Yonghwa yang sedang mengerjakan entah apa pun ikut menolehkan kepalanya. Menunggu hal baik apa yang akan Jungwoo katakan pada mereka. Dalam hati ia berharap itu benar akan terjadi.

"Aku tidak tahu. Tapi, aku yakin kita akan segera mengetahuinya tak lama lagi."

"Apa itu ada hubungannya dengan Jaehyun dan Johnny?"

Pertanyaan penuh asa yang Seojun lontarkan tak ayal membuat Yonghwa semakin tidak tenang dalam benaknya. Ia juga ingin bertemu dengan Jaehyun. Sungguh ... Anaknya yang sudah lama pergi. Anak yang ia harapkan untuk kembali.

"Uhm. Kurasa ..."

Sebenarnya Jungwoo sudah merasakan hal ini dari lama, tapi ia diam saja. Lagipula, ia juga hanya bisa merasakan, tidak benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Namun, perasaan ini hampir sama saat Jaehyun mengirim pesan bahwa ia berhasil menyelamatkan Johnny.

Perasaan yang tidak bisa ia gambarkan dan deskripsikan.

Yang pasti, Jungwoo berharap, kedua alpha itu akan selalu bahagia di manapun mereka sekarang berada, dan akan tetap kembali karena kawanan juga merupakan keluarga yang masih harus mereka pikirkan kelangsungannya.

Yang pasti, Jungwoo berharap, kedua alpha itu akan selalu bahagia di manapun mereka sekarang berada, dan akan tetap kembali karena kawanan juga merupakan keluarga yang masih harus mereka pikirkan kelangsungannya

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.


Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Sejak kehadiran Jeno di tengah-tengah mereka -serigala kecil yang semakin lama semakin mirip dengan ayahnya, Jaehyun benar-benar merasa hidupnya semakin sempurna.

Ia yang tadinya tak mengapa walau hanya bersama Johnny saja, kini semakin berterima kasih pada Moon Goddes karena memberi Jeno sebagai pelengkapnya.

Jaehyun tak bisa meminta lebih banyak lagi. Ini sudah cukup. Lebih dari cukup.

"Apa yang kau pikirkan?"

Jaehyun menyambut ciuman lembut yang Johnny suguhkan malam itu. Berada dalam pelukan pria yang ia cintai selama hidupnya, rasanya begitu manis dan menghangatkan hati.

"Memikirkan ... kita?" kekehan Jaehyun seperti alunan musik yang lama tak Johnny dengar. Tapi, ini sudah mampu membuatnya melengkungkan kedua sudut bibirnya ke atas. Apalagi saat ia mengingat betapa sulit membuat Jaehyun tertawa di masa lalu.

"Johnny ..."

"Mm?"

"Sepertinya kita harus pulang."

"Appa, apa kita hanya bertiga saja?" Jeno bertanya, rasa kesepian mungkin yang memicunya. Hutan ini benar-benar sepi, bahkan bagi Jaehyun sendiri. Belum lagi Johnny yang memang sering pergi. Entah hanya untuk berburu atau mencari sesuatu.

Jaehyun mengangguk atas pertanyaan serigala kecil itu. Namun, tanpa bisa dicegah, ia justru menceritakan sejarah.

Jeno meski masih kecil adalah pendengar yang baik. Anak itu menyimak meski cerita Jaehyun meski tidak sepenuhnya bisa ia mengerti.

Two Alpha✅Onde as histórias ganham vida. Descobre agora