Part 19

515 89 14
                                    

"Wendy, Lepas." Irene semakin memberontak karena Irene tidak bisa melihat Vio di perlakukan seperti itu. Irene tahu bagaimana rasanya, itu sangat menyakitkan, walaupun tidak secara fisik, tapi itu menyakitkan secara batin, di bully seperti itu sangat tidak menyenangkan. Irene tidak mau itu terjadi pada yang lainnya.

Irene berhasil melepaskan diri dari Wendy lalu melepaskan jaketnya untuk menutupi tubuh Vio yang terlihat. Raut wajah Sehun terlihat tidak senang karena di ganggu seperti itu.

"Irene, apa kamu belum puas? 2 hari yang lalu?" tanya Sehun. Irene hanya fokus menutupi tubuh Vio tanpa memedulikan Sehun.

"Aku sudah puas dengan itu, dan kamu sendiri? Apa kamu tidak puas?" Tanya Irene balik. Sehun tidak pernah mengira Irene akan berani kepada nya.

Sehun tersenyum mendengar balasan dari Irene. "Tidak mungkin aku puas hanya dengan sekali permainan," Ucap Sehun. Irene bangun dan pergi menjauh dari Sehun dan semuanya termasuk Violet.

"Wendy, jika kamu mengajak ku untuk melihat seperti itu lagi, lebih baik jangan memanggil ku, aku tidak suka melihatnya." Ucap Irene melewati Wendy begitu saja. Wendy melihat ke arah Vio dengan tatapan tidak suka. Lalu Wendy berlari mengejar Irene ke dalam gedung Sekolah lagi. Sehun, Kai dan ChanYeol pun sudah kehilangan selera untuk kembali melakukan sesuatu pada Vio dan akhirnya mereka hanya berhenti hingga di sana.

"Irene, Hei.. Maafkan aku, aku pikir kamu akan senang mengetahui siapa yang melakukan itu kepada mu." Ucap Wendy sambil berusaha menyejajarkan langkah nya dengan Irene.

"Seharusnya kamu tahu itu ketika menjadi teman ku." Ucap Irene.

"Aku tidak tahu kalau sikap mu tidak suka balas dendam," Balas Wendy.

"Ya, aku tidak suka balas dendam, itu tidak akan menyelesaikan apa pun kecuali menambah dan memperpanjang masalah." Ucap Irene.

"Maafkan aku, jangan marah ya." Wendy sangat tidak ingin Irene marah kepada nya hanya karena ChanYeol, Kai dan Sehun mem bully Vio di depan mata Irene.

"Iya.. Iya,,, Aku maaf in, kamu masuk kelas sana, masih jam pelajaran, aku juga mau melanjutkan catatan ku." Ucap Irene. Wendy menatap Irene dengan tatapan khawatir.

"Irene, kenapa kamu tidak foto copy saja?" Tanya Wendy.

"Hei Wendy, aku tidak memiliki uang sebanyak itu untuk terus menghambur-hamburkannya. Jadi jangan memberi saran yang tidak-tidak Wen." Ucap Irene.

"Aku akan membayar untuk mu, kamu tidak perlu menulis semua nya, waktu mu tidak banyak untuk mengerjakan semua nya." Ucap Wendy. Irene melihat ke uang sisa yang di berikan Sehun tadi pagi. Masih ada sisa beberapa sih, mungkin ini masih cukup untuk foto copy semua catatan nya.

"Tapi apa mereka semua tidak bertanya? dari mana uang ini berasal? Aku tidak mungkin memegang uang sebanyak ini untuk sehari." Ucap Irene.

"Itu uang yang di berikan Sehun?" Tanya Wendy. Irene mengangguk. "Sangat tidak biasanya manusia itu mau jadi baik seperti ini." Gumam Wendy. Irene pun terkekeh. "Aku setuju dengan mu, rasanya aneh, seseorang yang sering mem bully mu tiba-tiba menjadi baik dan malah memberikan ku uang, padalah bukan dia yang salah." Ucap Irene.

"Ya aku setuju, mungkin Sehun sudah mau tobat?" Tanya Wendy.

"Aku masih berpikir Sehun dan baik adalah sesuatu yang mungkin tidak akan pernah bisa benar-benar menjadi satu, kedua nya benar-benar saling bertolak belakang kan." Ucap Irene.

"Seratus persen setuju." Balas Wendy. Wendy melihat ke arah jam tangannya. "Mungkin kamu mau berlari lagi setelah ini, sebentar lagi waktu istirahat dan kantin pasti akan penuh." Lanjut Wendy.

Reverse [ 1 ] ✔️Where stories live. Discover now