37: !

5.9K 294 18
                                    

Ada yang kangen Rean?

Ada yang kangen Rean?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Sesuai titah dari pelatih basketnya,sore ini Raka mulai menjalankan hukumannya. Di saat para siswa yang lain pulang ke rumah masing masing,Raka sudah berkacak pinggang sambil menatap lapangan basket yang harus ia bersihkan.

Raka memulai hukumannya dengan mengambil bola basket yang tidak berada di tempatnya,kemudian merapikan yang lain. Kali ini Raka tak mengeluh sedikitpun karena alasan ia meninggalkan pertandingan juga lebih berharga dari apapun.

Perwakilan lomba dari sekolah mereka sudah pulang jam dua belas siang yang lalu. Meskipun tim basket nya menang,Raka tetap saja bersalah karena hal ini.

Mendengar suara langkah kaki mendekat,Raka menoleh dan melihat coach Richard berjalan mendekati. Dengan sigap,Raka berdiri menghampiri pelatihnya itu.

"Sore coach"Raka menyapa sopan.

"Saya gak habis pikir sama kamu Raka,bisa bisa nya kamu meninggalkan pertandingan begitu saja"ujar coach Richard heran.

"Maaf coach"

"Apa alasannya kamu pergi gitu aja? Tidak biasanya kamu lari begitu saja pada saat pertandingan berlangsung."

Raka terdiam,ia tidak menemukan alasan yang pas untuk beralibi pada pelatihnya itu.

"Masalah pribadi coach,saya gak bisa ninggalin"alibi Raka.

"Sepenting itu? Sampe sampe kamu lari dari tanggung jawab"coach Richard menyudutkan.

Raka mengangguk mantap "Lebih penting dari nyawa saya coach!" kekeh Raka agar suasana tidak tegang.

Coach Richard tak habis pikir. "Saya gak paham jalan pikir kamu. Walaupun sekolah kita tetap menang,kamu tetap salah Raka. Makanya,untuk satu minggu ke depan kamu harus rutin bersihin lapangan ini!"

Raka memberi hormat pada coach Richard. "Siap Coach!" tegasnya.

Coach Richard kemudian pergi dari sana meninggalkan Raka yang kembali menjalankan hukumannya.

Sepuluh menit berlalu,Raka belum selesai membersihkan ruangan itu. Mendengar suara decitan pintu,Raka pun menoleh. Ia kaget melihat kehadiran Sera disana.

"Loh,kok belum pulang Ra?" tanya Raka menghampiri Sera.

Sera tak menjawab,ia hanya menyerahkan sebuah botol air mineral pada Raka.

"Lain kali,gak usah ngorbanin sesuatu demi aku"ujar Sera datar.

"Lo tau?"

"Menurut kamu?" ketus Sera. "Nih ambil,sebagai ucapan maaf sekaligus makasih"Sera menyerahkan botol itu.

DEAR SERA [ENDING]Where stories live. Discover now