Prolog

1.2K 133 12
                                    

Heiiii... Keluarkan aku dari sini..."

"Sehun, cepat buka pintu ini, aku mohon, sebentar lagi kelas akan mulai."

Terdengar suara tertawa dari balik pintu itu. "Kamu harus sedikit bersantai dan keluar dari kelas, jangan menjadi kutu buku terus Irene. Hahaha."

Perempuan yang di kunci di dalam gudang adalah Irene. Lagi-lagi Sehun dan teman-teman nya berbuat ulah. Irene terus saja menggedor-gedor pintu itu agar mereka mau membukakan nya. Sayang nya mereka malah semakin senang.

"Berdoa saja ada orang yang lewat sini karena daerah sini jarang ada yang lewat loh." Ucap salah satu dari mereka. Irene semakin kencang menggedor nya. "KELUARKAN AKU." Teriak Irene dari dalam sana.

"Hei, sudah cukup, ayo kita pergi." Ucap Sehun dengan wajah datarnya.

Mereka semua tidak ada yang melawan perkataan Sehun. Mereka hanya mengikuti Sehun pergi dari sana.

Mereka semua sangat menurut pada Sehun. Pasti banyak dari kalian bertanya-tanya, kenapa Sehun terlihat sangat santai saat berbuat ulah? Anak-anak lain biasanya akan takut di keluarkan dari sekolah. Tapi tidak dengan Sehun, dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan di sekolah ini, karena sekolah ini adalah milik keluarganya. Jadi guru yang berani melaporkan tingkah laku Sehun kepada orang tua nya mungkin akan langsung di pecat. Entah Sehun mendapat kekuasaan dari mana untuk memecat guru nya sendiri. Tapi itu memang sudah pernah terjadi. Mereka tidak ada yang berani mengganggu Sehun lagi, termasuk guru dan kepala sekolah sekali pun.

Jadi, beberapa anak memilih untuk mengikuti Sehun di dalam geng mereka agar hidup mereka tetap aman.

Jangan pikir semua orang bisa melakukan itu.

Di sekolah itu, anak orang kaya dan yang tidak, akan di bedakan dari seragam nya. Untuk anak orang kaya, mereka biasanya akan memakai seragam Biru-hitam, dan terkadang akan ada jadwal seragam bebas. Dan hanya murid berseragam biru yang boleh bergabung dengan geng Sehun.

Sedangkan untuk selebihnya, mereka akan memakai baju seragam biasa dengan warna putih dan tidak ada jadwal seragam bebas.

Murid-murid dengan seragam putih tidak boleh mendahului murid berseragam biru, termasuk dalam hal mengantri di kantin, di toilet ataupun pulang sekolah. Yang boleh menjadi ketua di kelas, di sebuah kelompok atau organisasi hanya murid dengan seragam biru. Dan untuk memastikan tidak ada pelanggaran dalam aturan sekolah, mereka wajib memakai seragam sekolahnya yang sudah di sediakan.

Mereka sama sekali tidak tahu kenapa peraturan itu di buat. Itu membuat adanya kesenjangan sosial yang tinggi di sekolah. Tapi beberapa dari mereka harus menerima peraturan itu karena itu adalah salah satu sekolah terbaik.

*****

Irene terduduk di balik pintu itu, berharap ada orang yang lewat dan membukakan pintu untuk nya. Entah sudah berapa lama dia di dalam, persediaan oksigen di dalam pun mulai menipis. Belum lagi debu-debu yang ada di dalam sana, itu membuat Irene semakin kesusahan bernafas. Gudang itu juga hanya ada sebuah kaca kecil di mana satu-satu nya cahaya yang bisa masuk adalah melalui kaca kecil itu.

"Apa ada orang di luar? Tolong bukakan pintu ini. Aku kehabisan oksigen, tolonglah. siapa saja." Suara Irene benar-benar sudah melemah sekarang. Tubuhnya sangat lemas. Dia melewatkan sarapan dan makan siang. Ponsel nya juga berada di dalam kelas. Jika pun Irene membawa ponsel nya, tidak ada yang bisa Irene mintai bantuan karena Irene tidak memiliki satu pun teman di sini.

Perlahan-lahan Irene mulai kehilangan kesadaran nya karena kekurangan oksigen. Tapi belum ada orang yang menemukan nya di sana. Hingga siang berganti menjadi sore hari. Semua murid-murid mungkin sudah kembali ke kamar nya masing-masing.

Cklekk....

Seseorang membuka pintu itu dan mengangkat tubuh Irene dan membawa nya melalui pintu belakang agar tidak ada yang mengetahui nya. Dia membawa Irene ke dalam kamar asrama Irene. Tidak ada orang sama sekali yang keluar dari kamar nya, mereka mungkin sedang mandi sekarang. Irene sedikit sadar kalau ada orang yang menggendong nya hingga kembali ke kamar nya dan menurunkan tubuh nya di atas kasur nya. Tapi Irene tidak tahu siapa. Irene hanya merasakan nya saja.

TBC

Reverse [ 1 ] ✔️Where stories live. Discover now