Fourteen

30K 1.6K 15
                                    

Pagi ini keluarga kecil yang bahagia ini sedang berkumpul di meja makan. Jika ada alat untuk mengukur kebahagiaan mungkin Nadyne akan mendapatkan angka tak hingga. Dia sangat bahagia mempunyai keluarga kecil tapi membuatnya terasa nyaman.

"Sakti udah nganterin Nadyne sama Satria ke sekolah mau langsung ke Jakarta om Tante." Kata Sakti di sela-sela makannya

"Iya cepet pulang males liat muka kamu tiap hari." Balas Nadyne diiringi kekehan kecil

"Dih baru juga berapa hari." Kata Sakti yang tak mau kalah

"Eh jangan pada ribut ah, makanannya abisin dulu." Perintah Nina, melihat mereka berdua beradu mulut setiap hari membuat kepalanya terasa berdenyut.

Nadyne menjulurkan lidahnya. Reynald hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka berdua yang terlihat seperti bocah dua-duanya. Sedangkan Satria yang bocah saja diam.

Setelah acara makan selesai Reynald pamit ke kantor buru-buru karena memang dia banyak tugas pekerjaannya. Sebelum pamit Reynald memberikan ucapan selamat tinggal dan hati-hati kepada Sakti. Dan mengecup kening istrinya dan mengacak rambut kedua anaknya.

"Nadyne berangkat yah Bu." Ujar Nadyne yang menyalimi Nina diikuti Satria kemudian Sakti

"Iya hati-hati." Kata Nina

"Salamin sama bunda sama ayah kamu yah Sakti." Amanat Nina saat Sakti selesai mencium punggung tangannya

"Iya Tante. Berangkat Tan." Kata Sakti melenggang pergi mengejar Nadyne dan Satria yang sudah keluar terlebih dahulu

Setelah Sakti keluar, dia mendapati Nadyne yang tengah berbicara dengan seorang lelaki yang tampan menurutnya. Tapi jika dibandingkan Sakti masih tampan Sakti pikirnya. Dan Satria yang menggandeng tangan lelaki itu. Ah rasanya Sakti pernah melihat wajah itu sebelumnya.

"Berangkat kapan woyy." Teriak Sakti dari dekat mobil miliknya

Seketika itu juga mereka bertiga menengok ke arah Sakti. Sakti yang di tatap pun hanya memperlihatkan cengirannya.

"Ayo Sat." Ajak Nadyne menjulurkan tangannya untuk menggandeng Satria

Satria mengerucutkan bibirnya tapi menggandeng tangan Nadyne.

"Bareng gue." Kata Genna yang menarik tangan Nadyne yang tidak menggandeng Satria

"Satria berangkat sama Bang Sakti ya." Titah Nadyne kepada Satria yang membuat bibir Satria tambah mengerucut tapi dia mengikuti arahan Nadyne

Dari kejauhan Nadyne melihat sepertinya Sakti tengah berbicara dengan Satria. Tak lama Sakti mendekat ke arah Nadyne dan Genna, sedangkan Satria sudah memasuki mobil milik Sakti dengan sedikit membanting pintu mobil.

"Mau bareng dia Dyn?" Tanya Sakti setelah sudah dekat dengan mereka

Nadyne tak menjawab, dia hanya mendongak melihat Genna.

"Yaudah kalau bareng dia, gue udah nganterin Satria mau langsung ke Jakarta. Jangan bandel di Bandung." Lanjut Sakti dengan kekehan kecil

"Mana ada aku bandel." Bela Nadyne

"Sini peluk." Kata Sakti sambil merentangkan kedua tangannya

Saat Nadyne akan berjalan mendekat kearah Sakti untuk memeluknya, tangan Nadyne di cekal oleh Genna. Nadyne melihat tangan yang di cekal Genna kemudian bergerak mendongak yang mendapatkan gelengan kepala dari Genna.

"Yaelah Nadyne tuh sepupu gue kalau lo lupa." Kata Sakti yang menjatuhkan tangannya ke samping tubuhnya.

"Gak papa yah?" Tanya Nadyne lembut

GENNAIOS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang