30: TITIK LEMAH

12.1K 520 28
                                    

Enjoy guys

***

Sera memasuki rumah dengan raut lelah nya. Setelah mengucap salam,Sera masuk dan tak melihat yang selalu menyambut kepulangannya. Sera kemudian meletakan tas nya di kursi di ruang keluarga dan hendak mengambil air minum ke dapur.

Langkah Sera terhenti di pintu dapur,ia mematung. Menatap terkejut pada objek yang ia lihat di depan matanya. Ia melihat Sean yang tengah sibuk memperhatikan wanita yang berdiri membelakangi Sera sambil memasak.

"Bunda?" beo Sera tanpa sadar. Sean dan wanita itu berbalik dan menatap Sera yang berdiri mematung di sana.

Pergerakan wanita itu terhenti,ia menatap rindu putri satu satunya itu. Bunda berjalan menghampiri putri nya dan berdiri tepat di depan Sera. Bunda menatap Sera dari ujung ke ujung,ia tak menyangka putri nya akan tumbuh secepat ini.

"Ara,ini bunda nak"ujar bunda dengan mata berkaca kaca.

Tanpa babibu,Sera langsung menubruk sang ibu dan memeluknya erat. Bunda awalnya kaget namun kemudian membalas pelukan Sera tak kalah erat seolah mencurahkan rindu yang dalam.

"Hiks...bunda,Ara kangen bunda..."isak Sera di pelukan sang ibu.

Mareta a.k.a bunda mengusap surai rambut Sera penuh sayang. Ia mencium puncak kepala Sera lama,mencurahkan semua rindu nya selama ini.

"Bunda minta maaf nak,bunda minta maaf. Maafin bunda sayang..." ujar Mareta bergetar. Ia sangat merasa bersalah menelantarkan putri cantiknya ini.

"Bunda..." Sera semakin terisak. Bisa kalian tebak seberapa rindu nya Sera kepada sang ibu setelah di tinggal pergi bertahun tahun. Sera tidak pernah menyimpan dendam sedikitpun.

Sean hanya berdiri menatap haru kedua anak dan ibu itu melepas rindu mereka. Sebenarnya Mareta sudah tiba sejak pagi tadi,tepat pukul 10.00 saat Sera masih berada di sekolah.

"Bunda jahat banget ya udah ninggalin kamu?" sesal Mareta memegang wajah Sera penuh sayang.

Sera menggeleng "Ara seneng bunda pulang"ujarnya.

"Maafin bunda nak,bunda gagal jadi bunda yang baik buat kamu"Mareta kembali memeluk Sera erat.

"Nggak,bunda gak pernah gagal jadi bunda buat aku,bunda yang terbaik. Ara sayang bunda.." Sera balas memeluk sang ibu.

Mareta melepas pelukan mereka,mengusap air matanya dan memegang kedua bahu Sera "Sekarang nangis nya berhenti ya? Ara baru pulang sekolah,Ara pasti capek ya? Makan dulu ya,udah bunda masakin"

Mendengar ucapan Mareta,Sera tersenyum lebar. Ia sangat rindu masakan bunda.

Sera mengangguk antusias,Mareta kemudian menuntun Sera untuk duduk. Sean pun ikut duduk sementara Mareta menyiapkan makanan.

"Kenapa gak ngasih tau Ara kalo bunda mau pulang?" Tanya Sera kepada Sean.

Sean tersenyum manis "Mau jadiin kejutan buat kamu"

Sera kemudian mencibir "Kalo abang ngasih tau dari kemaren,hari ini aku pasti bisa ijin ga sekolah dulu"

"Hahaha,iya iya abang minta maaf. Abang yang salah,kamu mah ga pernah"cibir nya di akhir kalimat.

"Ini,masakan yang dibuat khusus buat anak kesayangan bunda" Mareta meletakan makanan itu di depan Sera. Makanan kesukaan Sera sejak kecil.

"Nasi goreng telur mata sapi?! Bunda masih inget?!" Sera menatap Mareta berbinar.

Jangan sepelekan makanan kesukaan Sera,ia sangat menyukainya karena Karena yang membuatnya membuat Sera sangat menyukai nasi goreng khusus buatan sang ibu.

DEAR SERA [ENDING]Where stories live. Discover now