Ketemu camer

6K 565 19
                                    

Jangan jadi silent readers, yes!Vote, Comment and Follow account author✨Happy reading__

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan jadi silent readers, yes!
Vote, Comment and Follow account author✨
Happy reading
__

Gilang menghempaskan tubuhnya di ranjang, ia menghembuskan nafas panjang. Mendengar Ica belum move on dari mantannya membuatnya ketar-ketir sendiri, tapi setelah mengetahui jika mantan Ica meninggal, ia merasa prihatin. Pasti sulit bagi Ica menghadapi masa-masa itu.

Gilang membuka ponsel saat terdengar notifikasi masuk, Ibunya mengirim pesan agar ia menyusul ke restaurant. Gilang mengetikkan balasan lalu meletakkan kembali ponselnya di ranjang. Ia bangkit untuk bersiap menyusul Ibunya.

Setelah sampai di restaurant, Gilang tidak sengaja bersenggolan dengan anak laki-laki didepan pintu masuk.
"Aduh, maaf-maaf dek!" ujar Gilang berjongkok karena tinggi anak itu sebatas pahanya.

"Bayuu!" panggil Ibu-Ibu menghampiri anak laki-laki yang bersenggolan dengan Gilang.a

"Maaf bu, gak sengaja kesenggol tadi," ucap Gilang kembali berdiri.

"Iya gak apa-apa nak, emang anaknya bandel ini," balas Ibu itu tersenyum.

"Nak Gilang?"

"Loh, Nenek!" seru Gilang terkejut, "Nenek sama siapa ke sini?"

"Assalamualaikum!" ucap suara mengalihkan perhatian semuanya.

"Ica?" ucap Gilang bingung.

"Kak Gilang! ngapain disini?" tanya Ica melotot.

"Mau jemput Ibu," jawab Gilang.

"Kakak!" panggil anak laki-laki tadi memegangi kaki Ica.

Gilang semakin bingung, ia melihat Nenek, Ibu-Ibu tadi, Ica dan anak laki-laki itu bergantian.
"Kak Gilang, ini adeknya Ica," cetus Ica seolah tau kebingungan Gilang.

"Kamu kenal Ca?" tanya Maria, Mamanya Ica.

Ica mengangguk, tentu saja ia mengenal Gilang yang notabenenya adalah pacarnya sendiri.
"Kak Gilang ini, pacarnya Ica, Ma," ucap Ica menyengir memperlihatkan deretan giginya.

Maria menoleh ke arah Gilang, dengan cepat Gilang menyalami tangan perempuan yang telah melahirkan gadis secantik dan semanis Ica.

"Udah ganti status!" ledek Nenek berjalan ke luar restaurant.

Ica tersenyum malu, ia berjalan menghampiri Maria lalu memeluk perempuan yang begitu berarti baginya itu, Ica beralih mendekati Hery, papanya dan memeluk laki-laki yang selama ini menjadi superhiro baginya dan keluarga.
"Anak gadis papa," lirih Hery.

"Ica kangen papa."

"Papa juga nak," jawab Hery mengusap rambut Ica.

Ica melepaskan pelukannya, ia menatap meja restaurant yang sudah bersih, tidak ada lagi makanan yang utuh.

GILANG FALLS [COMPLETED]✔️Where stories live. Discover now