Thirty Nine

11.7K 733 23
                                    

Jangan lupa Vote and CommentKalo ada typo kabarin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa Vote and Comment
Kalo ada typo kabarin

Happy Reading

Sabtu, Pukul 13 : 00.

Bandara Husein Sastranegara Internasional Airport.

Mereka sudah tiba di Bandung. Ah rasanya ingin beristirahat di kasur yang empuk.

"Dijemput siapa Dyn?" Tanya Bu Ridha.

Dia bagai seorang ibu selama Nadyne jauh dengan ibunya Nina. Bu Ridha sangat baik dan banyak memberikan semangat juga motivasi.

Nadyne tersenyum kikuk "Genna Bu." Jawabnya sopan.

Bu Ridha mengangguk, setelah itu membuka ponselnya saat suara notifikasi terdengar tanda pesan masuk. Setelah membacanya Bu Ridha melihat ke arah Nadyne dengan tidak enak.

"Ibu udah dijemput suami Ibu. Mau bareng?"

"Aku nunggu Genna aja Bu." Genna sudah berjanji akan menjemputnya. Dia takut ketika dia sudah pulang, Genna malah menjemputnya kesini.

"Yaudah Ibu temenin."

"Gak usah Bu. Kasian suami Ibu nungguin." Tolak Nadyne mencoba sehalus mungkin.

"Gak papa."

"Beneran Bu. Gak usah." Tolaknya untuk kedua kalinya. Nadanya masih terdengar halus.

"Beneran?" Tanya Bu Ridha memastikan.

Nadyne tersenyum dan mengangguk meyakinkan "Iya Bu. Beneran."

"Yaudah Ibu duluan yah."

"Hati-hati Ibu."

"Kamu juga." Sebelum meninggalkan Nadyne, dia mengusap punggung Nadyne.

Menarik kopernya menjauh dari Nadyne yang hanya menatap kepergiannya.

Nadyne sudah duduk di kursi panjang dengan tas cokelat yang dia simpan di atas pahanya. Sudah setengah jam Genna belum juga datang, padahal dirinya lelah ingin beristirahat.

Pesannya pun tidak ada yang dibalas, bahkan panggilannya pun tidak ada yang diangkat, mungkin dia di jalan pikir Nadyne. Beberapa kali dia mengecek ponselnya. Takut Genna membalas atau menelpon balik, tapi ternyata tidak.

Apa Genna lupa bahwa dirinya pulang hari ini? Tidak mungkin kan?

Dia sudah berselancar di semua sosial media yang dia punya. Menunggu Genna yang tidak datang juga, sampai sudah dua jam dia duduk disana. Waktu terus bergerak membuatnya bosan berada lama disana. Jika Bandung macet apakah akan selama itu? Pikirnya.

"Udah jam 3 sore." Gumamnya mengecek jam yang melingkar di tangannya.

"Harusnya kalau dia ada urusan penting. Kabarin." Dia tersenyum kecut mengingat apa yang dilakukannya sendiri. Nadyne seperti orang bodoh yang menunggu dua jam lamanya.

GENNAIOS ✓Where stories live. Discover now