Thirty Five

12.8K 893 8
                                    

Double update niihh!!Bisa pencet bintang dibawah sebelah kiri kan?Yok bisa yok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Double update niihh!!
Bisa pencet bintang dibawah sebelah kiri kan?
Yok bisa yok

Happy reading

Semilir angin malam menerpa wajahnya membuat dia menutup matanya. Tidak, dia tidak tidur, hanya menikmati dinginnya angin yang sejuk. Motor yang dikendarai kekasihnya dengan kecepatan normal, sehingga sangat memanjakan wajahnya. Dia menikmati momen ini.

Sedikit lega mendengar ceritanya, tapi ada perasaan takut jika suatu saat Bianca akan mengambil Genna darinya.

Jalanan yang sedang dilewatinya sekarang sangat sepi, tapi mata tajam Genna bisa melihat ada seseorang yang sedang dikeroyok oleh delapan orang. Orang itu sudah tidak berdaya tapi dengan teganya delapan orang itu memukulinya dengan balok.

Terkejut. Satu kata itu yang terjadi padanya sekarang. Bagaimana tidak Bagas-kakaknya sudah tidak berdaya ditangan delapan orang yang tidak dikenal.

Dia memberhentikan motornya sedikit jauh dari tempat kejadian.

Terasa motornya telah berhenti membuat Nadyne membuka matanya "Kok belum nyampe sih?" Tanya Nadyne, dia masih belum melihat apapun. Hanya wajah Genna.

Dengan tergesa-gesa dia mencari tempat aman untuk Nadyne bersembunyi, saat matanya melihat sebuah tempat sampah di dekat semak-semak dia membawa Nadyne kesana.

"Tutup telinga sama mata kamu, jangan kemana-mana sebelum aku balik kesini lagi." Instruksi Genna

Saat Genna hendak meninggalkan Nadyne, dia mengecup lembut kening Nadyne membuat Nadyne refleks menutup matanya. Kemudian berdiri akan berjalan kearah Bagas.

Nadyne yang melihat pengeroyokan pun mencekal tangan Genna "Janji gak bakal kenapa-napa." Dia mengangkat jari kelingkingnya.

"Janji." Menautkan kelingkingnya dengan kelingking mungil milik Nadyne. Sebelum pergi dia tersenyum tipis kemudian mengusap puncak kepala Nadyne.

Nadyne melakukan perintah yang Genna sebutkan, dia sudah berjongkok antara tempat sampah dan semak-semak, kemudian menutup matanya dan menutup telinga dengan kedua tangannya.

Genna menendang perut salah satu dari mereka, memukul rahang yang mencoba mendekat kepadanya. Dia menakis tangan dan kaki yang ingin menyerangnya.

Dia sedikit kewalahan tapi dia tidak mau kalah dari mereka yang bisa saja dia sebut BANCI. Kenapa tidak? Jika mereka disebut sebagai laki-laki maka tidak akan melakukan pengeroyokan.

Saat pertempuran terjadi, datang dua orang langsung membantu Genna yang melawan mereka sendirian. Membuat mereka bertiga menang melawan delapan orang itu.

Setelah kepergian delapan orang itu, mereka mendekati Bagas yang sudah tergeletak duduk bersandar pada motornya sambil memegang dadanya. Wajahnya terlihat banyak lebam dan darah segar keluar dari hidung dan ujung bibirnya.

GENNAIOS ✓Where stories live. Discover now