°51°

16K 2.5K 126
                                    

Sabar ya, sabar... g boleh menghujat Mei Yue, oke?

Hehe:v

***

Pertarungan masih terus berlanjut. Pihak musuh mulai tertekan, sebagian dari mereka mati dengan cara yang sangat tragis.

Baik Mei Yue dan Su Yu, tidak ada yang menunjukkan belas kasihan. Lagi pula, untuk apa? Tidak ada gunanya mengasihani musuh.

Dua bersaudara ini selalu menyembunyikan sisi kejam mereka. Di luar, mereka terlihat seperti orang baik dengan hati yang tulus dan murni. Tapi di dalam, mereka tidak ada bedanya dengan iblis.

Mei Yue terlalu fokus dengan musuh di depannya, sehingga tidak menyadari keberadaan salah satu musuh yang mencoba menikamnya dari belakang dengan sebuah belati.

Lagi-lagi dia lengah.

Peiyu yang melihat aksi itu berteriak panik sambil berlari sekencang mungkin menuju tuannya. "Tuan Putri, awas!"

Mendengar teriakan tersebut, Mei Yue menoleh ke belakang, namun...

Jleb!

"PEIYU!!!"

Belati itu menusuk tepat di jantung Peiyu, menyebabkannya memuntahkan seteguk darah hitam.

Belati itu beracun!

Mei Yue tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat. Dia memeluk tubuh mungil gadis itu yang ambruk ke tanah.

"Peiyu, dasar bodoh! Apa yang kau lakukan?!"

Su Yu melihat kejadian itu, terkejut tak percaya. Dia segera menghabisi orang yang telah menikam Peiyu. Tapi sekarang, dia tidak punya waktu untuk berduka, dan terus melawan musuh yang tersisa.

Kejadian itu berlangsung begitu cepat. Sulit bagi orang-orang untuk mempercayainya. Pipi mulus Mei Yue basah oleh air mata.

"Kenapa kau melakukan hal bodoh itu?! Mengapa kau seperti ini?! Mengapa?!" Mei Yue mengamuk di sela-sela tangisannya.

Di pelukan tuannya, Peiyu tersenyum lembut.

"Tuan Putri... Demi... Me-lindungi A-anda... Aku ti-dak ta-kut... Mati..." Dia berkata dengan terbata-bata.

Mei Yue dengan cepat menggeleng. "Tidak, tidak! Kau tidak boleh mati! Kau tidak boleh meninggalkanku!"

"T-tuan Putri... suatu kehormatan bagiku... bisa melayani... dan melindungi mu..." Peiyu masih terus berusaha untuk bicara.

"Jangan bicara lagi, kau harus tetap hidup!" Mei Yue tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Belati itu mengandung racun yang tidak dia ketahui, jadi bagaimana dia bisa mengobatinya?

Peiyu memandangi langit yang tampak mendung, senyum masih terpasang di wajahnya.

"Di kehidupanku yang selanjutnya... aku... masih ingin melayani Anda..."

Setelah kata-kata tersebut terucap, mata yang selalu menunjukkan kelembutan dan kehangatan itu tertutup untuk selamanya. Tidak ada lagi nafas yang berhembus, jantung tak lagi berdetak. Bersamaan dengan itu, hujan tiba-tiba turun dengan lebat.

"Tidak, tidak, tidak! Jangan mati, aku mohon! Jangan mati! Jangan mati!"

Mei Yue terus mengguncang tubuh yang sudah tak bernyawa itu. Dia merasa sebagian dari jiwanya telah menghilang. Tatapannya kosong, tubuhnya bergetar hebat.

Peiyu mati karena melindunginya.

Peiyu mati karena kelalaiannya.

Mei Yue menarik rambutnya, frustasi. Tidak, ini tidak mungkin! Dia menolak kenyataan bahwa Peiyu telah meninggal! Tapi... apalagi yang bisa dia perbuat? Mengapa takdir begitu kejam? Mengapa Tuhan terus mengambil nyawa orang yang dia sayang?

"AAAAAAAAA!!!"

Mei Yue berteriak histeris. Air matanya menyatu dengan air hujan yang telah membuatnya basah kuyup, tangisannya terdengar sangat memilukan. Dia memukul dadanya sendiri yang terasa sesak, bahkan sulit rasanya untuk bernafas.

Tangis Mei Yue pecah untuk pertama kalinya setelah tiga tahun lalu, dan karena kejadian yang sama, yaitu kehilangan orang yang berharga.

Kejadian seperti apa yang dialami Mei Yue tiga tahun yang lalu?

•••

Di dahan pohon besar itu, FengYin merasa bimbang, dia tidak mengharapkan kejadian ini.

Melihat gadis yang dia sukai menangis seperti itu, benar-benar membuatnya sakit hati.

Tapi, apa yang bisa dia lakukan selain mengawasinya?

•••

Di ruang kerjanya, Raja Huang mengamuk. Barang-barang yang ada di meja, semuanya kini berserakan di lantai. Dia cukup marah untuk membunuh seseorang.

Dia menjadi seperti ini ketika seorang pengawal rahasia yang mengawasi Mei Yue dan Su Yu, melaporkan kejadian di Hutan Timur.

Segera, setelah menerima laporan, dia memerintahkan kepada Jendral Han, dan kedua putranya untuk pergi ke hutan itu.

"Bawa adik kalian kembali dengan selamat!" Raja berteriak marah.

Yuwen, dan Yi Fei mengangguk patuh, mereka tidak bisa apa-apa jika menghadapi kemarahan Raja.

Bersama Jendral Han, dan pasukannya, mereka bergegas menuju Hutan Timur.

Dengan kecepatan tinggi, tidak butuh waktu lama bagi rombongan mereka untuk sampai ke lokasi kejadian.

Saat tiba disana, keadaan sangat kacau. Su Yu bertarung melawan musuh seorang diri, sedangkan Mei Yue terus meraung dan menangis dengan mayat Peiyu didalam pelukannya.

Ini...

Mereka tidak tahu apa yang telah terjadi, terlalu terkejut dengan semua ini, dan akhirnya diam di tempat untuk beberapa waktu.

Di tengah-tengah pertarungan, Su Yu tidak tahan melihat mereka yang diam seperti orang mati. Melihat kakak perempuannya menangis histeris seperti itu saja sudah cukup untuk membuat hatinya terluka. Tapi orang-orang ini...

Dia menggertakkan giginya, lalu mengutuk dengan marah, "Kalian bajingan! Apa yang kalian lakukan disana?! Mengapa diam saja?! Ayo, cepat bantu aku, brengsek!"

Bala bantuan itu memulihkan akal mereka, dengan cepat membantu Su Yu melawan musuh-musuh yang tersisa.

Pasukan yang dibawa oleh Yuwen, dan Yi Fei, cukup untuk mengalahkan musuh berjubah hitam ini.

Karena unggulnya jumlah mereka sekarang, orang-orang berjubah hitam itu berhasil di tangani. Tiga diantara mereka dibiarkan hidup untuk di interogasi.

Dengan hati yang berat, ketiga pangeran itu mendekati Mei Yue yang masih terisak tangis dengan Peiyu di pelukannya. Mereka cukup mengerti bagaimana perasaan gadis itu. Dan lagi, mereka tahu betul seberapa eratnya hubungan antara tuan dan pelayan itu.

"Mei..." Yuwen berusaha membujuknya dengan lembut.

Dengan tubuh bergetar, Mei Yue mengangkat kepalanya, menatap saudara laki-lakinya dengan wajah yang menyedihkan.

"Dia mati... dia mati demi melindungiku!" Mei Yue berkata sambil terisak. Hatinya benar-benar hancur saat ini.

Untuk yang ke sekian kalinya, dia merasakan betapa sakitnya kehilangan.

***

🙂🚮

[✓] The Reincarnation Mission Of The Yin GodTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon