Kangen

5.9K 495 17
                                    

Happy reading__

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Happy reading
__

Gilang mengusap-usap punggung Ica yang bergetar didalam pelukannya. Ya tuhan, Ica menangis karenanya.
"Maaf sayang," lirih Gilang sesekali mencium wangi shampoo rambut Ica.

Gilang mengangkat wajah Ica yang bersembunyi di dada bidangnya, "Udah ya shhttt, ditonton banyak orang tuh," tunjuk Gilang ke arah belakang Ica.

Hampir separuh siswa-siswi SMA Pelita melihat aksi dramastis Gilang dan Ica, sampai mereka rela menghentikan kendaraannya.

"Malu," cicit Ica menutup wajahnya dengan tangan.

"Ayo masuk!" ucap Gilang membuka pintu mobil.

Ica mengangguk kecil, ia masuk ke dalam mobil lalu memperhatikkan Gilang yang tampak berubah. Seperti ada yang baru pada laki-laki itu.

"Kenapa? Tambah ganteng kan gue," cetus Gilang narsis.

Ica mencebik. "Kemana aja?" tanya Ica sendu.

"Nanti gue ceritain, pulang atau kemana?"

"Pulang aja."

Ica memalingkan wajahnya melihat ke jendela mobil, suasana hening. Ia tidak berani bertanya lebih, takut jika Gilang merasa terganggu lalu marah. Ica melirik Gilang yang sedang mengemudi, laki-laki itu semakin tampan, rambutnya disisir rapi menghadap ke kanan. Bicara sola rambut? Ica baru sadar jika rambut Gilang yang terihat berbeda, kini lebih pendek dari terakhir kali Ica meliihatnya.

Setelah sampai dihalaman rumah Nenek, Gilang keluar lalu sedikit berlari memutari mobil untuk membukakan Ica pintu.
"Silahkan keluar tuan putri," ucap Gilang menunduk hormat seperti dicerita dongeng kerajaan.

Ica tertawa kecil, Ia keluar dari mobil menenteng tas punggung. Kehadiran Gilang ampuh mengobati harinya yang suram.
"Dirumah ada siapa?" tanya Gilang menghentikkan langkah Ica.

"Ada Nenek, kenapa emang kak?" Ica mengernyitkan dahi.

"Ah, enggak Ca, enggak apa-apa. Ayo masuk!" jawab Gilang berjalan melewati Ica.

"Heh, rumah siapa yang ngajak masuk siapa?" sungut Ica menyusul Gilang.

__

Ica diam-diam tersenyum memperhatikan paras Gilang, laki-laki itu terlihat biasa saja, berbeda sekali dengan seminggu yang lalu. Syukurlah, batinnya.
"Kak," ucap Ica.

Gilang berhenti menguyah, Ia menatap wajah kekasihnya.
"Kenapa hm?" tanya Gilang.

Ica gelagapan, rasanya tidak enak membicarakan perihal kemarin dimeja makan. "Ah... Anu... "

Gilang menaikkan sebelah alisnya, "Anu apa? Yang baner kalo ngomong," balas Gilang tersenyum kecil.

"Aa-hm... Masakan Ica enak gak?" tanya Ica meringis.

GILANG FALLS [COMPLETED]✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora