°53°

15.5K 2.4K 115
                                    

"Tuanku menginginkan nyawamu!"

Raja dan Ketiga Pangeran tersentak kaget ketika mendengar jawaban marah itu.

Mei Yue masih sangat tenang, lalu bertanya lagi. "Mengapa tuan mu menginginkan nyawaku?"

Tahanan itu menyeringai lebar, dan menjawab, "Tahanan ini hanya di perintahkan untuk mengambil nyawamu, tidak tahu detail lainnya."

Mei Yue mengangguk-angguk, paham. Tanpa ada yang menyadari, Mata Darah bangkit lagi, saat ia akan bertanya untuk pada tahanan ini untuk yang terakhir kalinya. "Siapa tuan mu?"

Mendengar pertanyaan ini untuk yang kedua kalinya, tahanan itu semakin marah. "Huang Mei Yue, aku tidak akan menjual nama tuanku sendiri, sekalipun aku mati!"

Apakah itu sebuah sumpah? Orang ini tidak akan menangis sampai dia melihat peti matinya sendiri, 'kan? Dia mencari kematian!

"Hehe, benarkah?" tanya Mei Yue dengan suara aneh, lalu sedikit mendekat dan membisikkan sesuatu. "Maaf, tapi aku harus memotong tubuhmu untuk melampiaskan kemarahan dan kesedihanku."

Wajah tahanan itu langsung memucat, sedangkan Mei Yue mundur satu langkah, ekspresinya berubah menyeramkan. Tanpa aba-aba, dia mengangkat Pedang Esnya, memotong tangan kanan dan menebas pinggang tahanan tersebut. Wajahnya yang terciprat darah membuat sosoknya terlihat semakin menyeramkan.

Pemandangan keji ini membuat para penjaga disana merasa ingin muntah dan pingsan. Ini terlalu menakutkan untuk dilihat! Putri tertua adalah iblis!

"Gantung tubuhnya di gerbang Ibu Kota! Putri ini ingin memberitahu semua orang konsekuensi dari perbuatan jahat mereka!" Mei Yue memerintahkan dengan dingin.

Sebenarnya, bukan itu tujuannya untuk menggantung mayat tersebut di gerbang Ibu Kota. Dia bertujuan untuk memancing orang yang ada dibalik layar. Saat Mata Darah bangkit, dia buru-buru masuk ke pikiran tahanan itu untuk mencari informasi yang dia butuhkan. Dan dia mendapatkannya! Dia tahu dalang dibalik semua ini, tetapi masih harus mengumpulkan cukup bukti untuk mengungkapkannya diwaktu yang tepat.

Tidak ingin menjadi korban selanjutnya, para penjaga itu segera memulihkan akal mereka. Membuka sel, lalu masuk untuk membawa potongan-potongan tubuh itu. Terlihat menjijikkan sekaligus mengerikan!

Saat pintu sel terbuka, Mei Yue keluar sambil menyeret pedangnya seperti sebelumnya. Dia hanya melewati Raja dan Ketiga Pangeran itu, tanpa melirik mereka sedikitpun.

Raja dan Ketiga Pangeran benar-benar tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Mereka terdiam untuk waktu yang lama, sampai bau darah menyebar ke ruangan gelap dan kumuh itu, menyakiti hidung mereka.

Saat tersadar, Raja sangat marah. Tanpa banyak informasi yang mereka dapat, Mei Yue telah membunuh satu-satunya tahanan yang tersisa. Ini tidak bisa dibiarkan!

Dia akan mengejar Mei Yue yang telah menghilang dari penjara bawah tanah, saat Su Yu buru-buru menghadangnya.

Dia memberikan tatapan dingin kepada putra bungsunya itu. "Apa yang kau lakukan, Pangeran Keenam? Kau berani menghalangiku?" Tanyanya dengan tidak senang.

Yuwen dan Yi Fei juga memberinya tatapan dingin, dan tidak senang. Mei Yue pantas mendapatkan hukuman atas perbuatannya yang semena-mena, pikir mereka.

Su Yu menarik nafas dingin. Kalian semua bajingan, batinnya. Suaranya dingin saat dia berbicara dengan nada rendah. "Ayah, saat ini kakak sedang sedih. Seharusnya Ayah mengerti bagaimana perasaan kakak sekarang."

Raja kembali terdiam untuk waktu yang lama.

Su Yu tahu bahwa sang Raja saat ini sangat marah, tapi dia tidak sebodoh itu untuk memberi kakak perempuannya masalah, dan membiarkannya di hukum. Kematian Peiyu sudah cukup untuk membuat kakaknya hampir gila, jadi bagaimana mungkin kakaknya itu dapat berfikir jernih, dan rasional?

"Ayah, biarkan kakak menenangkan dirinya untuk saat ini," ucapnya, berusaha untuk meyakinkan.

Raja tidak berbicara sepatah katapun, menganggap ucapan Su Yu sebagai udara. Dia melewati putra bungsunya itu begitu saja, keluar dari penjara bawah tanah.

Yuwen, dan Yi Fei segera menyusul Raja. Mereka berhenti sejenak di depan Su Yu, memberinya tatapan yang lebih dingin dari sebelumnya.

"Kau bodoh," kata Yi Fei, tanpa ekspresi.

Mendengar ini, Su Yu tertawa dingin. "Haha, jika aku bodoh, maka kalian brengsek," balasnya, lalu meninggalkan mereka berdua yang tertegun.

•••

Bohong, jika Su Yu bilang Yuwen dan Yi Fei adalah kakak yang paling memahami dirinya.

Selama ini, dia begitu bodoh dan tidak menyadari betapa Mei Yue sangat menyayanginya, memahaminya, dan selalu berusaha untuk melindunginya. Meskipun dulu dia terlihat seperti tidak mau menerima kakak perempuannya itu, dia hanya sekedar mematuhi apa yang dikatakan oleh ayah dan kedua kakak laki-lakinya.

Permaisuri Yue meninggal saat dia masih berusia tiga tahun, dia bahkan lupa seperti apa rupa ibunya sendiri. Namun, ketika dia mendengar bahwa Mei Yue terlahir dengan wajah yang mirip dengan Permaisuri Yue, dia mulai memperhatikannya, berharap gadis itu akan menjadi kakak yang selalu menyayangi dan melindunginya. Namun, di Kerajaan Huang, kekuatan adalah segalanya. Karena Mei Yue lemah, orang-orang mengucilkannya, diapun juga di perintahkan untuk menjauhi kakak perempuannya itu. Padahal dia ingin sekali Mei Yue memeluknya, memberinya kehangatan, dan kasih sayang seorang saudara perempuan sebagai pengganti ibu.

Sejak kecil, Su Yu memang selalu dimanjakan, dia selalu mendapatkan segala yang dia inginkan. Segalanya, kecuali cinta dan kasih sayang.

Dia tidak pernah benar-benar berniat untuk mengucilkan, apalagi sampai menyingkirkan kakak perempuannya sendiri.

Setiap kali dia menatap Mei Yue dengan tatapan simpati, orang-orang akan segera memperingatkannya dengan tegas.

"Su Yu, jangan sekali-kali bersimpati pada sampah keluarga kita!"

Itu yang mereka katakan.

Saat Mei Yue dihukum karena telah menyinggung Permaisuri An, dan di kirim ke Istana Barat, dia sangat ingin melindunginya, namun kedua saudara laki-lakinya memperingatinya agar tidak campur tangan.

Andai saja dia tahu bahwa saat itulah Putri Mei Yue yang sebenarnya meninggal, mungkin dia benar-benar akan menyesal dan melakukan balas dendam untuk kakak perempuannya.

Su Yu tersenyum getir saat dia mengingat kembali kejadian di Hutan Timur. Kematian Peiyu berdampak besar bagi kakaknya, dia terlihat sangat sedih dan kosong.

"Kak, maafkan aku."

***
G tau dah aku ngetik apaan!!!

[✓] The Reincarnation Mission Of The Yin GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang