Part 7

603 85 8
                                    

Irene sudah keluar dari dalam kantor guru. Dia melihat Wendy sedang menunggu Irene keluar dari kantor guru sambil bermain ponsel nya..

"Kamu masih di sini?" Tanya Irene. Wendy memasukkan ponsel nya ke dalam saku jaketnya.

"Ya, aku akan menemani mu, ada beberapa hal yang ingin ku tanyakan, tapi apa kita bisa mencari tempat yang aman untuk mengobrol?" Tanya Wendy. Irene mengangguk. Irene tidak begitu mencurigai Wendy, tapi dia tetap akan berhati-hati.

"Kita mau ke mana?" Tanya Irene.

Wendy berpikir sebentar, "Seperti nya aku memiliki tempat yang bagus, tapi apa kamu benar baik-baik saja? Kamu terlihat kesakitan Irene." Ucap Wendy. Irene melihat ke arah lain untuk menghindari tatapan langsung ke pada Wendy.

"Ayo kita ke UKS dulu." Ucap Wendy. Irene ingin menolak karena dia cukup bosan melihat UKS seharian. Tapi Irene juga ingin meminta obat ke sana, sepertinya sakit maag nya kambuh.

"Kita ke UKS dulu, setelah itu baru kita ke atap." Ucap Wendy.

"Atap? Aku tidak bisa ke sana." Ucap Irene.

"Kenapa?" Tanya Wendy bingung.

"Aku golongan putih, aku bisa berada dalam masalah." Jawab Irene.

"Tidak kok, selama aku yang mengajak mu, itu tidak menyalahi aturan." Balas Wendy.

Irene hanya mengangguk pelan karena dia masih tidak yakin ini ide yang bagus.

Tokkk...tokkk..tok...

"Masuk."

Irene masuk ke dalam sedangkan Wendy menunggu nya di luar. Wendy tidak suka berada di dalam UKS karena dia bilang dirinya tidak menyukai bau obat-obatan. Jadi Irene memutuskan untuk masuk sendiri saja.

"Irene, ada apa lagi?" Tanya perawat itu.

"Bolehkah aku minta obat maag, sepertinya maag ku kambuh." Ucap Irene. Dia segera bangun dan mencarikan obat maag untuk Irene. "Kenapa kamu tidak bilang kalau mau punya riwayat maag, hari ini kamu melewatkan makan siang tadi, sebaiknya lain kali jangan sampai telat makan lagi." Ucap nya.

Perawat itu memberikan obat maag dan segelas air kepada Irene, dan Irene langsung meminum nya di sana.

"Baiklah terima kasih." Ucap Irene. Dia keluar dari sana.

"Sudah?" Tanya Wendy.

"Ya," Irene mengangguk.

"Baiklah ayo," Wendy berjalan lebih dulu dan Irene mengikuti nya dari belakang hingga sampai ke sebuah pintu.

Wendy membuka nya dengan sebuah kunci. "Dari mana kamu mendapatkan kunci itu?" Tanya Irene.

"Semua golongan biru memilikinya, jika sudah ada orang di dalam nya, makan orang lain tidak bisa membuka pintu ini, jadi untuk menjaga rahasia sangat bagus di sini." Ucap Wendy. Irene baru tahu tentang hal ini setelah 6 tahun bersekolah di sini.

Irene keluar ke sana dan untuk pertama kali nya Irene melihat pemandangan luar sekolah dari atas gedung Sekolah.

"Irene, duduk di sini." Ucap Wendy. Irene mengikuti saja apa perkataan Wendy.

"Jadi apa yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Irene.

"Tadi saat di kolam renang, aku melihat mu di sana, aku sedang di laboratorium," Ucap Wendy. Irene sudah mengerti maksud nya.

"Kamu bisa melupakan apa yang sudah kamu lihat, aku baik-baik saja. Ucap Irene.

"Tidak, kamu tidak baik-baik saja," Balas Wendy.

Irene hanya diam melihat ke luar, matahari terbenam sangat indah di lihat dari sini.

"Bagaimana kamu bisa terus bertahan dengan semua itu, jika aku jadi kamu pasti aku sudah keluar dari sekolah ini sejak dulu." Ucap Wendy.

"Aku juga ingin seperti itu, tapi tidak ada sekolah lain yang seperti sekolah ini. Aku hanya mengincar pekerjaan yang mereka janjikan setelah kita lulus." Ucap Irene. Wendy menyatukan kedua alis nya mendengar perkataan Irene.

"Pekerjaan apa?" Tanya Wendy.

"Kamu tidak tahu?" Tanya Irene. Wendy menggeleng.

Irene menarik nafas sebentar. "Entah lah, mereka hanya bilang jika 10 anak dengan prestasi terbaik lulus, maka akan di berikan pekerjaan di perusahaan yang bagus dengan gaji yang sangat tinggi." Ucap Irene.

Wendy semakin bingung. "Aku rasa ada kesalahpahaman dalam hal itu." Ucap nya.

"Kesalahpahaman apa?" Tanya Irene.

Wendy memijat batang hidung nya. "Irene, sekolah ini menjanjikan 5 orang dengan prestasi terbaik untuk masuk ke universitas di luar negeri, dan di sanalah kamu akan di berikan kerja magang, bukan langsung bisa bekerja, apa mereka mengatakan itu kepada mu?" Tanya Wendy. Irene mengangguk dengan sangat ragu.

"Maksud mu kita seperti mendapat beasiswa ke kampus luar negeri?" Tanya Irene.

Wendy sedikit kurang yakin tentang kalimat itu. "Lebih tepat nya, kita hanya akan mendapat rekomendasi kampus, tapi untuk biaya kampusnya, kita harus membayar sendiri dengan bekerja di sana. Itu untuk golongan putih, berbeda dengan golongan biru, informasi yang kamu dapatkan itu untuk golongan biru yang tidak masuk 10 besar. Golongan biru yang masuk 10 besar baru akan mendapatkan beasiswa ke kampus mana saja dan bebas dari kerja tambahan." Ucap Wendy. Irene memalingkah wajah nya untuk sebentar.

Entah kenapa informasi yang dia terima ini seperti nya salah, dia tidak tahu apakah Wendy yang berbohong atau dia telah di bohongi oleh pihak sekolahan.

"Mereka sengaja memberikan informasi palsu untuk mu?" tanya Wendy. Irene mengangkat kedua bahunya. "Aku tidak tahu, aku juga tidak yakin apa kamu berbohong kepada ku atau tidak." Ucap Irene sambil meremas rok nya sendiri. Kenapa hidup nya semakin tidak adil? Golongan biru sudah memiliki banyak uang, kenapa mereka malah di berikan beasiswa? Sedangkan golongan putih lebih membutuhkannya dari pada mereka.

"Seharusnya mereka memberikan beasiswa itu kepada golongan putih, bukan biru, kita sudah memiliki cukup uang untuk kuliah sendiri." Ucap Wendy.

"Wendy, jika pun yang kamu katakan benar, aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi, waktu ku hanya tinggal beberapa bulan lagi sampai kita lulus," Ucap Irene. Apa yang di katakan Wendy sama seperti apa yang ada di pikiran Irene.

"Ya, itu memang benar, kalau begitu jangan bicarakan ini lagi, dan apa kamu lapar?" Tanya Wendy.

"Ya?" Irene seperti nya masih tidak terlalu fokus.

"Apa kamu lapar? Jangan sampai kamu sakit lagi," Ucap Wendy.

"Kenapa kamu begitu perhatian, kita bahkan bukan teman." Ucap Irene.

"Kamu tidak mau berteman? Aku berusaha menjadi teman mu." Ucap Wendy. Irene menatap Wendy dengan tatapan datar. "Kenapa? Tidak ada yang bisa di dapatkan dari ku." Balas Irene.

"Tidak, karena aku juga tidak memiliki teman di sini. Aku hanya memiliki ChanYeol, tapi ChanYeol pun sering hilang bersama Sehun dan Kai, Aku lebih sering sendirian, aku pikir kita bisa berteman untuk menghilangkan rasa bosan satu sama lain." Ucap Wendy.

"Kamu itu golongan biru, kamu bisa dengan mudah mendapatkan teman lain. Kenapa aku?" Tanya Irene.

"Karena kita sama," Ucap Wendy.

"Sama?" Irene tidak mengerti maksud Wendy.

"Ya, apa menurut mu semua orang bisa di bedakan dengan kondisi ekonomi? Bagaimana jika sekarang kamu kaya dan tiba-tiba perusahaan keluarga mu bangkrut, atau sekarang kamu tinggal keluarga sederhana, lalu orang tua mu naik jabatan dan kamu langsung menjadi orang kaya, itu akan langsung mengganti status sosial mu. Jadi seragam biru dan putih ini hanya untuk sementara, dunia ini berputar, jadi posisi kita mungkin saja bisa tertukar suatu hari nanti." Ucap Wendy. Irene mendengarkan Wendy dengan seksama. Dia tidak tahu ada golongan biru yang bisa berpikiran seperti itu.

TBC

Reverse [ 1 ] ✔️Where stories live. Discover now