49: AKHIR

18.5K 521 26
                                    

Walau mungkin kisah ini berakhir,tidak menutup kemungkinan mereka melanjutkan kisah mereka tanpa sepengetahuan kita semua!

Intinya,terimakasih untuk semuanya! Maaf kalau authornya ngaret update😆

Enjoy guys❤

•••⚛•••

Suasana duka kini menyelimuti proses pemakaman remaja cantik berusia delapan belas tahun,Seraphina Evangeline. Siswi SMA yang menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit jantung yang di deritanya. Sera menghembuskan nafas terakhirnya di bahu orang yang ia cintai,di sandaran lelaki yang sangat berarti untuknya.

Seperti mimpi memang,siapa yang akan menyangka Sera akan pergi secepat ini? Jika di rasa,baru kemarin mereka berbincang dengan Sera,dan sekarang gadis itu sudah sampai di perisitirahatan terakhirnya.

"Tega banget lo ninggalin gue Sera,jahat banget lo" Gea teriak tak berdaya. Ia ambruk di pelukan Bian,tak kuasa melihat sahabatnya yang sudah di tidurkan di tempat terakhirnya.

Bian pun demikian,air mata laki laki itu tak berhenti mengalir. Bagaimanapun juga,Sera sudah mengisi kekosongan di hatinya,walau ia tak pernah memilikinya.

 Bagaimanapun juga,Sera sudah mengisi kekosongan di hatinya,walau ia tak pernah memilikinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini pasti cuma mimpi! Nggak mungkin Sera ninggalin gue gitu aja. Nggak mungkin kan?" ibu Daisi memeluk putrinya,ia tak kuasa melihat sang anak menangis melihat kepergian sahabat yang sangat berarti untuknya.

"Ikhlaskan sayang,jangan mempersulit jalan Sera disana"ibu Daisi menasehati. Ia mengenal Sera cukup baik,gadis itu adalah gadis yang sangat baik.

Vano menangis tanpa suara,ia menatap kosong gundukan tanah yang perlahan mengubur Sera. Vano tak bisa berkata kata lagi,semuanya terlalu mendadak. Rasanya Vano ingin mengulang waktu agar ia tidak terbangun pagi ini. Pagi ini adalah pagi terburuk dalam hidupnya,ia harus mendapat kabar yang menyakitkan.

Mareta menangis di pelukan Sean,ia menutup mulutnya dengan kerudung hitam yang di kenakannya. Mareta sangat menyesal,kenapa ia bisa lengah akan kesehatan putrinya ini. Kenapa ia sangat egois?

"Maafin bunda sayang,bunda jahat banget sama kamu. Bunda minta maaf..."

Sean memeluk Mareta dan mengusap punggung sang ibu,memberi ketenangan. Sejak mendapatkan kabar kematian sang adik,Sean tak henti hentinya menangis. Disini,ia yang paling menyesali semuanya. Ia menyesali saat Sera memintanya pulang,ia tidak menghiraukannya.

"Abang kakak yang buruk buat kamu Ra,abang ga bisa maafin diri abang sendiri" Sean menatap gundukan tanah yang perlahan terbentuk itu naas. Di balik gundukan tanah itu,ada adiknya yang sudah tertidur tak berdaya.

Kepergian Sera menyisakan banyak duka. Bahkan,acara pelulusan yang harusnya di adakan hari ini,di undur. Para guru dan siswa sudah memadati prosesi pemakaman Sera. Fani juga ada disana,menatap makam Sera penuh sesal.

DEAR SERA [ENDING]Where stories live. Discover now