"Saya percayakan kamu dan Galang untuk menjaga Naura," ujar Kirana. Bagaimanapun juga, Kirana tidak bisa melarang Daniel. Karena Kirana tidak bisa menjauhkan Naura dengan laki-laki yang baik untuk putrinya.

Bahkan Kirana sudah berjanji pada dirinya sendiri, jika pilihannya tidak tepat untuk Naura maka ia akan membiarkan Naura memilih pilihannya sendiri. Atas dasar hati bukan paksaan lagi.

******

Daniel dan Naura sudah berada di rumah Galang tepatnya berada di kamar laki-laki itu. Naura membereskan pakaiannya, sementara Daniel bermain game dengan ponselnya.

Ingat bahwa bukan mereka berdua saja yang berada di sana, tetapi ada keempat sahabat Galang dan jangan lupakan pacar tercinta Galang Atlanta, Dita Stephanie.

"Kamu udah mandi, Gal?" tanya Naura.

"Belum."

"Kenapa gak minta dibantuin ke kamar mandi?"

"Gue yang males mandi," jawab Galang tanpa menoleh dari ponsel yang ia genggam.

Naura menghela napasnya. Ia sudah lelah karena kuliah tahunya dosen tidak datang, pulang ke rumah mengambil pakaian, apa lagi tubuhnya terasa lemas dan perutnya yang sakit akibat tamu bulanannya sudah datang lalu kini mendengar bahwa Galang belum juga mandi membuat kepalanya tambah pusing.

"Ayo mandi," ajak Naura.

"Gak."

"Gal, kamu nanti bau. Mandi sebentar aja, biar kamu di bantu sama Bram atau Daniel ke kamar mandi, nanti aku siapkan pakaian kamu."

"Males."

"Kalau gak mau gak usah dipaksa kali," sahut Dita yang sibuk dengan potongan apel di piring kecil yang ia pegang.

"Kamu juga, bukannya ngurus Galang malah makan dan gak peduli."

"Gue ke sini cuma nemenin pacar gue lagi sakit. Lo kan babu Galang, ya, lo lah yang ngurus dia," balas Dita cuek.

Seisi kamar tampak terkejut atas jawaban Dita barusan. Galang sampai tidak habis pikir dengan gadis itu. Ia pikir Dita akan bersedia mengurusnya, tapi malah Dita sendiri yang tidak peduli bahkan tampak jelas tidak mau tahu tentang Galang.

"Denger kan lo Gal? Pacar kesayangan lo itu memang titisan iblis," ujar Haris menatap Galang.

"Kalau gue jadi lo, udah gue buang tuh cewek," tutur Denis.

"Pinter? kagak, baik? kagak, banyak tingkah sama matre iya," ucap Detra geram.

"Kamu itu peduli gak sih sama Galang?" tanya Naura yang sepertinya benar-benar muak dengan Dita.

Dita melengos menatap Naura. "Gue? Kalau gue gak peduli, gak mungkin gue ada di sini."

"Ya tapi kan seharusnya kamu sebagai perempuan yang lebih Galang cintai, lebih dianggap ada, bisa dong bersikap lebih peduli dari aku, kamu sendiri yang—"

"Lo tinggal ngurusin Galang sebentar harus debat gini dulu, iya?!" bentak Dita.

Naura yang sudah tidak tahan karena senggugut di perut, kepala yang pusing serta tubuh yang lemas. Membuatnya terusulut api emosi.

Galang dan Naura ✔Where stories live. Discover now