Palembang

4K 422 12
                                    

Hua kemaleman hiks

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hua kemaleman hiks. Pasti dah tidur semua ini, yaudah gapapa. Selamat membaca jangan lupa vote dan komen yaaa๏︿๏
__

Bandar udara internasional husein sastranegara.

Di tengah padatnya manusia, sepasang kekasih itu saling bergandengan agar tidak terpisahkan. Gilang menatap Ica dengan senyum lembut. Mereka sudah duduk di kursi penumpang dalam pesawat.

"Kak," panggil Ica.

Gilang menaikkan sebelah alisnya, "Lo tidur aja, biar gak kerasa."

Ica mengangguk, ia meletakkan kepalanya pada bahu Gilang, menjadikan pundak laki-laki itu sebagai sandaran. Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu lama, akhirnya pesawat telahmendarat sempurna di bandara sultan mahmud badarrudin. Gilang mengelus pipi Ica hingga sang empu merasa terusik dan membuka mata.

"Udah pulang?" cetus Ica mengerjapkanmatanya beberapa kali.

"Hah?" balas Gilang cengo, sepertinya Ica belum sadar dari tidurnya.

"Kita dimana sih?" tanya Ica membenarkan letak duduknya.

Gilang mencubit hidung Ica gemas, "Kita udah nyampe palembang."

"Oh iya... Ica lupa," ujar Ica menepuk keningnya pelan.

Gilang turun dari pesawat sembari menggandeng tangan Ica, Tas sudah di tangan keduanya. Ica mengeluarkan ponsel dari dalam sling bag, hendak memesan kendaraan online.

"Ica!" panggil suara menghentikan gerakan jari-jari Ica di layar ponsel. Ica mendongak dan melepaskan genggaman tangan Gilang untuk berlari ke arah sumber suara.

Gilang tersenyum kecut melihat tangannya yang kosong, siapa laki-laki yang memanggil gadisnya hingga Ica bisa terseyum selebar itu. Ia berjalan dengan perasaan berkecamuk menghampiri Ica.

"Eh, Siapa?" tanya laki-laki itu menatap Ica.

Ica tersenyum malu-malu. "Kenalin, Ini Kak Gilang. Cememew Ica," jawab Ica menarik tangan Gilang untuk lebih dekat.

"Hai bro, gue Kevin kakak sepupunya Ica." Kevin mengulurkan tangannya untuk bersalaman yang langsung disambut baik oleh Gilang.

Gilang menghembuskan nafas lega, ia tidak perlu merasa khawatir Ica akan berpaling darinya.

Mereka bertiga berjalan menuju mobil untuk menuju kediaman Ica dan sekeluarga, jantung Gilang berdetak dua kali lebih cepat. Mengapa ia menjadi gugup seperti ini?

"Gue ke hotel aja, Ya?" bisik Gilang.

Ica menatap Gilang dengan kening mengkerut, tidak setuju.

"Kak Gilang baru pertama kali dateng ke Palembang, Kan?" tanya Ica.

Gilang mengangguk, "Lo gak usah khawatir, gue bisa baca maps kok."

Ica menghela nafas berat, "Kak, Ica gak mau ya kak Gilang nginep di Hotel, mending di rumah Ica aja."

GILANG FALLS [COMPLETED]✔️Where stories live. Discover now