegukan disampingnya.
"Apa! Bubar!" sentak Gilang menatap tajam orang-orang yang berkumpul disekitarnya.

Gilang memegang kedua sisi bahu Ica, ia menatap wajah gadis itu lamat-lamat.
"Mana yang sakit hm?" tanya Gilang pelan.

Ica mengusap sisa-sisa air matanya, ia menggeleng menatap Gilang dengan hidung dan mata memerah.

Gilang merengkuh tubuh Ica ke dalam pelukan, menenangkan gadis itu.
"Udah, lo aman. Ada gue!" ucap Gilang.

Dibalik tembok tidak jauh dari tempat Gilang dan Ica berdiri, ada Serli yang sedang mengepalkan tangannya kuat. Ia sungguh tidak terima jika Gilang dan Ica memiliki kedekatan atau bahkan memiliki hubungan spesial.
"Awas aja!" seru Serli berlalu disusul Sasa.

Gilang memakaikan jaketnya pada tubuh mungil Ica, bisa dibayangkan bagaiamana bentuknya. Ica tenggelam didalam jaket besar milik Gilang, gadis itu menaikkan tudung jaket dikepalanya agar menutupi wajahnya yang habis menangis.
__

Gilang melemparkan tasnya di atas ranjang, ia mengacak rambutnya kasar. Serli sudah kelewatan, Gilang tidak bisa hanya diam saja ia harus berbuat sesuatu.

"Kak Abi," panggil Rara dari luar pintu.

"Masuk Ra, nggak kakak kunci!" balasnya.

Rara masuk membawa segelas susu cokelat buatan budhe, ia meletakkannya di nakas Samping ranjang tidur. Rara bergabung duduk disamping Gilang.

"Kusut banget mukanya," cetus Rara.

Gilang menghela nafas panjang, "Udah makan Ra?" tanya Gilang mengalihkan pembicaraan.

Rara menggeleng lalu mengangguk.

Gilang terkekeh pelan, "Yang bener yang mana? Gini apa gini," ucap Gilang mengikuti gerakan Rara yang menggeleng lalu mengangguk.

Rara menyengir lebar, "Udah kak, tadi Rara di ajak budhe ke restaurant terus makan banyak deh."

Gilang membalas dengan deheman, "Ntar malem kak Abi ajak Rara jalan-jalan, maaf karena kakak sibuk terus. Besok jadi pulang ke jogja?" tanya Gilang.

"Iya, Ibu udah suruh Rara siap-siap tadi waktu ditelpon," jawab Rara lesu.

"Ntar liburan kan bisa kesini lagi," ujar Gilang berdiri menggantungkan tasnya disamping lemari.

GILANG FALLS [COMPLETED]✔️Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon