Part 12

562 86 22
                                    

Sehun membawa Irene keluar dari ruangan biliar itu dan benar saja, Irene benar-benar tidak terkena masalah, mereka semua juga tidak ada yang berani melaporkan itu kepada guru-guru karena Sehun sudah mengancam mereka semua. Siapa pun yang membuka mulut tentang Irene berada di sini, Sehun akan membuat hidup nya menderita selama sekolah di sini. Mereka semua memilih untuk menurut saja dari pada mereka hidup dengan sangat tidak tenang di sekolah ini. Reputasi Sehun di sekolah itu benar-benar seorang berandal sekolah yang tidak bisa di keluar kan dari sekolah. Jadi semua murid harus berhati-hati dengan Sehun.

Dan untuk Wendy sendiri? ChanYeol membawanya pergi dari sana, Wendy tidak mungkin terkena masalah karena dia golongan biru. Di sini, Irene lah yang paling dalam bahaya. Irene tidak tahu ke mana ChanYeol membawa Wendy, yang pasti nya tempat yang lebih aman.

Sekarang, diri nya lah yang perlu berhati-hati, Irene ingin tahu ke mana Sehun akan membawanya, tapi sayangnya, Sehun terus saja menarik Irene dan tidak membukan mulutnya sama sekali.. Irene sudah berusaha bertanya kepada Sehun, ke mana dia akan membawa Irene. Tapi Sehun masih tidak menjawab. Firasat Irene benar-benar tidak enak, tapi dia tidak bisa melawan lagi. Di lorong itu sangat sepi, hanya ada Sehun dan Irene. Irene hanya takut Sehun melakukan sesuatu yang kasar lagi pada diri nya.

"Sehun, kita mau ke mana?" Tanya Irene.

"Diam lah, kamu itu terlalu berisik." Sehun terdengar sangat kesal.

"Maaf, tapi aku ingin bertanya beberapa pertanyaan juga untuk mu." Lanjut Irene. Sehun benar-benar tidak tahan karena Irene terus berbicara dari tadi dan menanyakan hal-hal yang sama berulang kali.

Sehun akhirnya berhenti di depan sebuah pintu, tangan nya masih belum melepas genggaman nya dengan tangan Irene. Tapi semakin lama Irene semakin merasa tangannya seperti di remas. "Sehun, Akhh.. Sakit." Irene terus berusaha melepaskan tangannya dan cengkaman Sehun, tapi semakin Irene berusaha semakin keras pula Sehun meremas tangannya.

Tanpa banyak bicara, Sehun melihat sekeliling lalu membawa Irene masuk ke ruangan itu. Itu adalah ruangan kosong, seperti ruangan yang akan di jadikan kelas, mungkin untuk tahun depan, karena ruangan itu masih kosong tanpa adanya meja, bangku ataupun fasilitas lainnya. Benar-benar hanya ada jendela, lampu dan dinding yang bercat putih.

Sehun mendorong Irene dengan kasar masuk ke ruangan itu. Irene tidak lagi berbicara ataupun bertanya kepada Sehun, dia tidak tahu apa alasan Sehun membawanya ke sini.

Sehun menutup pintu itu dan mengunci nya. Sehun tidak mendengar adanya balasan dari Irene. "Kenapa diam?" Tanya Sehun. Irene menggelengkan kepala nya dan mundur secara perlahan karena Sehun terus berjalan ke arah nya.

"Tidak mau bicara? Padalah tadi kamu terus membuat ku pusing mendengar ocehan mu itu." Ucap Sehun. Irene menggeleng dengan keras, dia terus berjalan mundur dan tidak sadar kalau dia sudah berada di pojok ruangan.

Sehun mengelus pipi Irene dengan pelan. "Sekali lagi aku tanya, kamu tidak ingin bicara?" Tanya Sehun. Irene sudah menutup matanya dan mencoba menghindar dari tangan Sehun.

PLAKKKK!!!

"Ayo lah, jangan memancing emosi ku." Ucap Sehun. Irene langsung memegang pipi nya, bekas tamparan Sehun benar-benar terasa panas.

"Ayo sekarang bicara." Ucap Sehun lagi. Irene tidak berani bicara. Jika saja Irene tahu kalau nasib nya akan seperti ini, dia akan diam sejak tadi.

"Hei, keluar kan suara mu, apa kamu tiba-tiba bisu?" Tanya Sehun. Seakan dia tidak puas hanya menampar Irene, Sekarang Sehun menjambak rambut Irene dan mengarahkan wajah Irene ke wajah Sehun.

"Akhh..."

Irene meringis karena Sehun semakin keras menjambak rambutnya.

"Kamu tahu, di sini tidak ada orang lain, dan juga ruangan ini belum di pasang kamera pengawas, dan satu lagi, tidak ada orang yang bisa mendekati wilayah sini, Jadi berteriak lah sepuas mu, karena tidak akan ada yang bisa mendengar suara mu." Bisik Sehun.

Irene tidak tahu apa diri nya masih akan selamat setelah ini. Sehun mungkin akan terus menyakiti Irene.

"Apa jika aku bicara kamu akan berhenti?" Tanya Irene.

Sehun tersenyum senang mendengar Irene berbicara. "Tergantung dengan mood ku," Jawab Sehun. Irene tahu kalau diri ya tetap akan di sakiti oleh Sehun.

"Kenapa kamu begitu membenci ku? Apa aku pernah berbuat salah kepada mu?" Tanya Irene. Dia benar-benar tidak mempersiapkan diri untuk serangan dari Sehun, tapi Sehun tiba-tiba saja mendorong Irene hingga tubuhnya menabrak tembok dengan keras. "Akhh." Irene tidak kuat menahan beban tubuhnya lagi. Irene terjatuh di lantai karena benturan tadi.

"Kenapa aku membenci mu? Itu karena aku tidak menyukai mu, kamu terus muncul di hadapan ku dan aku tidak ingin melihat mu," Ucap Sehun. Rasa sakit di punggung nya belum reda, tapi Sehun sudah menendang Irene dengan cukup keras.

"AKKHH.. SEHUN AKH.. HENTIKAN." Irene berusaha menutupi bagian perut nya yang terus di tendang oleh Sehun.

"Akhh.."

Sehun berhenti menendang ketika melihat Irene batuk dan memuntahkan makan siang nya.

"Bagaimana rasanya? Sakit?" Tanya Sehun.

"Se-hun,"

"AKHH.." Irene meringis kencang ketika Sehun menginjak tangan Irene dengan sepatu nya. "Ini karena kamu sudah dengan percaya diri nya mengalahkan aku, dan menghancurkan rencana ku." Ucap Sehun. Sehun menggesek-gesek sepatu nya di tangan Irene, itu membuatnya terasa semakin sakit.

"Akhh... Sa-kit." Irene berusaha menggeser kaki Sehun tapi itu tidak berhasil sama sekali, Irene tidak memiliki kekuatan lagi untuk melawan.

Sehun akhirnya memindahkan kaki nya dan menyeret Irene ke tengah ruangan. Sehun berjongkok di depan Irene. "Bagaimana? Kamu tidak pernah merasakan sampai seperti ini kan?" Tanya Sehun. Bukannya merasa bersalah, Sehun malah tersenyum senang melihat kondisi Irene yang benar-benar berantakan.

Irene benar-benar hampir tidak kuat membuka matanya lagi. Menurut nya Sehun sudah keterlaluan kali ini, biasanya mereka tidak sampai membuat Irene seperti ini, karena selama ini, bukan Sehun yang turun tangan tapi hanya anggota-anggotanya saja.

"Oh ya, aku dengar kamu mengikuti Olimpiade itu lagi?" Tanya Sehun.

"Aku harap kamu tidak mengikuti nya, murid golongan putih, tidak pantas membawa nama sekolah untuk lomba sebesar itu." Ucap Sehun. Irene sudah memejamkan matanya sekarang. Dia tidak kuat lagi. Tubuhnya sudah berada di titik terbawahnya.

"Dan satu lagi, aku penasaran, seberapa lama kamu bisa bertahan di sini, dan kita bisa lihat butuh berapa lama hingga ada orang yang menyelamatkan mu seperti pahlawan di sini. Yang pasti itu bukan Wendy, Wendy akan pergi ke suatu tempat untuk beberapa minggu," Ucap Sehun. Irene tidak menjawab apa pun. Tapi dia bisa mendengar suara sepatu Sehun yang berjalan menjauh dan terdengar suara pintu yang terbuka lalu tertutup lagi.

TBC

Reverse [ 1 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang