Fourty Five

12.2K 742 30
                                    

Vote Comment gaes
Maaf yah telat, tadinya gak update Minggu ini karena Comment yang kemaren aja sedikit:')
Tapi kayaknya diantara kalian ada yang nungguin. Yahh walaupun sedikit banget yang nungguinnya.

Aku juga lagi persiapan buat pengenalan kampus, kalau misalkan nanti aku lama gak update sorry yah:')

Aku juga lagi persiapan buat pengenalan kampus, kalau misalkan nanti aku lama gak update sorry yah:')

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading

"Mari saya antar. Tuan sudah menunggu di ruang makan."

Pria paruh baya itu mengangguk dan berjalan mengekori seorang wanita
yang sudah berkepala lima itu.

Setelah sampai di ruang makan, dia disuguhi dengan makanan yang banyak dan seorang pria yang sebaya dengannya sudah duduk disana.

"Kita sarapan sebentar." Ucap pria itu.

"Maaf Pak. Tapi-"

"Gak ada! cepet duduk! Dan satu lagi panggil saja saya Zayn, saya tidak suka perintah saya tidak dilaksanakan." Potong Zayn panjang lebar.

"Lagi pula istri dan anak kamu belum pulang kan? Pasti belum sarapan." Lanjutnya berucap setelah melihat Reynald duduk.

"Maaf tuan, sarapan den Genna saya bawa ke atas atau saya panggil Aden kesini?" Tanya seorang wanita yang tadi membawa Reynald ke ruang makan, dia seorang asisten rumah tangga di rumah mewah ini.

"Eum saya saja yang panggil." Kata Zayn yang berdiri dari duduknya.

"Sebentar yah Rey." Setelah menerima anggukan dari Reynald dia pergi menuju lantai atas.

Dia mengepalkan tangannya, kemudian mengetuk pintu pelan dan masuk tanpa sahutan dari orang yang berada di dalam kamar.

Dia tersenyum melihat wajah damai dan tampan putranya.

Genna yang merasa terganggu dengan kehadiran seseorang membuka matanya perlahan.

"Papah ganggu yah?" Tanya Zayn tidak enak.

Genna tidak menjawab, dia menatap datar orang yang kini duduk di tepi ranjang.

"Suruhan Papah udah laporin kejadian semalem ke kantor polisi." Jelasnya tanpa diminta.

"Kamu mau kan ngasih kesaksian?" Tanya Zayn penuh harap.

Genna mengangguk.

"Oh ya sarapan dulu yuk bareng Papah, ada Om Reynald juga." Ajak Zayn.

"Nana?" Akhirnya Genna mengeluarkan suaranya walaupun hanya satu kata pun tidak apa pikir Zayn.

Zayn tersenyum manis "Nana kan masih di Bali."

"Dia lagi ke psikiater."

Dia melihat wajah Genna yang sendu "Cuman checkup doang kok, gak usah khawatir. Dia udah sembuh."

GENNAIOS ✓Where stories live. Discover now