43

4.3K 294 6
                                    

Enjoy guys:)

Vote+comment don't forget!

Happy reading

***

Raka berlari sekuat tenaga menuju rumah sakit,sesampainya disana ia sudah melihat banyak orang yang sudah berkumpul di ruangan tempat Sera di rawat.

Langkah Raka memelan,ia berjalan mendekat. Raka berjalan di antara kerumunan dan masuk ke dalam. Suasana di dalam sangat Raka benci. Ia melihat semua orang menangis,tak terkeculi ketiga sahabatnya.

Jantung Raka seolah berhenti berdetak ketika melihat Mareta yang seperti orang kesurupan berusaha membangunkan Sera,juga Sean dengan air matanya yang mencoba menenangkan sang ibu.

"Bunda,jangan kayak gini..."

Rean tak kalah menyedihkan,ia dengan tatapan kosongnya berdiri di pojok ruangan,matanya seolah menyiratkan kalau ia tidak bisa menerima ini semua.

"Nggak,nggak mungkin"gumam Rean menggeleng gelengkan kepalanya.

Gea dan Daisi sudah menangis tak tertahan sambil saling memeluk. Bian Dan Vano yang sudah berusaha untuk tetap terlihat tegar.

Raka mematung,ia melihat Sera yang sudah tak terdapat alat alat apapun di tubuhnya. Mata gadis cantik itu terpejam damai membuat hati Raka berdesir nyeri.

Raka mendekat ke arah Rean dan bertanya padanya "Sera udah baikan? Apa kata dokter Re?" mencoba terlihat baik baik saja,Raka mengabaikan fakta kalau Sera sudah pergi untuk selamanya.

Rean menatap Raka sedih,matanya sudah sangat merah karena menangis sejak tadi. Rean menggeleng,namun Raka tak mau overthinking.

"Haha,Sera udah sembuh ya? Semua alat udah di lepas,alat bantu pernafasannya juga. Syukur deh"Raka tertawa paksa. Matanya bergerak gelisah tak tentu arah.

Raka berjalan mendekati Sera,berdiri di sebelahnya,menggenggam tangan yang sedingin es itu.

"Ayo pulang Ra,kamu udah sembuh"ujar Raka lembut sambil mengelus rambut Sera penuh sayang.

"Bangun sayang,ayo pulang. Kamu pasti udah kangen rumah kan?" Raka terus berucap,Mareta yang tak mampu melihat keadaan sang putri jatuh ke dalam pelukan Sean.

Melihat sikap Raka,Gea,Daisi,Bian dan Vano segera memalingkan wajah. Tak kuasa melihat ketidak relaan Raka atas Sera.

Setetes air mata keluar dari mata Raka,namun bibirnya tetap menyunggingkan senyum walau ujung bibirnya bergetar menahan isak.

"Sayang,udahan ya ngeprank nya? Aku udah disini,kita pulang sama sama"kata Raka sangat lembut.

Tak tahan melihatnya,Rean segera menghampiri Raka dan melayangkan sebuah bogeman pada Raka membuat Raka tersungkur dan yang lainnya terkejut. Tak sampai disana,Rean menarik kerah baju Raka dan memaksanya berdiri.

"SERA UDAH GAK ADA!! DIA UDAH TIDUR PULAS! SADAR KA SADAR!!" teriak Rean tepat di depan wajah Raka.

Raka dengan sudut bibir yang berdarah,terkekeh. Ia kemudian melepaskan tangan Rean dari kerah baju nya "Ngomong apa sih Re! Ngaco lo!"

"Lo emang gak cukup kalo di pukul cuma sekali" Dan...

BUGH

Rean kembali melayangkan tinjuannya pada wajah Raka. Tidak hanya sekali,namun ia melakukannya beberapa kali.

"Rean!!" Bian dan Vano berusaha menenangkan Rean dan menjauhkannya dari Raka.

Raka tersungkur ke lantai,ia diam tanpa mengeluh ataupun memberontak.

DEAR SERA [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang