Part 28

431 62 8
                                    

Irene berjalan lebih dulu ke arah Cafe di seberang sekolah, Sehun terlihat seperti mengekor dengan Irene karena berjalan di belakang Irene mengikuti ke mana pun Irene pergi.

"Kamu benar-benar tidak mau makan?" Tanya Irene.

"Aku sedang tidak nafsu makan," Jawab Sehun.

"Kalau begitu lebih baik kamu menunggu di mana dulu, aku sudah janji dengan yang lain untuk makan bersama." Ucap Irene.

"Kalau begitu aku tunggu di rooftop umum aja." Ucap Sehun. Irene mengangguk. "Nanti aku akan menyusul ke sana." Ucap Irene sebelum pergi menunggalkan Sehun di luar sendirian. Bukannya Irene tidak mau mengajak Sehun, tapi dia bilang diri nya tidak lapar, jika Irene makan di depan Sehun, diri nya akan merasa sangat tidak enak, jadi lebih baik dia makan dulu bersama Wendy.

"Irene, sini."

Wendy langsung memanggil Irene saat melihat Irene sudah masuk ke dalam Cafe. "Kamu mau pesan apa? Hari ini Kai yang traktir, dia kalah taruhan tadi." Ucap Wendy.

"Taruhan apa?" Tanya Irene.

"Tadi kita bertaruh, aku bilang kamu akan keluar setelah Sehun keluar, sedangkan Kai bilang kamu akan keluar lebih dulu dari pada Sehun." Ucap Wendy.

"Kai mungkin sedang bodoh, aku tidak pernah keluar dari lab secepat itu." Ucap Irene.

"Kami tahu, makanya kamu semua berkata begitu agar mendapat traktiran dari Kai." Ucap Wendy.

"Kalau begitu aku pesan mie, dengan susu kotak 2 dan roti 1, jangan lupa jus alpukat nya." Ucap Irene. Kai melotot mendengar pesanan Irene.

"Irene, kamu bahkan belum satu minggu menjadi golongan biru, tapi kenapa sifat mu sudah seperti terbiasa." Tanya Kai dengan wajah datar.

"Karena aku juga pernah kaya dulu." Ucap Irene sambil memeletkan lidahnya ke arah Kai.

"Ya sudah, Irene mie satu, susu kotak 2, roti 1, jus alpukat satu, Wendy, nasi goreng 1, jus mangga satu, ChanYeol, Mie goreng 1, nasi goreng 1, ayam goreng 1, minum nya jus melon, dan Kamu sayang?" Tanya Kai pada Krystal.

"Aku jus alpukat saja." Ucap Krystal. Kai langsung mendapatkan tatapan mengerikan dari Wendy dan ChanYeol.

"Sayang, pesan saja. Kamu lapar kan." Ucap Kai.

"Kalau begitu, hehehe, lobster nya satu." Ucap Krystal. Wendy langsung mengacungkan jempol ke arah Krystal.

Kai tersenyum dengan penuh rasa kesal, bagaimana bisa pacarnya itu memesan lobster, harganya sama sekali tidak murah. Kai berjalan ke arah tempat pemesanan sedangkan mereka semua hanya terus tertawa karena ekspresi wajah Kai sangat lucu saat dia kesal.

"Irene, apa ujiannya susah?" Tanya Krystal.

"Lumayan, tapi tergantung ke hoki an kalian, jika kalian seperti Sehun, dia mendapatkan materi yang sangat mudah." Ucap Irene. Wendy menatap ngeri ke arah Irene.

"Benarkah? Aku hari ini tidak mungkin sedang beruntung, habislah kita." Gumam Wendy. ChanYeol sendiri hanya memeluk Wendy dan membiarkan Wendy menyender di bahu nya karena terlalu lemas untuk kembali membayangkan seperti apa ujian yang akan dia hadapi setelah ini. Giliran mereka semua adalah setelah istirahat. Itu sebab nya mereka memesan banyak makanan, agar mereka tidak kehabisan tenaga untuk berpikir keras.

"Kamu ini pintar Wendy, kenapa harus sampai seperti itu." Ucap Krystal.

"Hei, bisa kamu bayangkan, sesulit apa itu jika Irene sampai bilang itu sulit, aku memang hafal semua teorinya, tapi aku tidak pandai dalam mengukur sesuatu, apa lagi itu adalah cairan, sudah pasti semuanya akan berantakan." Ucap Wendy semakin lemas.

"Irene, di mana Sehun?" Tanya ChanYeol.

"Dia menunggu di rooftop umum, Kamu ingin bertemu dengan nya?" Tanya Irene.

"Nanti saja, setelah ujian, tolong sampai kan pada dia untuk menemui aku dan Kai di depan lapangan basket." Ucap ChanYeol.

Irene mengangguk. "Nanti akan aku sampaikan." Ucap Irene. "Baiklah, terima kasih ya." Ucap ChanYeol.

Tidak lama kemudian, Kai kembali dengan sebuah nampan di tangan nya.

"Ini dia tuan putri." Ucap Kai sambil memberikan sepiring lobster panggang dengan saus kepada Krystal. Wendy menatap Kai dengan tatapan membunuhnya.

"Aku sudah membayarnya, kalian tinggal ambil sendiri." Ucap Kai kesal. Wendy ingin mencekik Kai, tapi ChanYeol sudah menahan Wendy terlebih dulu. "Sayang, biar aku yang mengambilkannya untuk mu ya. Tunggu sebentar." Ucap ChanYeol.

Krystal pun tertawa melihat Wendy yang kesal seperti itu. ChanYeol segera kembali dengan dua nampan di tangannya. "Ini untuk mu sayang, dan ini milik Irene."

ChanYeol membawakan milik Irene juga. Tapi Wendy sama sekali tidak keberatan. ChanYeol kembali lagi ke sana untuk mengambil miliknya sendiri.

"ChanYeol, kamu habis memakan semua itu?" Tanya Irene sambil melihat isi nampan ChanYeol yang bisa di bilang ada 3 piring menu.

"Aku sedang lapar dan otak ku harus di isi." Ucap ChanYeol.

"Itu sebab nya tubuhnya sangat besar," Bisik Kai kepada Irene dengan suara yang cukup kencang. ChanYeol yang mendengarnya langsung melempar sebuah kertas yang sudah di ChanYeol remas menjadi bola kertas lalu melemparkan ke kepala Kai.

"Sudah-sudah, ayo kita makan, Kalian harus bersiap-siap setelah ini." Ucap Irene melerai semuanya.

Wendy benar-benar terlihat sangat senang bisa makan bersama dengan Irene di dalam Cafe. Selama ini Wendy pikir akan terus membawakan makanan ke kamar Irene di sana, tapi sekarang, kamar mereka bersebelahan jadi Wendy tidak perlu susah lagi jika mau main atau mengobrol di kamar Irene.

*****

"Irene, kamu tidak memakan roti nya?" Tanya Kai.

"Tidak, aku ingin menyimpan nya dulu, siapa tahu aku lapar saat menunggu kalian nanti." Ucap Irene.

"Benar juga, seharusnya kamu beli lebih banyak, mumpung ada yang bayar in." Ucap Wendy.

"Wendy, Irene itu tahu diri, tidak seperti pacar mu itu." Ucap Kai dengan nada kesal. Tapi orang yang di bicarakan malah duduk dan hampir tertidur karena kekenyangan.

"Kenapa kalian tidak pernah akur? Bagaimana mungkin kalian bisa berteman seperti ini?" Tanya Irene.

"Aku juga tidak tahu, tapi cepat lah, jika terlambat pengawasnya akan marah," Ucap Krystal.

"Memang siapa pengawasnya?" Tanya Wendy.

"Bu Hira." Bisik Krystal. Mereka semua melotot dan langsung berlari ke luar dari Cafe karena mereka sudah hampir terlambat. Irene hanya tertawa melihat mereka semua lari terbirit-birit seperti itu meninggalkan Irene sendirian, tapi Irene sudah memaklumi nya, Bu Hira memang sangat galak, telat se menit saja sudah seperti telat satu tahun.

Irene berjalan ke luar dari Cafe itu dan berniat menyusul Sehun di sana. Dia pasti merasa kesepian di sana. Irene sebenarnya merasa sedikit bersalah karena meninggalkan Sehun seperti itu, tapi lagi pula Irene tidak bisa mengajak Sehun masuk dan Sehun juga tidak ingin makan. Irene tidak memiliki pilihan lain, sejak di dalam laboratorium, perutnya sudah meronta-ronta minta di isi. Walaupun dia sudah sarapan, tetap saja masih terasa lapar saat di laboratorium tadi.

TBC

Reverse [ 1 ] ✔️Where stories live. Discover now