Thirty Two

13.7K 801 22
                                    

Sekarang, hari ini, jam ini, menit ini, juga detik ini giliran Aileen dan Rully yang menjaga Singgih di rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang, hari ini, jam ini, menit ini, juga detik ini giliran Aileen dan Rully yang menjaga Singgih di rumah sakit. Mamah Singgih selalu menjaga putra satu-satunya itu, Papahnya juga setelah pulang kerja selalu menyempatkan diri untuk menemui sang putra dan juga Tiffany yang setiap hari sepulang sekolah pasti menemui Singgih yang belum membuka matanya.

Terhitung tiga belas hari yang lalu Singgih masuk rumah sakit dan masih belum membuka matanya. Hari ini adalah hari Minggu, dan pagi ini Tiffany sudah berada di rumah sakit.

Karena Singgih belum sadarkan diri, disinilah mereka sekarang, di kursi panjang yang disediakan pihak rumah sakit.

Di dalam ruang ICU masih ada kakek nenek Singgih dari pihak ayah, mereka datang jauh dari negara Korea Selatan. Cucu kesayangannya terbaring lemah dan tidak bergerak membuat mereka harus terbang ke negara seribu pulau ini.

"Tante istirahat yah, biar aku yang jagain Singgih."

Tiffany memegang tangan Raya- Ibunda Singgih "Nanti Tante bisa kesini lagi sore. Tante harus jaga kesehatan."

Beralih menatap Lee Jong- Ayah Singgih "Om juga, pasti Om cape gak ada libur kerja."

"Iya Om Tante, biar kita yang jaga sekarang." Sahut Aileen.

Pintu ruangan terbuka menampilkan dua orang paruh baya dengan berbeda jenis kelamin, mereka yang duduk berdiri karena menghormati. Dua orang paruh baya tersebut menatap Lee Jong dengan tatapan kecewa. Wanita paruh baya tersebut menggandeng pria paruh baya yang memakai tongkatnya untuk berjalan.

"Baboya." Satu kata dengan satu pukulan di bahu Lee Jong dari seorang wanita paruh baya.
(Bodoh)

"Eomma Appa." Panggil Lee Jong.
(Mamah Papah)

"Eomeoni abeoji." Karena tidak ada sahutan ketika suaminya memanggil mertuanya, dia pun mencoba memanggilnya. Padahal Raya tidak bisa bahasa Korea.
(Ibu Ayah)

"Mianhaeyo." Menundukkan kepalanya Lee Jong merasa gagal menjadi seorang ayah.
(Maaf)

"Jongmal Jwesong Hamnida." Membungkukkan badannya, hanya ini yang Raya bisa dalam bahasa Korea.
(Aku benar-benar minta maaf- sangat formal)

"Bap meogeosseoyo?" Tanya wanita paruh baya yang belum diketahui namanya. Dia masih menggandeng suaminya untuk duduk bersama.
(Sudah makan?)

"Ajik." Jawab Lee Jong.
(Belum)

"Ajik?!" Marah si wanita paruh baya itu.

"Kha-lian ha-rus jha-gha ke-se-hatan." Bagaimana pun dia adalah seorang Ibu yang menyayangi anak dan menantunya, sebanyak apapun salah anaknya kepada mereka, pasti akan memaafkan.

Aileen yang bingung menyenggol Rully "Apa katanya?"

Rully mengedikan bahunya "Mana gue tau."

Beralih kepada Tiffany yang fokus melihat interaksi empat orang tua "Apa katanya Fan?"

GENNAIOS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang