°55°

15.5K 2.3K 112
                                    

"Hehe, Selir Fu, bukankah Anda sedang menderita sakit parah?"

Mendengar pertanyaan ini, Selir Fu segera merasa tidak nyaman, namun dia masih mempertahankan sikapnya yang lemah lembut, dan tampak tak berdaya.

"Tuan Putri, bagaimanapun, semua adalah kesalahan Selir ini juga. Anda mengambil risiko demi menemukan obat untuk menyembuhkan Selir ini," katanya, terlihat merasa bersalah.

Mengambil risiko?

Mei Yue tertawa dingin di dalam hatinya. Sedangkan di Ruang Roh, Ya Jun berubah menjadi tidak senang mendengar kata-kata wanita itu.

Mei Yue meletakkan sup pemberian Selir Fu di meja, dan baru saja akan membuka mulutnya ketika Ibu Suri Nuwa tiba-tiba saja masuk. Wanita tua itu mengungkapkan ekspresi sedih saat dia duduk disisinya yang lain, dan mengambil tangannya dengan lembut.

Melihat ini, Mei Yue bahkan tidak perlu repot-repot untuk memberi salam kepadanya, dia bahkan juga tidak berniat untuk membiarkan wanita tua itu duduk. Ekspresinya sekarang mungkin terlihat sedih, namun jauh di dalam hatinya hanya ada murni kebencian.

"Mei, jangan bersedih lagi, ya." Ibu Suri tampak membujuk cucu perempuannya itu dengan lembut.

"Nenek, Mei benar-benar menyayangi Peiyu." Mei Yue membalas. Dia mengatur ekspresinya menjadi sesedih mungkin.

Ibu Suri terlihat tak berdaya. Dia segera menarik gadis itu kedalam pelukannya yang hangat. Jika ini dulu, mungkin Mei Yue benar-benar akan merasa nyaman di dalam dekapan wanita tua ini, namun sekarang dia merasa jijik. Bahkan dia merasa ingin mendorongnya sampai jatuh.

Sementara kedua orang itu berpelukan, Selir Fu dibiarkan begitu saja disisi lain, menonton mereka. Ketidaksenangan melintas dimatanya. Selain dia, dan mendiang Permaisuri Yue, wanita mana lagi yang berhak mendapatkan kasih sayang dari Ibu Suri? Dia tidak mau mempercayai ini!

Ibu Suri melepaskan pelukannya, dan menghela nafas berat. "Mei, kau pasti sangat sedih. Nenek mengerti perasaanmu," ucapnya simpati.

Mengerti perasaanku?

"Ah, sayang sekali dayang Peiyu harus merenggut nyawa dengan tragis demi melindungi mu." Ibu Suri menambahkan, ekspresinya benar-benar membuat orang tertipu.

"Benar sekali, aku kasihan padanya." Selir Fu menyetujui.

Siapapun yang mendengar, pasti tahu makna dari ucapan kedua wanita itu. Yang mereka maksud adalah sangat disayangkan Peiyu mengorbankan nyawanya hanya demi Mei Yue yang dulunya merupakan Putri tak berguna, dan pernah dikucilkan.

Mei Yue tidak semudah itu untuk di provokasi, jadi dia memilih untuk mengikuti permainan mereka. Dia menghela nafas berat, seolah merasa bersalah, lalu berkata dengan tak berdaya, "Yah, sayang sekali. Seharusnya aku tidak pergi ke Hutan Timur untuk mencari obat. Dengan begitu, semua ini tidak akan pernah terjadi."

Ruangan itu mendadak sunyi.

Ibu Suri dan Selir Fu, keduanya cukup pintar untuk memahami perkataan gadis itu. Maksudnya, seharusnya gadis itu tidak pergi ke Hutan Timur demi mencari obat untuk Selir Fu. Dengan kata lain, jika Selir Fu benar-benar sakit, biarkan dia mati tanpa perlu repot-repot mencari obat untuk membuatnya sembuh.

Selir Fu benar-benar tidak senang sekarang, namun dia masih mengenakan ekspresi lemah lembutnya demi menyembunyikan kecurigaan. Jika Mei Yue tahu semuanya, dia tidak punya lagi harapan untuk hidup.

Dan jika Ibu Suri mengetahuinya juga, wanita tua itu akan mati karena marah.

Ibu Suri saat ini hanya terdiam dengan ekspresi dingin. Dia berfikir, Mei Yue sama sekali tidak menghargai Selir Fu, orang yang sering merawatnya dulu. Gadis ini tidak mungkin membenci Selir Fu, tangan yang telah memberinya makan!

Cukup lama, keadaan semakin sunyi, bahkan canggung. Tak ada satupun dari mereka yang berniat bicara. Tapi tak lama kemudian, Ibu Suri bangkit dari duduknya.

"Mei, nenek masih punya sesuatu untuk diurus, kau beristirahatlah dengan baik," ucapnya lembut. Dia kini kembali memakai ekspresi lembut dan penuh kasih.

Mei Yue mengangguk patuh, membiarkan kedua wanita itu pergi. Dia juga tidak punya niat untuk menahan mereka berlama-lama di sini, itu membuat suasana hatinya semakin memburuk.

Setelah ruangan itu benar-benar sunyi, hanya tersisa dirinya yang terdiam, ketiga pengawal pribadinya tiba-tiba muncul dari bayang-bayang.

"Tuan Putri, harusnya kita tidak menyinggung mereka," ujar Chyou. Dia sedikit cemas dengan keadaan yang semakin tak menentu sekarang.

Mereka bertiga sendiri, sejak tadi sama sekali tidak meninggalkan tempat itu. Mereka bersembunyi dalam bayangan, dan mendengarkan semua pembicaraan wanita-wanita itu.

Mendengar ucapan Chyou, Mei Yue tersenyum penuh arti, dan berkata dengan suara aneh, "Kita seharusnya menabur perselisihan diantara mereka."

Rencananya sejak awal adalah mengaduk-aduk kerajaan ini kedalam masalah. Sejak bertemu dengan jiwa Putri Mei Yue yang asli, dan mendengar semua cerita di masa lalu, dia bertekad untuk tidak akan melepaskan siapapun yang pernah terlibat. Bahkan dengan membantai seluruh keluarga kerajaan pun, itu tidak akan membuat balas dendamnya selesai. Sudah lama dia memikirkan segala macam bentuk balas dendam, tapi tak satupun dari rencana itu yang pernah dia gunakan. Jika dia benar-benar bertekad untuk menghabisi Keluarga Huang, dia pasti sudah lama bergerak. Tapi, hanya Tuhan, dan dia sendiri yang tahu skema macam apa yang telah dibuatnya. Demi balas dendam yang manis, dia tidak ingin terlalu terburu-buru. Butuh banyak persiapan untuk membuat segalanya berjalan sesuai rencana.

Tuan Putri, aku—Agen Mei—akan membuat mereka merasakan apa itu artinya rasa sakit, dan penderitaan!

•••

Ekspresi Selir Fu bercampur antara kesal dan cemas. Ia mengusir semua pelayan, lalu buru-buru masuk ke kamar.

"Dia tidak meminum sup pemberianku, mengapa?!" Wanita berusia tiga puluh lima tahun itu meraung marah sambil melemparkan barang-barang disekitarnya.

Jika orang-orang melihatnya saat ini, mungkin mereka akan mengira ia kerasukan roh jahat. Pasalnya, Selir Fu terkenal akan kelembutan dan kebaikan hatinya, tidak ada yang pernah melihatnya emosi seperti ini.

Ditengah-tengah amarahnya, wanita itu tiba-tiba teringat akan satu hal, lalu mengeluarkan sesuatu dari lengan hanfu-nya. Itu adalah sebuah botol porselen kecil yang berisi cairan kental berwarna merah pekat.

Wajahnya memucat, ia mulai memikirkan berbagai macam skenario buruk yang bisa menjadi ancaman baginya.

"Tidak mungkin... Huang Mei Yue, gadis sialan itu tidak mungkin tahu, 'kan?!"

***

[✓] The Reincarnation Mission Of The Yin GodWhere stories live. Discover now