24: SEHARUSNYA

13.2K 720 16
                                    

Assalamualaikum

VOTE KOMENNYA YU BISA YU:3

***

Kali ini,Sera benar benar serius akan ucapannya. Ia benar benar mengakhiri hubungan nya dengan Raka. Kali ini,sudah cukup luka yang Sera dapatkan.

Sera membuat kedua sahabatnya bangga sekaligus iba. Sejak tadi,Sera tidak berbicara pada mereka. Gea dan Daisi hanya bisa mencoba memahami kondisi Sera. Bagaimanapun,Sera pernah begitu menyukai Raka.

Ketika bel pulang sekolah berbunyi,Sera segera pergi meninggalkan kelas. Ia bahkan tidak menoleh pada Gea dan Daisi. Lagi,mereka berdua hanya bisa mengangguk pasrah.

Tak lama setelah Sera keluar,Rean bersama Vano dan Bian memasuki kelas Sera.

"Sera mana?" tanya Vano.

"Udah pulang"jawab Gea lemas.

"Cepet banget. Tumben ga bareng kalian?" sambung Bian.

"Gue duluan!" Rean menepuk pundak Bian dan berlari dari sana.

Rean tidak bisa memastikan keadaan Sera baik baik saja sekarang ini. Rean takut Sera berbuat macam macam.

Di lain tempat,Sera berjalan menjauhi sekolah. Langit mendung tak ia hiraukan. Sera seolah tidak bernyawa,ia terus mengikuti kemana langkah kaki nya membawanya.

Hujan turun begitu deras,namun Sera tidak terusik. Ia terus berjalan di bawah hujan dengan tatapan kosongnya. Ia bahkan tidak mempedulikan jantung nya yang terasa mencekik.

Yang ada di fikiran nya sekarang adalah kenangan kenangan ketika ia bersama Raka. Walau tidak ada momen manis di antara mereka,setidaknya mereka pernah bersama sama.

Sera berhenti di tepi jalan sambil memegangi dada kirinya. Ia menangis tersedu sedu. Tanpa memperdulikan rasa sakitnya,Sera terus berjalan hingga ia sampai ke rumah.

Sera mengetuk pintu rumah dan langsung di buka oleh Sean. Sean yang melihat keadaan adiknya langsung panik.

"Astaga Ra!! Kamu kenapa??" panik Sean memapah Sera masuk. Wajah Sera pucat pasi,tatapannya kosong.

"Ra! Kamu kenapa? Kenapa ga telepon abang? Kenapa hujan hujanan?" Sean panik. Saat ia hendak mengambil handuk,Sera menahan tangannya.

"Bang...."lirihnya. "Ara capek. Ara mau tidur"

Setelah mengatakan itu,Sera pingsan. Sean panik,ia menepuk nepuk pipi Sera.

"Ra! Bangun Ra! Astagaa!!" Sean langsung membopong tubuh Sera dan membawanya ke rumah sakit.

Beberapa saat setelahnya,Rean datang kesana. Ia mengetuk ngetik pintu rumah Sera namun tak ada jawaban. Rean langsung menelepon nomor Sera namun handphone nya tidak aktif.

"Lo kemana Ra???" panik Rean. Ia mengacak rambutnya gusar.

***

Di rumah sakit,setelah Sera di tempatkan di ruang rawat inap,Sean berbicara dengan dokter disana.

"Sepertinya,pasien sudah lama mempunyai penyakit jantung. Kondisi pasien saat ini sangat buruk,kondisi jantungnya lemah. Apa selama ini pasien tidak menjalani terapi?" ujar dokter membuat Sean terkejut bukan main.

Sean merasa seolah dunia nya berhenti saat itu juga. Otaknya mencoba mencerna semua ucapan dokter.

"Adik saya punya penyakit jantung dok?" tanya Sean tak percaya.

"Iya. Sepertinya,di lihat dari kondisi pasien,penyakitnya sudah sangat lama"

"N-nggak mungkin dok. Dia gak pernah cerita apa apa sama saya"Sean tak percaya.

DEAR SERA [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang