18:

6.5K 490 24
                                    

Vote dulu ya temen temen yang baik dan budiman:)

***

Bian sampai di sekolah lebih awal kali ini. Ia bersiul sambil berjalan menyusuri parkiran menuju ke kantin. Langkahnya terhenti ketika ia melihat Sera di depan sana. Sera tengah berjalan dengan buku di tangannya.

Seketika Bian teringat ucapan Bunda Rani tadi malam. Bian berlari kecil menghampiri Sera.

"Hampir aja!" Ujar Bian setelah ia menahan bahu Sera karena Sera hampir menabrak pilar.

"Eh,astaga." kaget Sera. "Astaga,maaf Bian. Aku gak liat!"

"Makanya kalo jalan itu yang fokus Ser"Bian menyentil dahi Sera membuat Sera mengaduh dan mengusap dahi nya.

"Maaf. Em makasih juga udah tolong aku"kata Sera.

"Kalo lo mau gue maafin,gimana kalo istirahat nanti makan Bareng gue?" ucap Bian sekaligus modus. Hm...

"Emang kalo gak makan bareng kamu gak bakal maafin dan nerima ucapan makasih aku?" tanya Sera polos. Bian menggeleng tegas.

"Kecuali lo mau makan Bareng gue!" Sera tampak berpikir.

"Oke deh,nanti jam istirahat kita makan bareng"ujar Sera.

"Nah,gitu dong!" Bian refleks mengacak rambut Sera membuat rambut Sera berantakan.

"Eh eh! Apa apaan nih?! Ngapain lo ngacak ngacak rambut Sera?!" Vamo berseru heboh sambil melepaskan tangan Bian dari kepala Sera.

"Ck. Ganggu aja lo!" kesal Bian.

"Lo tuh ya,gak usah modus bisa gak sih?! Pake acara pegang pegang kepala Sera lagi!" oceh Vano. "Lo baik baik aja Ser? Dia gak mukul lo kan?" tanya Vano panik.

"Yakali. Gila aja lo!" Bian menjitak kepala Vano greget. Sera terkekeh,tanpa sengaja matanya bertemu dengan manik mata Rean yang juga tengah menatapnya. Seketika,Sera merasa canggung.

"Eh,hai Re!" sapa Sera gugup.

"Hm,hai"sapa Rean balik.

"Lo gituan ya Re! Dari pagi kita berangkat bareng lo belum buka suara. Pas Sera nyapa lo aja baru lo ngemeng. Pilih kasih banget lo!" protes Vano.

"Sorry gue suka bisu kalo sama lo"kata Rean datar.

"Bwahahaha. Savage banget lo Re!" Bian tertawa puas. Sedangkan Vano memasang wajah nelangsa.

"Ngomong ngomong,kalian gak bareng sama Raka?" tanya Sera.

"Raka mulu,gue nya kapan?" sindir Bian.

"Nanyain Raka mulu,nanyain gue nya kapan?" sindir Vano. Sera menatap mereka berdua bergantian dengan tatapan tak nyaman.

"Gak usah di dengerin." kata Rean. "Raka masih otw katanya!" ucap Rean menjawab pertanyaan Sera. Sera menganggukkan kepalanya.

"Dahlah,ayo Ser. Guw anter lo ke kelas!" Vano merangkul leher Sera.

"Sama gue aja Ser!" ujar Bian tak mau kalah.

"Ayo!" Rean memegang lengan Sera kemudian menariknya berjalan menuju kelas Sera. Bian dn Vano melongo tak percaya.

"Kalah start gue!" gumam Bian.

"Woy tungguin!" Vano berteriak kemudian berkat menyusul Sera dan Rean disusul Bian dari belakang.

Siapapun akan merasa iri melihat Sera yang dikelilingi dan dilindungi oleh cowok tampan dan terpopuler seantereo sekolah.

Sebenarnya Sera sangat beruntung,disukai oleh banyak cogan tapi dengan bodohnya ia lebih memilih menyukai cowok berhati batu dan bersifat dingin macam Raka.

DEAR SERA [ENDING]Where stories live. Discover now