Nine

33.5K 2.1K 12
                                    

Kini mobil Nishad sudah terparkir rapi di sebuah tempat, Nishad dan Aileen berjalan ke sebuah gedung. Di pintu gedung sudah ada Rully yang berdiri disana menunggu mereka.

"Genna ada di dalem. Cepetan cegah dia jangan terlalu banyak minum. Gue cabut dulu." Kata Rully yang langsung pergi ke parkiran tempat motornya terparkir.

"Aelah kemana Rul, lagi urgent gini Lo malah pergi?" Kata Nishad.

Rully menghiraukan perkataan Nishad, dia berjalan tanpa menoleh ke belakang. Dia lebih tau apa yang harus dia lakukan sekarang.

Rully mengendarai motornya dengan kecepatan maksimal, dia tidak mau jika Genna minum terlalu banyak. Dia tidak boleh terlambat untuk mencegahnya. Iya, Genna sedang berada di clubbing, Rully yang belum menghampiri Genna, hanya melihat dari jauh beberapa botol yang sudah berjajar.

Rully tau pasti Genna tidak akan bisa dicegah, hanya satu cara yang bisa mencegah Genna.

Rully sudah sampai ke tempat tujuannya, dia memberhentikan motornya di depan pagar hitam yang tinggi. Rully memencet sebuah bel, kemudian ada seorang gadis yang membukakan pagar.

"Ikut gue Dyn urgent!" Kata Rully cepat.

"Kemana?" Tanya Nadyne bingung mengapa lelaki ini bisa tahu rumahnya. Tapi dari wajahnya seperti tidak asing, Nadyne memicingkan matanya.

Sebenarnya Rully mengetahui rumah Nadyne dari Tiffany. Tiffany pernah mengantar Nadyne sepulang sekolah karena memang mereka terlambat pulang, karena ada tugas yang harus dikumpulkan keesokan paginya. Tiffany yang mendapat telpon dari Rully merasa senang sekali, dan kemudian dia kesal karena Rully menanyakan rumah seorang gadis.

Ku ajak kau melayang tinggi
Dan ku hempaskan ke bumi

Rully yang peka melihat raut wajah Nadyne "gue Rully temennya Genna." Memperkenalkan diri.

"Cepet!" Ucap Rully yang menaiki motornya.

"Cepet Dyn urgent." Kata Rully yang memakai helmnya.

"Nyawa Genna." Ucap Rully sekali lagi yang bisa membuat Nadyne merasa khawatir.

Benar! Tidak Genna, tidak temannya sama-sama pemaksa ternyata.

🐼🐼🐼

Setelah mendengar nyawa Genna, akhirnya Nadyne ikut bersama Rully. Nadyne yang memakai baju tidur, dia tidak membawa apapun, bahkan ponselnya saja tertinggal di dalam kamarnya.

Rambut yang tergerai itu kini sudah berubah kusut karena terkena hembusan angin malam.

"Aku gak suka tempat kayak gini Rul." Ucap Nadyne.

Rully yang berjalan di depan Nadyne langsung menoleh ke arah belakang "gue akan jaga lo, lo tenang aja." Kata Rully yang meyakinkan Nadyne.

Mereka berjalan ke arah dimana Genna berada. Banyak pasang mata yang menatap ke arah Nadyne. Ada banyak mata perempuan yang menatap Nadyne dengan berbisik kemudian senyum-senyum karena melihat baju yang dipakai Nadyne.

"Lo kok bawa Nadyne kesini sih Rul." Protes Aileen.

Rully mengisyaratkan Nadyne untuk melarang Genna yang terus menerus minum. Nadyne berjalan kemudian berhenti dihadapan Genna.

"Udah minumnya!" Titah Nadyne.

"Gue gak becus, bener kata mamah seharusnya gue gak ada di dunia ini." Genna sedari tadi memang tidak mengeluarkan kata apapun selain menyalahkan dirinya.

Hati Nadyne sedikit terusik saat mendengar apa yang keluar dari mulut Genna. Rasanya sakit sekali.

"Aku gak tau ada masalah apa. Tapi aku yakin ini ujian, kamu harus kuat. Jangan ngomong kayak gitu lagi." Kata Nadyne yang menatap mata yang sudah sayu.

GENNAIOS ✓Where stories live. Discover now